Penyakit Celiac adalah sejenis penyakit yang ada hubungannya dengan pencernaan. Ketika terjadi reaksi negatif pada pencernaan seseorang saat atau sesudah mengonsumsi gluten, maka inilah kondisi yang dinamakan dengan penyakit Celiac. Bagi yang belum familiar dengan gluten, gluten ini merupakan sebuah jenis protein yang dapat ditemukan di sejumlah sereal, seperti halnya gandum, gandum hitam maupun barley/jelai.
Dari penjelasan singkat tersebut, banyak yang kemudian beranggapan bahwa celiac adalah sebuah reaksi alergi biasa atau intoleransi gluten. Berbeda dari kedua jenis kondisi tersebut, penyakit ini lebih kepada jenis penyakit autoimun yang artinya tubuh mengalami kesalahan dalam mengenali senyawa yang ada pada gluten sebagai hal yang mengancam tubuh.
Karena kesalahan tersebut akhirnya justru sistem daya tahan tubuh akan melakukan penyerangan terhadap senyawa tersebut yang bisa berimbas pada jaringan tubuh yang sehat. Risikonya cukup buruk apabila kondisi ini dibiarkan begitu saja karena dapat menyebabkan timbulnya peradangan. Peradangan ini kemudian mampu menjadi perusak dinding usus apabila penyerangan sistem imun terhadap jaringan tubuh sehat terus terjadi.
Bedanya Celiac dengan alergi biasa adalah bahwa alergi justru biasanya hanya menyerang saluran pencernaan kecil. Saluran ini merupakan lokasi makanan berjalan sesudah meninggalkan perut. Jenis penyakit ini mungkin tidak terlalu umum di Indonesia, tapi sangat banyak dialami oleh keturunan Eropa Barat dan diketahui bahwa kondisi ini tak dapat disembuhkan total.
(Baca juga: penyebab kram perut)
Adanya reaksi tak wajar yang berasal dari sistem imun tubuh terhadap gluten merupakan penyebab utama dari penyakit Celiac dan oleh karena itulah, penyakit ini termasuk dalam gangguan autoimun. Hanya saja, bila Anda bertanya tentang apa faktor yang menyebabkan reaksi tak wajar tersebut, hingga kini belum diketahui jelas.
Antibodi akan terproduksi di dalam tubuh oleh sistem daya tahan tubuh ketika menganggap gluten sebagai ancaman yang bisa membahayakan tubuh. Antibodi ini kemudian akan menyebabkan kerusakan pada villi alias bulu-bulu halus yang berada di permukaan usus. Karena kerusakan terjadi di bagian tersebut, gangguan pencernaan pun terjadi.
Gangguan pencernaan yang dimaksud di sini adalah adanya kondisi penyerapan nutrisi yang tidak lancar dan menjadi kurang kesempurnaannya. Aktifnya penyakit Celiac terkadang baru terjadi pasca prosedur pembedahan, saat hamil maupun pasca persalinan, gangguan emosional tingkat tinggi atau karena infeksi virus. Ada berbagai faktor yang rupanya mampu mendukung terjadinya penyakit ini.
Berikut di bawah ini juga merupakan sejumlah faktor peningkat risiko dari terjadinya penyakit Celiac yang cukup umum:
Bagi beberapa orang dengan masalah kesehatan tertentu, potensi penyakit Celiac menjadi jauh lebih besar. Jenis riwayat kesehatan tertentu yang dimaksudkan di sini adalah penyakit seperti kolitis ulseratif, diabetes tipe 1, sindrom Sjorgen, penyakit autoimun, sindrom Turner, down syndrome serta gangguan saraf.
Jika ada riwayat penyakit Celiac dalam keluarga yang artinya salah satu anggota keluarga ada yang menderita penyakit ini, maka otomatis risiko seseorang untuk terserang penyakit yang sama lebih besar. Ini bisa terjadi ketika terutama orang tualah yang memiliki penyakit Celiac ini sehingga anaknya berkemungkinan besar menderitanya juga.
Faktor risiko satu ini lebih kepada kondisi seseorang di masa kanak-kanaknya, seperti mengalami infeksi di bagian sistem pencernaannya. Ketika semasa anak-anak pernah terserang infeksi rotavirus, maka ketika ia bertumbuh dewasa, potensi terkena penyakit Celiac pun akan jauh lebih besar. Penanganan infeksi tersebut dari awal pada waktu masih anak-anak sangat diperlukan.
(Baca juga: kelainan autoimun)
Seperti halnya kondisi atau gangguan kesehatan lain pada umumnya, penyakit Celiac pun dapat menimbulkan beberapa keluhan bagi penderitanya. Berikut di bawah ini adalah sejumlah gejala umum yang dialami oleh kebanyakan penderita penyakit Celiac meski tidak selalu harus semua gejala.
Diare adalah gejala paling umum yang pasti dirasakan oleh penderita Celiac yang biasanya disebabkan oleh sistem pencernaan yang tidak mampu menyerap nutrisi makanan seperti normalnya. Gangguan seperti ini dinamakan juga dengan istilah malabsorpsi. Karena penyerapan nutrisi tak berjalan dengan sempurna, ini akhirnya menjadikan feses mengandung lemak tingkat tinggi.
Terjadi juga perubahan pada bentuk dan juga bau dari kotoran yang dikeluarkan dari tubuh penderita Celiac, seperti misalnya bau yang sangat-sangat tidak sedap lebih daripada bau kotoran biasanya. Bahkan tak hanya itu, kotoran yang dikeluarkan juga disertai busa serta minyak yang dikarenakan adanya tingkat lemak tinggi di dalam tinja tersebut.
Rasa kesemutan juga dapat terjadi pada penderita penyakit Celiac yang juga disertai mati rasa. Biasanya hal ini lebih sering menyerang bagian ujung jari kaki dan tangan. Hal ini biasanya terjadi karena sistem saraf yang sudah rusak sehingga akan lebih sering kesemutan hingga mati rasa yang tak nyaman.
Bengkak dapat terjadi di beberapa area tubuh penderita penyakit Celiac dan paling umum pembengkakan bisa dialami di bagian tungkai kaki, lengan, telapak kaki dan juga tangan. Pembengkakan dapat terjadi akibat cairan yang menumpuk pada jaringan tubuh sehingga memang menjadi sebuah kondisi yang tak membuat penderitanya nyaman sama sekali.
Gejala-gejala Umum Lainnya
Selain dari yang sudah disebutkan sebelumnya, ada pula beberapa keluhan lain yang termasuk sering dialami penderita penyakit Celiac, seperti misalnya:
Gejala Penyakit Celiac pada Bayi
Ada gejala yang juga umum terjadi pada bayi yang menderita penyakit Celiac. Dengan mengetahui gejala-gejalanya ini, para orang tua diharapkan mampu menanganinya dengan cepat.
Gejala Penyakit Celiac pada Anak
Untuk anak yang sudah lebih besar, bisa juga terjangkit penyakit Celiac di mana orang tua perlu mewaspadainya juga. Agar dapat menangani dengan cepat dan tepat, ketahui sejumlah gejalanya di bawah ini:
Sebelum menjadi terlalu berpengaruh buruk pada tumbuh kembang si kecil, maka tentunya orang tua perlu cepat tanggap dengan mengenali dan mengatasi gejala secara tepat.
(Baca juga: penyebab tidak haid)
Setelah gejala muncul, sebaiknya penderita gejala Celiac memeriksakan diri ke dokter supaya dokter dapat membantu mengidentifikasi dan memastikan adanya penyakit Celiac dalam tubuh pasien. Beberapa metode diagnosa di bawah ini dapat ditempuh oleh Anda yang mengalami keluhan mirip seperti gejala Celiac.
(Baca juga: penyebab kulit gatal)
Dalam mengobati penyakit Celiac, diet atau perubahan pola makan adalah salah satu kuncinya. Hingga kini, belum ditemukan metode pengobatan yang benar-benar bisa menyembuhkan total kondisi penyakit Celiac, tapi ada cara-cara tertentu yang bisa dilakukan supaya membuat kondisi jauh lebih baik.
Diet khusus yang dimaksud di sini adalah sebuah proses mengatur pola makan yang bebas dari kandungan gluten, tak terkecuali beberapa jenis gandum dan biji-bijian. Sejumlah pasien juga ada yang kiranya memerlukan suplemen makanan di mana tujuannya adalah sebagai peningkat nutrisi di dalam tubuh. Supaya gejala dapat dikendalikan, beberapa obat juga bakal diberikan oleh dokter sesuai kondisi pasien.
Mengubah gaya hidup adalah kunci untuk menjadi pulih dari penyakit Celiac dan pengobatan yang bisa dijalani di rumah antara lain adalah:
(Baca juga: penyebab trombosit tinggi)
Itulah sedikit informasi tentang penyakit Celiac mulai dari penyebab, gejala hingga cara mengobati yang kiranya dapat membantu Anda dalam mewaspadai penyakit satu ini.