Keputihan: Penyebab, Gejala, Pengobatan

√ Verified Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Apa itu Keputihan?

Keputihan atau dalam bahasa ilmiah disebut sebagai vaginal discharge merupakan hal yang sering terjadi pada wanita pada umumnya.

Keputihan adalah keluarnya cairan berwarna putih atau bening atau beberapa warna lain baik sebelum maupun setelah siklus menstruasi.

Keputihan juga merupakan penyakit yang banyak dikeluhkan pasien khususnya terkait sekresi cairan berlebihan, warna, tekstur dan bau cairan yang tidak normal.

Keputihan juga merupakan salah satu penyakit yang membuat wanita mengalami ketidaknyamanan alat kelamin.

Keputihan diketahui dapat disebabkan baik oleh infeksi menular non seksual maupun infeksi menular seksual.

Fakta Keputihan

Berikut ini merupakan beberapa fakta terkait dengan penyakit keputihan yang perlu untuk diketahui:

  • Keputihan dapat berarti dua, gejala fisiologis atau patologis
  • Keputihan yang disebabkan oleh infeksi non seksual mungkin tidak perlu diobati dan merupakan suatu hal yang normal terjadi
  • Keputihan yang disebabkan infeksi seksual harus menjalani pengobatan dan perawatan
  • Keluhan terkait keputihan harus diverifikasi dengan pemeriksaan fisik dan laboratorium untuk menentukan diagnosis dan pengobatan
  • Keputihan merupakan salah satu penyakit yang menjadi alasan paling umum untuk mengunjungi kantor perawatan
  • Warna, tekstur dan bau dari cairan keputihan dapat menentukan normal atau tidaknya keputihan
  • Keputihan fisiologis sangat dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu usia, hormon maupun faktor lokal sebagaimana tabel dibawah ini
UsiaHormonFaktor Lokal
Pre-pubertasKonstrasepsi HormonalMenstruasi
ReproduktifPerubahan Hormonal SiklisPost Partum
Post-menopauseKehamilanMalignacy
  Air Mani
  Kebiasaan dan Kebersihan Pribadi
Faktor yang Mempengaruhi Keputihan Fisiologis 

Penyebab Keputihan

Penyakit keputihan umumnya dapat disebabkan oleh beberapa faktor yang dikelompokkan dalam tiga kategori sebagai berikut:

  • Non Infeksi

Keputihan dapat disebabkan oleh faktor non infeksi yaitu berupa keputihan akibat fisiologis, ektopi servik, benda asing (tampon yang tertinggal) maupun dermatitis vulva.

Keputihan fisiologis umumnya dianggap normal, yaitu ketika carian yang keluar berwarna putih atua bening.

Sedangkan untuk ektopi servik sendiri mengakibatkan cairan yang keluar berlendir.

  • Infeksi Non Seksual

Keputihan diketahui juga dapat disebabkan oleh infeksi non seksual yaitu berupa bakterial vaginosis dan kandidiasis vulvovaginal.

Baik bakterial vaginosis maupun kandidiasis vulvovaginal diduga disebabkan oleh adanya gangguan flora norma vagina.

Bakterial vaginosis ditandai dengan keluarnya cairan berbau amis tanpa adanya rasa gatal atau nyeri dan dapat sembuh secara spontan.

Kandidiasis vulvovaginal ditandai dengan keluarnya cairan putih kental yang menyebabkan gatal dan nyeri.

Bakterial vaginosis maupun kandidiasis vulvovaginal diketahui tidak menular secara seksual, sehingga pasangan tidak perlu khawatir.

  • Infeksi Seksual

Keputihan juga dapat disebabkan atau muncul bersamaan dengan adanya chlamydia trachomatis, neisseria gonorrhoeae, trichomonas vaginalis, HPV (Human Papilloma Virus) atau kanker serviks.

Chlamydia trachomatis adalah infeksi menular secara seksual yang disebabkan oleh bakteri dan menimbulkan keputihan bernan.

Neisseria gonnorhoeae ditandai dengan munculnya cairan vagina bernanah, sedangkan trichomonas vaginalis mengeluarkan cairan keputihan berwarna kuning, berbusa yang seringkali mengakibatkan gatal dan nyeri pada vulva, dysuria serta dyspareunia superfisial.

Keputihan juga dapat disebabkan oleh HPV atau kanker serviks, di mana cairan yang keluarnya umumnya berwarna coklat, encer dan berbau tidak sedap.

Selain ketiga kategori tersebut, keputihan juga dapat disebabkan oleh infeksi jamur yang tumbuh berlebihan pada vagina akibat kondisi atau situasi tertentu seperti stress, diabetes, penggunaan pil KB, kehamilan, konsumsi antibiotik jangka panjang (selama 10 hari).

Untuk keputihan yang disebabkan oleh infeksi menular seksual umumnya memiliki faktor risiko sebagai berikut:

  • Usia dibawah 25 tahun
  • Tidak menggunakan kondom
  • Memiliki riwayat sering berganti pasangan
  • Memiliki riwayat pasangan yang bergejala dysuria
  • Risiko dari perilaku pasangan

Gejala Keputihan 

Gejala penyakit keputihan antara lain:

  • Keluarnya cairan berwarna putih, bening, coklat, kuning atau hijau
  • Keluarnya cairan dari encer, kental hingga berlendir
  • Keluarnya cairan nanah
  • Ada rasa gatal pada area vagina
  • Nyeri
  • Muncul bau tidak sedap

Jika keputihan terjadi secara tidak wajar bersamaan dengan beberapa gejala tertentu, maka sangat disarankan untuk segera memeriksakan diri ke dokter agar dapat memperoleh penanganan yang tepat.

Adapun gejala yang dimaksud untuk lebih diperhatikan yaitu:

  • Demam
  • Perut terasa sakit
  • Penurunan berat badan tanpa alasan yang jelas
  • Tubuh mengalami kelelahan yang tidak biasa
  • Terjadi peningkatan buang air kecil
  • Ada rasa khawatir terhadap keputihan

Jenis Keputihan 

Penyakit keputihan berdasarkan warna dan konsistensinya dapat dibedakan menjadi lima jenis sebagai berikut:

  • Putih

Keputihan jenis ini ditandai dengan keluarnya cairan berwarna putih khususnya pada awal atau akhir siklus menstruasi.

Keputihan jenis ini adalah normal terjadi, namun jika disertai dengan gatal dan kental maka perlu adanya perawatan.

Mengingat, ada kemungkinan bahwa keputihan tersebut terjadi karena adanya infeksi dari jamur.

  • Jernih dan Berarir (Encer)

Keputihan berupa keluarnya cairan jernih dan encer merupakan jenis keputihan yang normal terjadi kapan saja setiap bulan.

Kadarnya mungkin akan meningkat setelah melakukan olahraga.

  • Jelas dan Elastis

Keputihan berupa cairan bening yang elastis seperti lendir menunjukkan kemungkinan tanda sedang terjadi ovulasi (berovulasi).

Dan keputihan jenis ini tergolong juga sebagai keputihan yang normal terjadi.

  • Coklat atau Berdarah

Keputihan ditandai dengan keluarnya cairan berwarna coklat atau berdarah dan terjadi selama dan tepat setelah siklus mentruasi.

Keputihan juga dapat berupa bercak kecoklatan yang keluar pada akhir periode menstruasi dan hal ini normal terjadi.

Namun, jika bercak coklat muncul pada masa kehamilan hal ini perlu diwaspadai karena merupakan salah satu tanda keguguran.

  • Kuning atau Hijau

Keputihan jenis ini ditandai dengan keluarnya cairan kental berwarna kuning atau hijau dengan bau yang tidak sedap.

Keputihan jenis ini perlu diwaspadai karena tergolong tidak normal dan merupakan salah stau tanda infeksi trikomoniasis.

Dan perlu diketahui juga bahwa keputihan jenis ini juga dapat menular melalui hubungan seksual.

Komplikasi Keputihan

Keputihan yang tidak normal diketahui dapat disebabkan oleh gangguan atau penyakit tertentu seperti chlamydia trachomatis, neisseria gonorrhoeae, trichomonas vaginalis, HPV atau kanker serviks.

Oleh karena itu, risiko dari keputihan sendiri terdapat pada gangguan atau penyakit yang menyebabkan.

Di mana jika penyakit seperti chlamydia trachomatis, neisseria gonorrhoeae, trichomonas vaginalis, HPV (Human Papilloma Virus) atau bahkan kanker serviks jika dibiarkan akan menimbulkan masalah yang lebih serius pada kesehatan.

Selain itu, vaginitis (peradangan dan keputihan) dapat juga menimbulkan komplikasi berupa persalinan prematur, bayi memiliki berat lahir rendah dan endometritis pascapartum.

Dengan demikian, penting untuk mengetahui terkait dengan penyebab keputihan itu sendiri, sehingga dapat didiagnosis dan diobati dengan tepat.

Diagnosa Keputihan

Ketika melakukan pemeriksaan kedokter terhadap keputihan yang dialami, umumnya pasien dapat mendapatkan pemeriksaan fisik termasuk pemeriksaan panggul.

Selain itu, dokter juga akan menanyakan terkait beberapa hal tertentu untuk mendiagnosis masalahnya seperti:

  • Gejala yang dirasakan
  • Siklus menstruasi
  • Aktivitas seksual

Pemeriksaan juga dapat dilakukan dengan beberapa tes, seperti tes pada sampel serviks untuk memeriksa HPV atau kanker serviks.

Selain itu, sampel cairan keputihan juga dapat dianalisis dengan mikroskop untuk menentukan agen infeksius (agen yang menyebabkan terjadinya infeksi).

Dalam diagnosis keputihan dikenal istilah “Triple Swabs” yang terdiri atas:

  • High Vaginal Swabs : untuk mengidentifikasi bacterial vaginosis, infeksi kandida dan trichomonas vaginasis
  • Endocervical Swabs Tansport Medium : untuk mengidentifikasi gonorrhoeae
  • Endocervical Swabs : untuk mengidentifikasi chlamydia trachomatis

Setelah melakukan beberapa pemeriksaan tersebut, dokter akan menjelaskan terkait dengan penyebab keputihan dan pilihan atau alternatif pengobatan yang tepat .

Pengobatan Keputihan 

Berikut ini merupakan beberapa alternatif cara pengobatan penyakit keputihan berdasarkan penyebabnya :

  • Keputihan yang Disebabkan Bakterial Vaginosis

Obat yang dapat digunakan antara lain:

  1. Metronidazol 2 g sebagai dosis oral tunggal
  2. Metronidazol 400-500 mg (dua kali sehari selama lima sampai tujuh hari)
  3. Krim klindamisin intravaginal 2% (sekali sehari selama tujuh hari, atau gel) metronidazol intravaginal 0,75% (satu kali sehari selama lima hari)
  4. Acidic vaginal jelly (such as Relact from Kora Healthcare) untuk mengurangi tingkat kekambuhan

Selama mengobati keputihan jenis ini, notiifikasi kepada pasangan tidak diperlukan.

  • Keputihan yang Disebabkan Kandidiasis Vulvovaginal

Obat yang dapat digunakan antara lain :

  1. Sediaan imidazol vagina (seperti klotrimazol, ekonazol, mikonazol — berbagai sediaan tersedia termasuk yang dosis tunggal), atau flukonazol 150 mg per oral
  2. Obat herbal alternatif seperti minyak pohon teh dan yoghurt yang mengandung Lactobacillus acidophilus

Selain itu, peraawatan oral vagina juga dapat dilakukan sesuai dengan preferensi daan pasangan tidak wajib diberitahu terkait penyakit.

  • Keputihan yang Disebabkan Chlamydia Trachomatis

Obat yang dapat digunakan antara lain :

  1. Doxycycline 100 mg dua kali sehari selama tujuh hari (dikontraindikasikan pada kehamilan)
  2. Azitromisin 1 g secara oral dalam dosis tunggal (WHO merekomendasikan azitromisin pada kehamilan tetapi British National Formulary menyarankan untuk tidak menggunakannya kecuali tidak ada alternatif yang tersedia)

Selain itu, sangat dianjurkan untuk memberi tahu pada pasangan.

  • Keputihan yang Disebabkan Gonorrhoeae

Obat yang dapat digunakan antara lain :

  1. Cefixime 400 mg sebagai dosis oral tunggal
  2. Ceftriaxone 250 mg secara intramuskuler sebagai dosis tunggal

Selain itu, dalam mengobati keputihan yang disebabkan oleh gonorrhoeae juga diperlukan rujukan ke unit medis genitourinari jika adanya strain organisme yang resisten.

Tes kesembuhan dapat dilakukan namun tidak secara rutin jika antibiotik diberikan dan pemberitahuan terhadap pasangan sangat diperlukan.

  • Keputihan yang disebabkan Trichomonas Vaginalis

Obat yang dapat digunakan antara lain:

  1. Metronidazol 2 g secara oral dalam dosis tunggal
  2. Metronidazole 400-500 mg dua kali sehari selama lima sampai tujuh hari

Dan, pemberitahuan terhadap pasangan yang perlu dilakukan untuk mencegah terjadinya penularan melalui hubunga seksual.

Pencegahan Keputihan

Untuk dapat mencegah terjadinya keputihan dapat diawali dengan menjaga kebersihan diri sendiri, yaitu dengan menghindari penggunaan bahan pengiritasi seperti sabun wangi, gel mandi, dan produk kebersihan (tisu, bedak dan semrpotan) pada vagina.

Mengingat, penggunaan tersebut dapat menggangu flora vagina atau menimbulkan reaksi alergi pada vagina.

Hal ini juga ditekankan untuk dapat mencegah dan menghindari terjadinya bacterial vaginosis dan penyakit radang panggul.

Selain itu, pasangan juga perlu untuk diberitahu jika keputihan terjadi akibat disebabkan oleh penyakit atua gangguan yang dapat menular secara seksual agar tidak terjadi penularan.

fbWhatsappTwitterLinkedIn