Category: Neuritis Brakialis
Neuritis brakialis merupakan sebuah keadaan rasa sakit yang dirasakan di bagian saraf pembawa sinyal dari sumsum tulang belakang menuju bahu, dada, lengan serta tangan dan leher di mana rasanya mirip seperti saraf kejepit pada leher. Pada umumnya, kasus seperti neuritis brakialis ini merupakan suatu gangguan yang terjadi pada satu sisi tubuh saja. Pleksus brakialis yang merupakan sebuah jaringan saraf sepanjang lengan bawah dan bahu ketika mengalami radang akan menyebabkan bahu, lengan serta tangan menjadi lemah dan sakit.
Saraf sensitif yang terkena peradangan otomatis akan memicu rasa sakit secara tiba-tiba dan bahkan dapat langsung menjadi parah. Ada sejumlah jenis dari neuritis brakialis di mana salah satunya adalah sindrom Parsonage Turner yang begitu langka. Pengelompokan jenis lainnya akan didasarkan pada penyebab.
Ketika penyebab sama sekali tak ditemukan, maka biasanya rasa sakit akan diklasifikasikan sebagai sebuah keadaan akut. Hanya saja bila alasan dibalik rasa sakit adalah cedera, hasil diagnosa pada umumnya menunjukkan bahwa pasien memiliki cedera pleksus brakialis di mana ini merupakan kasus neuritis brakialis yang disebabkan oleh cedera aktivitas fisik atau kecelakaan.
Penyebab
Selalu ada alasan mengapa sebuah kondisi yang dinamakan dengan neuritis brakialias dapat terjadi. Neuritis sendiri merupakan sebuah istilah untuk peradangan saraf dan neuritis brakialis diketahui mampu memengaruhi fungsi yang berada di bawah tanggung jawab pleksus brakialis dan membuatnya lemah dan terganggu. Berbagai kemungkinan penyebabnya dapat disimak berikut ini.
- Tumor – Keberadaan tumor yang tanpa kita sadari bisa kemudian menjadikan saraf mendapatkan tekanan dan memicu neuritis. Perkembangan tumor pada bagian bahu atas atau leher yang berpotensi besar memberi tekanan saraf serviks sehingga rasa sakitnya sangat serius. Rasa sakit tersebut biasanya disertai pula dengan mati rasa dan kelemahan otot.
- Gangguan autoimun – Saat jaringan tubuh keliru dan justru dikenali sebagai sebuah benda asing lalu sistem daya tahan tubuh justru menyerangnya, inilah yang dinamakan dengan gangguan autoimun dan rupanya bisa juga berdampak pada saraf.
- Trauma yang dialami saat lahir pada bayi – Pada beberapa kasus, ada sejumlah bayi yang memiliki gangguan brakialis karena trauma yang dialami pada waktu dilahirkan dan pleksus brakialis digambarkan oleh sejumlah ahli sebagai luka pada saraf lengan sewaktu lahir. Walau memang diyakini dapat hilang sendiri, tetap memerlukan adanya terapi fisik.
- Neuritis pleksus brakialis – Ada pula kemungkinan bahwa neuritis brakialis bermula dari kondisi neuritis pleksus brakialis yakni hasil dari sebuah mutasi gen. Karena mutasi gen inilah kemudian berdampak pada perkembangan kerangka. Gejala pada anak-anak akan neuropati pleksus brakialis ini kerap kali merupakan sebuah hasil kelainan genetik.
- Saraf pleksus brakialis melewati bukaan pada tulang belakang serviks – Saraf ini akan dengan mudah mengalami luka ketika ada suatu kejadian traumatis seperti luka, jatuh ataupun cedera saat melakukan olahraga. Pada umumnya hal ini lebih sering terjadi pada para atlet.
Gejala
Gejala paling utama dari keadaan neuritis brakialis adalah rasa sakit yang timbul mulai dari bahu serta bagian lengan atas. Rasa sakitnya begitu tak terduga karena akan langsung terasa tak tertahankan secara mendadak dan sangat serius. Namun selebihnya, kita juga perlu mengenali lebih jauh tentang gejala yang ditimbulkan.
- Nyeri pada umumnya hanya menyerang satu sisi tubuh.
- Nyeri datang mendadak walau tidak sedang terluka, jadi nyeri tersebut tidak ada hubungannya dengan luka apapun.
- Terjadi kelemahan otot pada bagian lengan yang sangat dalam, namun seiring berjalannya waktu akan hilang sendiri.
- Rasa sakit yang serius bisa terus berkelanjutan dalam beberapa hari lamanya, menurut bagian lengan mana yang lemah dan hal ini bisa terjadi pada otot yang berbeda-beda.
- Mati rasa di bagian lengan maupun bahu, atau di bagian tubuh yang ototnya terserang, ada kemungkinan tangan kebas pun dialami.
- Terjadi kehilangan atau setidaknya penurunan kontrol pada otot lengan maupun bahu.
- Nyeri yang dialami seperti tindik, yakni lebih tajam namun dapat menyebar.
- Rasa nyeri sesudah beberapa jam atau hari mampu berubah menjadi suatu kondisi kelemahan atau kelelahan otot, bahkan dapat juga berubah menjadi suatu kelumpuhan otot di bagian bahu, lengan atau bagian otot lainnya.
[AdSense-B]
Diagnosa dan Pengobatan
Segera sesudah rasa nyeri datang dan Anda mencurigai bahwa rasa nyeri tersebut berhubungan dengan neuritis, periksakanlah ke dokter atau kalau bisa ke ahli saraf. Ada sejumlah metode diagnosa yang bisa ditempuh untuk mendeteksi neuritis brakialis.
- Pemeriksaan riwayat kesehatan pasien. Dokter memerlukan riwayat kesehatan pasien untuk dapat membantu menentukan hasil diagnosa nanti.
- Pemeriksaan fisik. Pemeriksaan fisik selalu dilakukan di awal dan hal ini paling penting bagi dokter. Dengan mengenali gejala fisik yang terjadi juga menjadi lebih mudah mendeteksi neuritis brakialis.
- Pemeriksaan MRI.
- CT myelogram.
- Tes diagnostik seperti studi konduksi saraf dan elektromiografi.
Ada kemungkinan dokter akan meminta pasien untuk melakukan sejumlah tes tambahan apabila memang tes-tes yang sudah dilakukan tersebut masih belum dapat membantu dokter membuat hasil diagnosa. Dokter menjadi kurang yakin biasanya karena adanya kemungkinan kondisi medis lain yang ada hubungannya dengan penyakit lain.
Setelah positif terdeteksi bahwa gejala-gejala yang pasien alami adalah merujuk pada neuritis brakialis, maka dokter baru bisa menentukan perawatan paling baik yang akan mendukung masa pemulihan. Pada fase awal, saraf brakial yang mengalami peradangan biasanya akan terasa begitu sakit hingga sulit untuk menahannya dan perawatan yang diberikan oleh dokter rata-rata berfokus pada pengurangan rasa sakit yang dialami pasien.
[AdSense-C]
- Istirahat
- Pengurangan aktivitas fisik, termasuk tidak berolahraga berlebihan; ingat akan adanya bahaya olahraga yang berlebihan.
- Penggunaan obat steroid oral yang bertujuan sebagai pereda peradangan yang terjadi pada tubuh pasien.
- Obat neurotropika yang biasanya diberikan di awal gejala sebab selaput saraf dapat dikendalikan secara lebih baik dan mudah sekaligus mengontrol rasa sakitnya.
- Obat narkotika yang biasanya diberikan untuk penggunaan beberapa hari demi membuat rasa sakit berkurang dan lebih terkendali.
- Terapi fisik yang bertujuan melatih gerakan bahu atau otot sendi bagian tubuh lain yang terserang. Sewaktu rasa sakit telah berhasil terkendali sepenuhnya, latihan gerakan aktif dan pasif juga diperlukan supaya jauh lebih baik nantinya.
- Pencegahan dislokasi biasanya juga dilakukan sebagai solusi bagi kelemahan pada otot lengan sehingga perlu ada alat bantu penyangga.
- Terapi okupasi merupakan suatu terapi yang juga kiranya diperlukan pasien melalui penggunaan alat bantu dan orthotics yang disarankan tergantung pada tingkat keparahan kondisi pasien.
- Intervensi bedah menjadi pilihan terakhir ketika kondisi pasien tak kunjung sembuh selama 2 tahun.
Neuritis brakialis adalah nyeri hebat yang harus segera ditangani atau makin berkembang menjadi kelemahan otot yang lebih serius. Berbagai kemungkinan penyebab hingga kondisi gejala dan juga cara mengobatinya telah diulas yang kiranya menjadi bermanfaat bagi kita sekalian.