Saat kram perut datang, rasanya pasti sangatlah tidak enak karena perut akan terasa begitu melilit yang sebentar muncul kemudian hilang tapi nanti muncul lagi. Sensasi seperti diremas-remaslah yang sebenarnya menjadikan kram pada perut tidaklah tertahankan. Akibatnya memang penderita kemudian harus menahan sakit dengan membungkukkan tubuhnya sambil memegangi bagian perut yang terserang kram.
Istilah medis dari kram perut ini adalah colic abdomen dan rasa sakit melilit tersebut pada dasarnya diakibatkan oleh adanya kontraksi otot polos. Posisi tepatnya adalah di dalam rongga perut atau abdomen di mana ada banyak organ di dalamnya, meliputi rahim, ureter, ginjal, kandung empedu, usus, lambung, esofagus, dan pankreas. Penyebab kram perut sendiri bisa beragam dan inilah yang kita hendak ulas berikut juga penanganannya.
(Baca juga: penyebab kram perut bagian kiri)
Salah satu ciri-ciri usus buntu adalah perut kram, jadi bisa disimpulkan bahwa kram pada perut bisa disebabkan oleh kondisi usus buntu. Ketika terjadi penyumbatan pada usus buntu, maka kram tersebut otomatis bakal muncul dan pada beberapa kasus mampu menyebabkan penderitanya hingga pingsan. Ini semua dikarenakan peradangan serta pembengkakan pada usus appendix yang bisa dikarenakan makanan atau biji-bijian serta dipicu usus buntu yang pecah (sudah pada kondisi serius).
Perut yang terasa kram juga bisa disebabkan oleh adanya gangguan pada pencernaan di mana penyebab utamanya pun adalah dari infeksi. Apabila kram tak kunjung sembuh atau terus kembali muncul, pastikan Anda melakukan MRI scan dan USG yang bisa dijadikan metode diagnosa. Tujuannya adalah untuk mengecek benar tidaknya pencernaan Anda terkena infeksi. Dengan memastikan, maka penanganan pun masih dapat diberikan secara lebih mudah.
(Baca juga: penyebab kram perut normal dan pada wanita hamil)
Apabila masih tumor, sakit perut biasa berpotensi dialami oleh penderita. Namun untuk rasa kram yang hebat di bagian perut, kemungkinan besar tumor sudah menjadi lebih besar dan menjadi kanker ganas. Kanker yang ganas ini juga dapat menjadi pemicu dari timbulnya gangguan pada pencernaan. Itulah alasan mengapa memeriksakan diri ke dokter secepatnya adalah yang paling penting.
Apabila pada lambung dan usus mengalami peradangan, maka tentunya kram pun mampu muncul secara tak terduga. Khusus bagi orang yang menderita maag akut, kram akan lebih sering terjadi di dalam perutnya dikarenakan adanya radang dan luka pada lambung. Peradangan pun mampu menyerang bagian usus sehingga memicu rasa kram hebat.
(Baca juga: penyebab nyeri perut bagian bawah)
Banyak yang mengira bahwa intoleransi laktosa sama dengan alergi terhadap susu, namun sebenarnya alergi terhadap susu bukanlah satu-satunya. Laktosa tentunya tak hanya terkandung di dalam susu saja. Intoleransi terhadap laktosa ini merupakan sebuah keadaan di mana pada masa dewasa seseorang enzim laktase tidaklah terproduksi secara sempurna.
Enzim laktase adalah sebuah jenis enzim yang tubuh perlukan dalam proses pencernaan laktosa. Batas toleransi laktosa pada seseorang dapat diuji dengan menempuh tes pernapasan hidrogen maupun tes keasaman kotoran supaya diagnosa klinis mampu didapat. Produksi gas berlebihan maupun diare adalah salah satu gejala batas toleransi laktosa yang disebabkan mengonsumsi laktosa berlebihan.
Seseorang dengan kondisi keracunan makanan dapat merasakan kram luar biasa pada perutnya. Keracunan makanan ini sendiri merupakan suatu keadaan yang diakibatkan oleh masuknya makanan yang sudah terkontaminasi organisme menular ke dalam tubuh. Pada kasus keracunan makanan, biasanya organisme menular yang bakal mengontaminasi makanan adalah parasit, virus maupun bakteri.
Contoh bakteri yang paling umum mengontaminasi makanan adalah salmonella, E. Coli, shigella, listeria, dan juga campylobacter. Sedangkan rotavirus adalah jenis virus yang kerap ada di dalam makanan. Untuk parasit, contoh paling umum adalah giardia, Entamoeba histolytica, serta cyrptosporidium yang mampu membuat makanan terkontaminasi.
(Baca juga: cara mengatasi keracunan makanan)
Kram yang berlebihan dan dirasa tak wajar juga dapat berasal dari kondisi pankreas yang mengalami peradangan atau inflamasi. Bahkan pankreas pun juga berkemungkinan mengalami kanker yang juga membuat kram tersebut muncul terus-terusan dengan timbul-hilang begitu seterusnya. Ketika memang terjadi karena kanker pankreas, hal ini menandakan bahwa pankreas sudah berada dalam keadaan buruk akibat jaringan kanker. Proses kerja pankreas pun menjadi lebih berat sehingga menimbulkan kram.
Kram perut yang terjadi dan terasa tak tertahankan juga bisa dikarenakan adanya gejala tifus. Alasan mengapa demikian adalah karena seseorang yang menderita gejala tifus terbukti mengalami luka pada bagian ususnya. Hal ini juga biasanya berawal dari makanan yang masuk ke dalam usus, menginfeksinya sehingga terjadi luka dan mengakibatkan timbul rasa kram.
(Baca juga: bahaya tifus)
Kondisi penyakit lainnya yang mampu menjadi pemicu kram perut adalah penyakit celiac, yaitu keadaan pencernaan setelah mengonsumsi gluten yang mengalami reaksi negatif. Protein pada sejumlah jenis sereal adalah yang kita namakan gluten; contoh sejumlah sereal tersebut adalah gandum hitam, jelai atau barley, serta gandum. Sejumlah jenis makanan cepat saji, kebanyakan jenis roti, kecap dan saus tertentu, sereal untuk sarapan, keik, dan juga pasta adalah makanan-makanan yang mengandung sereal.
Celiac sendiri jangan dikira sebagai sebuah kondisi alergi atau bahkan intoleransi gluten karena keduanya adalah kondisi berbeda. Celiac adalah penyakit yang lebih kepada kondisi autoimun, yaitu sebuah kondisi di mana tubuh sebenarnya kenal dengan senyawa di dalam gluten dan menganggapnya sebagai ancaman bagi tubuh. Akibatnya, jaringan tubuh yang ada pada keadaan sehat pun diserang oleh sistem daya tahan tubuh.
Rasa kram pada perut juga bisa dikarenakan adanya kondisi alergi makanan. Ketika sistem daya tahan tubuh keliru dalam merespon protein dari makanan yang masuk ke dalam tubuh, reaksi alergi pun terjadi. Ini semua disebabkan oleh sistem imun yang menganggap protein sebagai ancaman bagi tubuh dan alergi makanan tak hanya menunjukkan reaksi berupa gatal-gatal dan ruam saja.
Ruam pada kulit dan juga gatal-gatal memang adalah bentuk reaksi alergi yang paling umum, namun kram pada perut pun juga dapat timbul sebagai reaksi alergi yang lain. Selain kram, sembelit, gangguan pada pencernaan, serta peningkatan frekuensi buang air besar adalah yang akan dialami penderita. Ditambah juga feses keluar bersama darah atau lendir.
(Baca juga: makanan penyebab alergi kulit)
Pada wanita, rasa kram dapat terjadi dikarenakan adanya infeksi yang menyerang bagian rahim. Sebab paling awal tentunya adalah karena bakteri yang menyebarkan infeksi tersebut di mana masuknya bakteri biasanya adalah dari vagina yang kemudian dapat menuju dalam rahim. Infeksi pada rahim pun juga dapat disebabkan oleh virus penyakit paling mematikan, contoh yang paling kerap kita jumpai adalah AIDS. Maka memang penting untuk segera memeriksakan diri ketika kram mulai datang dan tidak kunjung ada tanda-tanda sembuh dan malah timbul berulang kali.
Kondisi diare memang tampak sederhana, namun ketika buang air besar dan feses terlalu encer dengan frekuensi BAB yang meningkat, ini bukan suatu hal yang Anda harus abaikan. Konsumsi makanan maupun minuman yang sudah terkontaminasi oleh parasit, virus maupun bakteri dapat menyebabkan diare dan diare ini dapat terjadi selama beberapa hari atau bahkan berminggu-minggu.
Kram perut hebat adalah suatu gejala diare yang sudah pada tingkat parah dan ini juga diikuti dengan kondisi demam. Pada diare yang masih dalam tahap ringan, kram belum terjadi karena penderita baru mengalami yang namanya sakit perut singkat. Feses yang keluar pun belum terlalu encer pada tahap ringan.
Kondisi kista ovarium merupakan sebuah kondisi di mana cairan dalam ovarium dengan dinding tipis yang mengelilinginya terakumulasi. Kista ovarium adalah setiap folikel ovarium dengan ukuran kurang lebih 2 cm dan memang bentuknya sangatlah kecil menyerupai kacang. Kalaupun lebih besar biasanya akan menyerupai buah jeruk.
Wanita dari segala umur mampu mengalami kista ovarium, tapi risiko jauh lebih besar pada mereka yang masih berada pada usia reproduktif. Rasa sakit, kram perut dan pendarahan mampu terjadi apabila ukuran kista sudah makin besar dan mulai memasuki ukuran 5 cm. Ini menjadi alasan tepat bagi Anda untuk memeriksakan diri ketika kram datang tak henti-hentinya; dikhawatirkan ini akibat dari munculnya kista ovarium.
(Baca juga: bahaya kopi bagi penderita kista)
Para perempuan yang normal pasti akan mengalami siklus datang bulan yang terjadi setiap bulan. Sayangnya tak semua perempuan mengalami kelancaran dalam hal ini, karena ada yang bahkan terjadi perdarahan berlebih, jadwal tak teratur, atau bahkan kram perut berlebih hingga sulit beraktivitas.
Rasa kram perut yang terjadi juga kerap disebut dengan istilah nyeri haid dengan sifat spasmodik, dan disertai pula dengan beberapa kondisi seperti pusing, diare, muntah dan mual-mual. Rasa sakit biasanya lebih cenderung terjadi pada perut bagian bawah. Tapi bagian paha, punggung bawah dan pinggul pun terkadang ikut terkena imbasnya juga.
Mungkin banyak yang belum terlalu familiar dengan aneurisma di mana kondisi ini terjadi saat arteri membengkak entah itu dikarenakan kerusakan pembuluh darah atau dinding pembuluh darah yang lemah. Hal ini ternyata dapat berisiko pada perut yang menjadi kram serta perdarahan hebat di dalam tubuh. Untuk penyebab kram perut, biasanya penderita aneurisma aorta abdominal-lah yang mengalaminya.
(Baca juga: bahaya aneurisma)
Salah satu contoh dari komplikasi kehamilan adalah keguguran dan biasanya karena kondisi ini, rasa sakit kram pada perut akan muncul. Perut bagian bawah atau area rahim adalah yang terserang dan ini bisa juga dianggap sebagai tanda awal keguguran. Jadi, sangat penting memeriksakan diri ke dokter, apalagi kalau rasa sakitnya lebih parah dari saat datang bulan.
Penyebab kram perut satu ini ada hubungannya erat dengan ginekologi atau yang bisa kita sebut dengan alat reproduksi wanita. Penyakit ini dialami oleh wanita saat lapisan permukaan rahim atau endometrium mengalami pertumbuhan tepat di luar area rahim. Pertumbuhan dapat terjadi di lapisan panggul belakang rahim atau indung telur sehingga bagian atas vagina akhirnya tertutupi. Para wanita dengan usia antara 25-40 tahunlah yang cenderung mengalami endometriosis ini yang juga disertai gejala nyeri panggul berlebih, terutama selama masa datang bulan.
(Baca juga: ciri-ciri usus buntu)
Faktor Penyebab Kram Perut Lainnya
Selain dari penyebab yang sudah disebutkan satu per satu di atas, ada juga beberapa kondisi lain yang wajib Anda tahu. Di bawah ini ada beberapa keadaan yang diduga mampu menaikkan risiko terkena kram perut pada seseorang.
(Baca juga: penyebab sering kram)
Itulah serangkaian penyebab kram perut yang sangat perlu untuk diwaspadai. Kenali setiap kondisi yang menjadi penyebab kram, dan bila gejala tak wajar mulai dialami, segera periksakan ke dokter.