Anda pasti tidak asing dengan penyakit malaria. Penyakit ini ditularkan melalui gigitan nyamuk seperti halnya demam berdarah. Namun, jika demam berdarah disebarkan melalui nyamuk aedes aegypti, maka penyakit malaria disebarkan oleh nyamuk anopheles betina. Selain ditularkan melalui gigitan nyamuk, penyakit malaria juga diketahui dapat ditularkan melalui transfusi darah dan jarum suntik yang digunakan secara bergantian dengan penderita malaria. Ibu hamil yang menderita malaria juga bisa menularkan penyakit ini pada janin yang dikandungnya.
Penyebab malaria ini adalah parasit yang disebut plasmodium. Plasmodium penyebab malaria adalah plasmodium falciparum, plasmodium vivax, plasmodium ovale, plasmodium malariae, dan plasmodium knowlesi. Jenis plasmodium yang banyak ditemukan pada penderita malaria di Indonesia adalah plasmodium vivax dan plasmodium falciparum.
Plasmodium falciparum merupakan jenis plasmodium yang paling banyak menyebabkan kematian akibat malaria diseluruh dunia. Plasmodium ini paling banyak ditemukan di sub-sahara afrika. Sedangkan Plasmodium vivax adalah spesies plasmodium yang paling banyak ditemukan di Asia Tenggara dan Amerika Latin. Plasmodium vivax dan plasmodium ovale dapat mengalami dormant (tidur) dan dapat aktif dengan adanya gigitan nyamuk, lalu menghasilkan gejala-gejala klinis. Plasmodium ovale dan plasmodium malarie adalah yang paling sedikit ditemukan. Sementara plasmodium knowlesi adalah spesies plasmodium yang biasanya menginfeksi primata.
Terdapat 5 jenis malaria yang banyak ditemukan di sekitar kita yaitu :
- Malaria falciparum, disebabkan oleh plasmodium falciparum. Jenis malaria ini merupakan yang paling berbahaya diantara malaria yang lainnya.
- Malaria vivax, disebabkan oleh plasmodium vivax. Yang menjadi ciri khas pada malaria vivax adalah gejala demam terjadi berulang dengan interval bebas demam selama 2 hari.
- Malaria ovale, disebabkan oleh plasmodium ovale. Pola demam malaria ovale mirip seperti pola demam pada malaria vivax.
- Malaria malarie, disebabkan oleh plasmodium malarie. Gejala demam pada malaria malarie juga terjadi berulang namun dengan interval bebas demam selama 3 hari.
- Malaria knowlesi, disebabkan oleh plasmodium knowlesi. Gejala demamnya mirip dengan malaria falciparum.
Gejala malaria yang biasanya dirasakan oleh penderita malaria adalah demam tinggi, sakit kepala, dan berkeringat dingin. Biasanya gejala tersebut juga diikuti oleh gejala lain berupa mual muntah, nyeri otot, diare, dan anemia. Jika Anda merasakan gejala malaria, segera periksakan diri anda ke dokter terdekat untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut. Malaria yang tidak cepat ditangani akan beresiko menimbulkan komplikasi, diantaranya dehidrasi, anemia, kegagalan fungsi organ tubuh, dll.
Parasit dapat masuk ke dalam tubuh manusia melalui gigitan nyamuk. Kemudian parasit akan bergerak menuju liver dan berkembang disana. Parasit dewasa akan meninggalkan liver dan mulai menyerang sel darah merah. Ketika parasit mulai menyerang sel darah merah inilah biasanya orang mulai merasakan gejala awal malaria.
Masing-masing parasit malaria juga memiliki masa inkubasi yang berbeda-beda. Masa inkubasi malaria adalah lama waktu yang dibutuhkan oleh parasit malaria untuk menimbulkan gejala. Misalnya plasmodium vivax memiliki masa inkubasi 12-18 minggu, sedangkan plasmodium falciparum memiliki masa inkubasi 7-14 hari. Dikarenakan oleh adanya masa inkubasi inilah yang menyebabkan gejala malaria tidak seketika dialami penderita setelah digigit oleh nyamuk, melainkan setelah waktu tertentu.
Penanganan malaria yang tepat dapat membantu menyembuhkan malaria sepenuhnya. Salah satunya dengan menggunakan obat anti-malaria. Penggunaan obat malaria antara pasien yang satu dengan yang lain bisa berbeda-beda. Pertimbangan pemberian obat pada pasien malaria antaralain tergantung pada :
- Tipe malaria yang dialami
- Keparahan gejala
- Usia
- Kehamilan
Contoh obat malaria yang dapat digunakan untuk penanganan penyakit malaria adalah chloroquine, Quinine sulfate, Hydroxychloroquine, Mefloquine, Kombinasi atovaquone dan proguanil, dll. Namun di beberapa wilayah di dunia, penanganan penyakit malaria dengan menggunakan obat-obat tersebut mengalami beberapa kendala yaitu parasit di wilayah tertentu telah mengalami resistensi terhadap obat-obatan tersebut. Maka di beberapa wilayah, obat tersebut dirasa tidak efektif untuk penanganan penyakit malaria. Dokter mungkin akan memberikan obat antimalaria dalam bentuk kombinasi untuk mengatasi permasalahan resistensi ini.
Di Indonesia sendiri, penanganan penyakit malaria dilakukan dengan penggunaan ACT (Artemisinin-based combination therapy). Penentuan pengobatan menggunakan ACT berbeda-beda tergantung kondisi yang dialami pasien.
Penanganan Penyakit Malaria
Berikut adalah beberapa tips penanganan malaria yang dapat kalian lakukan dengan mudah, mari simak selengkapnya:
1. Penanganan penyakit malaria falciparum dan malaria vivax
Penanganan penyakit malaria falciparum dan malaria vivax dilakukan dengan menggunakan ACT dan primakuin. ACT untuk kedua tipe malaria ini dikonsumsi selama 3 hari. Penggunaan primakuin pada penderita malaria falciparum dilakukan hanya pada hari pertama saja, sementara pada malaria vivax primakuin diberikan selama 14 hari. Perlu diperhatikan bahwa primakuin tidak boleh diberikan pada bayi yang usianya dibawah 6 bulan.
2. Penanganan penyakit malaria ovale
Untuk penanganan penyakit malaria ovale juga digunakan ACT yaitu Dihidroartemisinin-piperakuin (DHP) dan primakuin. Obat digunakan selama 14 hari. Dosis penggunaan obat tersebut sama dengan dosis pada malaria vivax.
3. Penanganan penyakit malaria malarie
Penderita malaria malarie tanpa komplikasi hanya menggunakan ACT saja tanpa primakuin, dengan dosis 1x sehari selam 3 hari.
4. Penanganan penyakit malaria yang merupakan campuran P.Falciparum + P.Vivax/P.Ovale
Untuk penderita dengan infeksi campur tersebut digunakan ACT selama 3 hari dan primakuin selama 14 hari.
5. Penanganan Penyakit Malaria pada Wanita Hamil
Pada dasarnya penanganan penyakit malaria pada wanita hamil hampir sama dengan penanganan penyakit malaria pada orang dewasa pada umumnya, hanya saja penanganan penyakit malaria pada wanita hamil tidak menggunakan primakuin. Bagi wanita hamil penderita malaria falciparum maupun malaria vivax dapat menggunakan ACT sebagai solusi penanganan penyakit malaria yang dialaminya. ACT dapat dikonsumsi oleh ibu hamil trimester pertama, kedua, maupun ketiga. Obat ini diminum selama 3 hari. Perlu diingat obat anti malaria dapat menyebabkan iritasi lambung jika dikonsumsi dalam kondisi perut yang kosong. Maka obat anti malaria harus dikonsumsi setelah makan.
6. Penanganan Malaria Berat
Penggunaan artesunat intravena adalah pilihan pertama untuk menangani kasus malaria berat. Namun jika artesunat intravena tidak tersedia dapat diganti dengan menggunakan kina drip. Jika yang mengalami malaria berat adalah wanita yang sedang hamil, maka penanganannya adalah menggunakan artesunat injeksi atau kina HCl drip intravena.
7. Penanganan Malaria bagi Traveller
Jika anda hendak bepergian ke wilayah endemik malaria (wilayah yang beresiko untuk tertular malaria), anda dapat menghubungi dokter terdekat untuk mendapat rekomendasi obat anti-malaria yang dapat anda konsumsi agar anda tidak terserang malaria sepulang dari bepergian. Dokter akan meresepkan obat pada Anda berdasarkan beberapa pertimbangan:
- Tempat tujuan anda
- Riwayat kesehatan keluarga
- Riwayat pengobatan
- Obat yang sedang anda konsumsi saat ini
- Apakah anda pernah menggunakan obat anti malaria di masa lalu
- usia
- kehamilan
Bagi anda traveller yang hendak melakukan perjalanan menuju wilayah endemik malaria, biasanya dokter akan merekomendasikan penggunaan doksisiklin yang harus diminum 1-2 hari sebelum bepergian, selama berada di wilayah endemik, dan selama 4 minggu setelah anda kembali dari bepergian. Namun obat ini tidak boleh dikonsumsi oleh wanita hamil dan anak-anak berusia dibawah 8 tahun. Obat ini juga tidak boleh diberikan selama lebih dari 6 bulan.
Efek Samping Obat Anti Malaria
Perlu diperhatikan kemungkinan timbulnya efek samping dari penggunaan obat-obat antimalaria sebagai berikut:
1. Primakuin
Efek samping yang biasa ditimbulkan akibat penggunaan primakuin antaralain demam, perubahan warna urin, kulit nampak pucat atau kekuningan, serta tubuh terasa lemas. Segera hentikan penggunaan primakuin jika gejala tersebut dirasakan.
2. Doksisiklin
Segera carilah pertolongan medis jika anda mengalami gatal-gatal, kesulitan bernapas, bengkak pada wajah, bibir, lidah, atau tenggorokan.
3. Dihidroartemisinin-piperakuin (DHP)
Efek samping yang umum ditimbulkan dari penggunaan DHP adalah anemia, sakit kepala, takikardia, astenia, pireksia, dan konjungtivitas.
Demikian cara penanganan malaria yang dapat dilakukan untuk mengatasi serangan malaria. Hubungi dokter untuk mendapat pengobatan yang tepat. Ingat, jangan mengambil inisiatif pengobatan sendiri untuk penanganan malaria sebelum berkonsultasi dengan dokter.
Tindakan pencegahan malaria dapat pula Anda lakukan sebagai upaya untuk melindungi diri dari serangan malaria. Diantaranya adalah melakukan fogging disekitar tempat tinggal Anda, menggunakan kelambu, menggunakan obat anti-nyamuk, mengoleskan lotion anti-nyamuk, menggunakan abate untuk mengurangi jentik nyamuk, dsb.
Langkah pencegahan lain yang dapat dilakukan adalah dengan aktif mengedukasi diri tentang penyakit malaria. Mari kita manfaatkan kemudahan teknologi masa kini untuk mencari tahu informasi yang bermanfaat. Jika disekitar anda dilakukan penyuluhan mengenai penyakit malaria, tidak ada salahnya bagi anda untuk ikut ambil bagian dalam penyuluhan tersebut. Dengan memiliki informasi yang lengkap mengenai penyakit ini, kita dapat meningkatkan kewaspadaan terhadap penyakit malaria serta mengetahui bagaimana mencegah dan mengatasinya.