Category: Periostitis
Kondisi medis yang disebut dengan periostitis ini merupakan sebuah gangguan kesehatan yang menyebabkan penderitanya menderita sakit ringan pada area kaki bagian bawah. Rasa sakit tersebut biasanya terjadi pasca melakukan aktivitas berlari atau melompat. Diketahui pula bahwa kondisi periostitis inilah yang mengakibatkan periosteum atau peradangan selaput jaringan yang ada di sekeliling tulang.
Periostitis bisa terjadi secara berulang, khususnya pada orang-orang yang sering beraktivitas fisik seperti melompat, mengangkat beban yang berat dan juga berlari. Salah satu jenis periostitis yang paling sering dialami oleh para pelari adalah shin splints. Shin splints dapat dialami seseorang karena munculnya tekanan berulang di bagian tulang kering. Untuk lebih dapat mewaspadai periostitis, berikut ulasan singkatnya.
Penyebab
Faktor penyebab terjadinya periostitis terbagi menjadi 2, yakni penyebab periostitis akut dan kronis. Tergantung dari tingkat keparahan kondisi, kita bisa melihat dan mengenali lebih jauh tentang faktor-faktor pemicunya.
- Penyebab Periostitis Tahap Akut
Untuk periostitis akut, perkembangannya bisa terjadi berasal dari bermacam-macam jenis infeksi pada tubuh bagian lain serta beberapa jenis kondisi kesehatan lainnya, seperti:
- Infeksi saluran kencing.
- Infeksi tulang seperti osteomielitis dan periodostitis proliferatif.
- Infeksi penyakit menular seksual atau PMS seperti sifilis.
- Luka-luka yang dibiarkan atau tak kunjung sembuh. Hal ini rupanya juga dapat menjalar semakin dalam hingga akhirnya berpengaruh pada tulang dan menjadi penyebab periostitis.
- Diabetes
- Penyakit autoimun tertentu.
- Kelainan darah.
- Leukemia
Mungkin bakteri Staphylococcus sudah tak asing lagi bagi kita, bakteri jenis ini dan lainnya dianggap sebagai penyebab infeksi yang mampu membuat sistem daya tahan tubuh menurun karena infeksi kulit yang disebabkannya. Ketika infeksi kulit semakin memburuk dan sampai di tulang, otomatis bisa terjadi periostitis.
- Penyebab Periostitis Tahap Kronis
Periostitis yang sudah kronis biasanya bisa dipicu oleh tekanan berulang yang dialami oleh tulang di mana hal ini lebih umum diderita oleh para atlet serta orang-orang yang berisiko tinggi memiliki shin splints. Karena tekanan berulang itulah terjadi perubahan peradangan yang bertanggung jawab untuk periostitis.
Faktor Risiko
Pada kasus periostitis akut, beberapa hal yang mampu meningkatkan potensi seseorang mengalami periostitis antara lain adalah:
- Infeksi aliran darah.
- Fraktur terbuka di mana kondisi ini adalah fraktur tulang yang bisa sampai menusuk kulit.
- Sirkulasi darah yang kurang baik.
- Operasi ortopedi, seperti misalnya operasi penggantian sendi.
Sementara itu, pada kasus periostitis kronis, beberapa faktor inilah yang menjadi peningkat risiko seseorang terkena periostitis dalam tahap yang lebih serius.
- Berprofesi atlet, penari, atau tentara.
- Penyakit Osgood-Schlatter; pada umumnya penyakit ini diderita oleh anak laki-laki yang sedang bertumbuh serta berperilaku aktif, dan kondisi ini merupakan peradangan pada lutut.
[AdSense-B]
Gejala
Pada hampir seluruh penyakit, ada kondisi tertentu yang kita sebut sebagai gejala dan gejala inilah yang biasanya dikeluhkan oleh penderita sebelum kemudian diperiksa untuk menentukan jenis penyakit yang menyerang. Seperti sebelumnya saat membahas penyebab periostitis, gejala pun dibagi menjadi dua tergantung pada tingkat kondisi, akut ataukah sudah dalam tahap kronis.
Gejala Periostitis Akut
Untuk kasus periostitis akut, ada beberapa keluhan paling umum yang akan diderita oleh penderitanya, seperti halnya:
- Pembentukan nanah.
- Demam
- Tubuh panas dingin dan menggigil.
- Timbul rasa sakit yang begitu hebat.
- Bengkak pada jaringan sekitar tulang.
- Sulit menahan berat badan terutama di bagian tungkai yang terserang.
Gejala Periostitis Kronis
Ketika periostitis tanpa disadari sudah masuk pada tahap kronis, pada umumnya peradangan dan pembengkakan pasti terjadi yang juga meliputi shin splints sementara. Rasa sakit pun akan menghantui di bagian tulang yang diakibatkan oleh periostitis non-infeksi. Saat disentuh pada bagian yang sakit tersebut akan terasa lembut. Justru penderita periostitis kronis tak begitu kelihatan sakit seperti sedang menderita periostitis. Waspadai akan rasa sakit yang sampai memengaruhi tulang belakang dan tulang panjang di sepanjang lengan walau periostitis paling umum menyerang bagian tulang kaki.
[AdSense-A]
Diagnosa
Gejala paling umum pada umumnya adalah bengkak dan rasa lembut pada tibia dan ketika hal ini dialami oleh penderita, tentu saja hal ini mendukung positifnya diagnosa mengarah pada periostitis. Hanya saja, pemeriksaan fisik dan riwayat kesehatan perlu juga disusul dengan beberapa metode diagnosa lainnya seperti di bawah ini.
Tes MRI merupakan metode diagnosa pemindaian yang akan mendukung hasil pemeriksaan serta membantu dokter dalam mendeteksi periostitis. Ketika dilakukan MRI scan, otomatis patah tulang stres akan terkesampingkan. Pada sejumlah kasus, MRI biasanya menunjukkan adanya fraktur stres yang bisa saja terjadi sebagai akibat dari luka periostitis yang tak mendapatkan penanganan secara tepat.
- Sinar-X
X-Ray atau sinar-X merupakan jenis metode diagnosa lainnya yang mendukung untuk menghilangkan kemungkinan patah tulang. Walau pemeriksaan sinar-X dianjurkan oleh dokter, pada umumnya metode diagnosa ini kurang begitu membantu dalam pendeteksian kerusakan atau adanya iritasi di periosteum sebab hasil yang muncul justru terlalu sering negatif pada banyak kasus.
- Tes Darah Lengkap
Pemeriksaan darah juga dokter akan sarankan karena dengan pemeriksaan inilah akan dapat ditentukan jumlah sel darah putih di dalam tubuh pasien. Dari pemeriksaan ini jugalah akan ditemukan adanya bukti bahwa tubuh pasien sudah terkena infeksi atau tidak.
- Pemindaian Tulang/Bone Scan
Proses pemeriksaan seperti pemindaian tulang merupakan salah satu pemeriksaan paling berguna dalam mengonfirmasi hasil diagnosis. Hasil pemindaian kerap kali menunjukkan tingginya aliran darah serta level aktivitas yang meningkat pada wilayah tulang kering, di mana hal ini berlaku lebih kepada para penderita periostalgia.
Pengobatan
Karena penyebab dan gejala dibagi menjadi 2 kondisi, yakni tahap akut dan kronis, maka pengobatan pun dibagi menjadi 2 sesuai dengan tingkat keparahan gejala sekaligus juga apa yang mendasari terjadinya periostitis.
Pengobatan Periostitis Akut
Ada jenis antibiotik tertentu yang biasanya dokter akan berikan supaya infeksi yang terjadi penyebab periostitis akut dapat terobati. Hanya saja tetaplah ada kemungkinan bahwa infeksi kemudian membentuk cairan atau nanah pada tubuh penderita. Bila sudah begini, dokter pun perlu melakukan pembedahan atau langkah operasi supaya bisa mengeluarkan cairan atau nanah tersebut secara total.
Bedah debridement adalah solusi yang juga kiranya dokter dapat ambil apabila risiko penyebaran infeksi cukup tinggi sehingga perlu dicegah. Demi dapat menghilangkan jaringan tulang yang kemudian berubah nekrotik sebagai efek dari infeksi, bedah debridement menjadi pilihannya.
Pengobatan Periostitis Kronis
Ketika periostitis kronis diakibatkan oleh cedera yang berhubungan dengan tekanan berulang, mengistirahatkan bagian yang sakit, mengangkatnya dan juga mengompres akan jauh lebih membantu. Membatasi aktivitas fisik adalah kunci untuk pemulihan diri lebih cepat. Bila nyeri terlalu mengganggu dan tidak nyaman, gunakan obat anti-inflamasi. Terapi fisik kemungkinan diperlukan saat cara-cara sebelumnya kurang efektif atau bahkan dibutuhkan suntukan steroid supaya radang mereda.
Adakah cara mencegah periostitis?
Apabila memang diri kita telah mengetahui akan risiko cedera yang tinggi, pastikan untuk mencegahnya melalui tindakan-tindakan seperti berikut ini:
- Melakukan peregangan dinding untuk bagian tendon Achilles dan otot betis.
- Berjalan kaki yang lalu disusul dengan peningkatan kecepatan saat berjalan secara bertahap.
- Mengenakan alas kaki yang pas dan nyaman serta yang benar-benar dapat melindungi bagian tumit dan kaki depan.
- Meminimalisir trauma tulang kering dengan berjalan atau berlari di atas permukaan lantai atau tanah yang tak rata, bahkan juga bisa dilakukan di atas rumput sebagai bentuk terapi.
Periostitis sebaiknya tidaklah disepelekan dan kiranya dengan informasi mulai dari penyebab hingga cara mengatasinya dapat bermanfaat bagi kita sekalian. Jalani gaya hidup sehat dengan mengikuti berbagai tips diet sehat yang meliputi makan makanan sehat bernutrisi serta diimbangi aktivitas fisik yang membugarkan.