Hepatitis B – Gejala, Penyebab, Pengobatan dan Pencegahan

√ Verified Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

hepatitis BHepatitis B merupakan suatu penyakit yang diakibatkan  oleh infeksi hati serius oleh virus hepatitis B (HBV). Dalam beberapa kasus. Penyakit hepatitis B bisa menjadi kondisi yang lebih kronis yaitu bisa bertahan selama lebih dari 6 bulan lamanya. Seseorang yang memiliki hepatitis B dapat meningkatkan resiko untuk mengembangkan gangguan gagal fungsi hati, kanker hati, maupun sirosis hati, yaitu suatu kondisi yang dapat mengakibatkan timbulnya jaringan parut yang permanen dalam organ hati.

Bayi maupun anak-anak merupakan kelompok usia yang lebih mungkin untuk mengembangkan infeksi ini. Namun dalam kebanyakan kasus, infeksi hepatitis B akan mengalami kesembuhan total atau pulih sepenuhnya pada saat mereka dewasa. Belum ada obat yang diketahui dapat menyembuhkan infeksi ini, namun pemberian vaksin dapat membantu untuk pencegahan. Jadi seseorang yang sedang terkena infeksi hepatitis B sebaiknya segera untuk mengambil tindakan untuk mencegah terjadinya penyebaran virus penyakit menular hepatitis ini kepada orang lain.

Hepatitis B diklasifikan menjadi 2, yaitu :

1. Hepatitis B Akut

Hepatitis B akut bisa berlangsung kurang dari enam bulan. Hal ini disebabkan karena kemungkinan sistem kekebalan dalam tubuh dapat membersihkan virus hepatitis B, sehingga pasien dapat pulih dalam beberapa bulan saja. Namun beberapa orang dewasa yang memiliki hepatitis B akut dapat mengembangkannya menjadi hepatitis B kronis.

2. Hepatitis B Kronis

Infeksi hepatitis B kronis dapat berlangsung lebih dari 6 bulan lamanya. Hal ini terjadi akibat sistem kekebalan dalam tubuh tidak dapat melawan infeksi akut. Infeksi hepatitis B dapat bertahan seumur hidup, dan kemungkinan besar dapat menyebabkan penyakit serius seperti sirosis maupun kanker hati.

Penyebab

Hepatitis B disebabkan oleh terjadinya infeksi oleh virus yang dinamakan HBV. Dimana virus tersebut dapat menyebar melalui beberapa cara seperti :

1. Kontak seksual

Seseorang yang melakukan hubungan badan dengan orang yang memiliki infeksi HBV dapat beresiko untuk mengalami infeksi yang sama. Dimana virus tersebut dapat ditularkan melalui darah, air liur, air mani, maupun cairan vagina yang masuk ke dalam tubuhnya.

2. Berbagi jarum

HBV merupakan suatu jenis virus yang mudah ditularkan melalui jarum suntik yang terkontaminasi oleh darah yang telah terinfeksi. Untuk itu sebaiknya penggunaan jarum suntik secara bersamaan selalu dihindari.

3. Penularan dari ibu pada anaknya

Seorang wanita hamil yang mengalami infeksi hepatitis B dapat beresiko untuk menularkan infeksi yang sama pada bayi pada saat proses kelahiran nantinya. Untuk itu sebaiknya bayi yang baru lahir segera mendapatkan vaksin untuk menghindari penularan tersebut.

Beberapa faktor yang dapat meningkatkan resiko penularan infeksi hepatitis B antara lain adalah :

  • Melakukan hubungan seks dengan seseorang yang terinfeksi HBV tanpa menggunakan alat pelindung seperti kondom berhubungan seks tanpa kondom.
  • Penggunaan jarum yang sama selama melakukan penggunaan jenis narkoba secara intravena
  • Hidup dengan seseorang yang memiliki infeksi HBV kronis
  • Bayi yang baru saja dilahirkan oleh ibu yang terinfeksi virus HBV
  • Mengunjungi daerah yang memiliki tingkat infeksi tinggi terhadap virus HBV

Gejala

Seseorang yang memiliki infeksi hepatitis B dapat mengalami beberapa gejala atau tanda-tanda yang biasanya mulai muncul sekitar 1 hingga 4 bulan setelah infeksi. Adapun gejala hepatitis B tersebut diantaranya adalah :

  • Sakit pada bagian perut
  • Urin berwarna gelap
  • Demam
  • Timbulnya rasa nyeri pada sendi
  • Kehilangan selera makan
  • Mual dan muntah
  • Kelemahan dan kelelahan yang ekstrem
  • Sakit kepala
  • Diare atau sembelit
  • Timbulnya ruam pada kulit
  • Jaundice (menguningnya kulit dan bagian putih mata)

Diagnosa

Dokter dapat mendiagnosa seseorang memiliki hepatitis B dengan beberapa cara, seperti :

  • Tes darah, yang digunakan untuk menentukan apakah pasien memiliki virus akut ataukah kronis pada sistem kekebalan tubuhnya.
  • Tes Biopsi, yang digunakan untuk menentukan apakah pasien mengalami kerusakan pada organ hati. Tes ini dilakukan dengan memasukkan jarum tipis melalui kulit ke dalam hati dan mengambil sampel jaringan untuk analisis laboratorium.

Seserang yang memiliki infeksi hepatitis B kronis dapat mengembangkan beberapa komplikasi seperti :

  • Sirosis, yaitu timbulnya jaringan parut yang permanen pada organ hati yang dapat mengganggu fungsi organ tersebut.
  • Kanker hati, terjadinya infeksi pada organ hati dapat mengakibatkan resiko terkena penyakit kanker hati.
  • Gagal hati, yang merupakan suatu kondisi di mana hati tidak dapat berfungsi dengan semestinya. Untuk mengatasi hal tersebut biasanya dibutuhkan transplantasi hati untuk mempertahankan hidup.
  • Kondisi lainnya seperti penyakit ginjal, maupun radang pembuluh darah

Pengobatan

Pengobatan hepatitis B diklasifikasikan menjadi 3 kelompok, yaitu :

1. Pengobatan untuk mencegah infeksi hepatitis B setelah paparan

Seseorang yang telah didiagnosa memiliki infeksi hepatitis B sebaiknya segera mendapatkan vaksin berupa hepatitis B immune globuline dalam jangka waktu 12 jam setelah terjadi kontak. Pemberian vaksin ini dapat membantu untuk melindunginya dari mengembangkan hepatitis B.

2. Pengobatan infeksi hepatitis B akut

Pada saat dokter telah mendiagnosis pasiennya terkena infeksi virus hepatitis B akut, kemungkinan besar itu tidak memerlukan pengobatan, karena hal itu dapat sembuh dengan sendirinya. Dokter dapat meresepkan pemberian kebutuhan nutrisi maupun cairan untuk membantu tubuh dalam melawan infeksi.

3. Pengobatan ifeksi hepatitis B kronis

Seseorang yang telah di diagnosa memiliki infeksi hepatitis B kronis kemungkinan besar akan mengalami prosedur pengobatan untuk mengurangi risiko terjadinya penyakit hati dan mencegah penularan virus kepada orang lain. Prosedur tersebut diantaranya adalah :

  • Pemberian obat-obatan anti virus seperti lamivudine (Epivir), adefovir (Hepsera), telbivudine (Tyzeka) dan entecavir (Baraclude) dapat membantu memerangi virus serta dapat memperlambat kemampuannya untuk merusak hati.
  • Interferon alfa-2b (Intron A) merupakan prosedur pengobatan yang biasanya diterapkan bagi mereka yang ingin menjalani pengobatan jangka panjang. Prosedur ini dilakukan dengan cara pemberian suntikan. Namun sistem pengobatan ini memiliki beberapa efek samping depresi, kesulitan bernapas, maupun penyebab dada sesak.
  • Transplantasi hati yang dilakukan apabila telah terjadi kerusakan yang parah pada organ hati pasien. Prosedur ini dilakukan dengan menghilangkan organ hati yang telah rusak dan menggantikannya dengan organ hati yang sehat yang biasanya didonorkan oleh orang lain.

Pencegahan

Untuk mencegah penyebaran virus HBV, pemberian vaksin adalah langkah yang tepat. Dimana pemberian vaksin tersebut sangat dianjurkan untuk :

  1. Bayi yang baru saja dilahirkan
  2. Anak-anak maupun remaja yang belum mendapatkan vaksin setelah mereka dilahirkan
  3. Mereka yang memiliki infeksi penyakit seksual yang menular seperti HIV AIDS
  4. Petugas kesehatan yang sering melakukan kontak dengan darah
  5. Seorang homoseksual
  6. Orang-orang yang sering gonta-ganti pasangan
  7. Orang-orang yang memiliki infeksi hati kronis
  8. Bahaya narkoba
  9. Mereka yang tinggal bersama seseorang yang terinfeksi hepatitis B
  10. Orang-orang yang memiliki penyakit ginjal stadium akhir
  11. Mereka yang berencana untuk bepergian ke suatu daerah yang memiliki tingkat infeksi hepatitis B yang tinggi

Adapun langkah pencegahan lain yang dapat dilakukan guna mencegah terjadinya penyebaran HBV, antara lain adalah :

  1. Menghindari hubungan seksual dengan pasangan yang terinfeksi hepatitis B tanpa menggunakan alat pelindung seperti kondom. Penggunaan kondom dapat membantu mencegah penularan HBV.
  2. Berhenti menggunakan obat-obatan terlarang.
  3. Menghindari penggunaan jarum suntik secara bersamaan
  4. Usahakan untuk mendapatkan vaksinasi sebelum bepergian ke suatu daerah yang berpotensi tinggi terjadi perkembangan virus hepatitis B.
fbWhatsappTwitterLinkedIn