Definisi Hemofilia – Gejala, Pengobatan dan Perawatan

√ Verified Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Definisi Hemofilia

Hemofilia adalah gangguan pendarahan karena kekurangan faktor pembekuan darah. Pada keadaan normal, protein berperan sebagai faktor pembekuan darah dengan membentuk jaring penahan sehingga dapat membekukan darah dan menghentikan pendarahan. Penderita hemofilia jika terluka pendarahannya berlangsung lebih lama. Hal ini dikarenakan jumlah protein yang kurang pada faktor pembekuan darah. Jadi, semakin sedikit jumlah faktor pembekuan darah, maka hemofilia akan lebih parah.

Gejala Hemofilia

Penyebab utama penyakit hemofilia adalah faktor keturunan atau genetika yang biasanya dialami oleh pria. Jika hemofilia dialami oleh wanita biasanya hanya bersifat karier atau pembawa sifat. Gangguan penyakit pada sistem peredaran darah ini dapat berasal dari ayah, ibu maupun kedua orang tua.  Penyakit hemofilia ini masih tergolong sebagai penyakit langka dan juga merupakan salah satu penyakit penyebab darah rendah yang perlu diwaspadai.

Hemofilia identik dengan pendarahan yang berlangsung lama atau sulit berhenti. Ciri-ciri penyakit hemofilia lainnya adalah kulit yang mudah memar serta sendi yang bengkak dan nyeri akibat pendarahan internal. Selain itu gejala ini juga dapat  dilihat dari adanya darah dalam urin atau feses (tinja). Penderita ganguan pendarahan ini juga sering mengalami mimisan, gusi berdarah atau pendarahan sendi dan otot tanpa alasan yang jelas. Biasanya sebelumnya penderita hemofilia akan muntah, sakit kepala berat, leher kaku hingga lumpuh di sebagian atau seluruh otot wajah.

Pengobatan Penderita Hemofillia

Ada dua jenis hemofilia yang paling umum yaitu hemofilia A dan B. Penderita hemofilia A atau hemofilia klasik terjadi karena kekurangan faktor pembekuan VIII protein pada darah. Sedangkan penderita hemofilia B atau  Christmas disease disebabkan karena kurangnya faktor pembekuan IX protein pada darah. Penderita hemofilia yang mengalami luka kecil tidak akan menjadi masalah serius. Jika pendarahan terjadi di sendi dan di dalam (internal) maka memerlukan penanganan serius, terutama bagi penderita hemofilia A dan B.

Hemofilia A dan B dibagi menjadi 3 tingkatan yakni ringan, sedang dan berat. Pada penderita dengan gejala penyakit hemofilia tingkat ringan jarang mengalami pendarahan. Biasanya pendarahan akan terjadi  saat kondisi tertentu saja seperti cabut gigi dan operasi. Wanita yang mempunyai hemofilia tingkat ringan dapat mengalami pendarahan yang berlebihan pada saat menstruasi. Penderita hemofillia tingkat sedang dapat mengalami pendarahan berlebihan saat melakukan olahraga dengan kontak fisik berlebihan.

Sedangkan pada penderita hemofilia tingkat berat hanya memiliki kurang dari 1% faktor VIII atau faktor IX sehingga mereka dapat mengalami pendarahan tanpa alasan yang jelas. Bahkan pendarahan pada penderita hemofilila tingkat berat atau penderita dengan penyebab darah encer ini dapat terjadi berulang-ulang dalam kurun waktu satu bulan.

Pengobatan yang dapat dilakukan untuk hemofilia A ringan adalah dengan memberikan suntikan lambat hormon desmopressin (DDAVP) ke pembuluh darah. Suntikan ini dapat merangsang pelepasan faktor pembekuan darah lebih banyak sehingga pendarahan dapat berhenti. Sedangkan pengobatan hemofilia B atau hemofilia A berat adalah dengan cara penderita hemofillia diinfus menggunakan darah yang berasal dari transfusi darah.
[AdSense-B]

Perawatan Penderita Hemofilia

Bagi Anda penderita hemofilia, untuk menghindari pendarahan yang berlebihan dapat berolahraga ringan seperti bersepeda, berenang dan berjalan-jalan. Olahraga teratur dapat menguatkan otot dan sendi yang rentan dengan pendarahan. Disarankan untuk tidak berolahraga yang melibatkan kontak fisik seperti sepak bola, gulat dan hoki. Asupan makanan dan minuman juga perlu dijaga agar berat badan tidak berlebihan yang mengakibatkan pendarahan pada sendi-sendi bagian kaki.

Penderita hemofilia juga sebaiknya rajin melakukan perawatan dan pemeriksaan kesehatan gigi dan gusi minimal 6 bulan sekali. Selain itu penderita hemofilia sebisa mungkin menghindari mengonsumsi aspirin dan obat-obatan karena berpotensi meningkatkan pendarahan. Sebaiknya konsumsi penderita hemofilia diganti dengan asupan zat besi maupun vitamin penambah darah yang dapat berfungsi sebagai pembeku darah pada luka yang dialami.

Demikian definisi hemofilia yang disebabkan oleh kekurangan faktor pembeku dalam darah. Penderita hemofilia dapat hidup dengan normal asalkan segera dilakukan penanganan apabila terjadi pendarahan. Selain itu ada baiknya menghindari kondisi yang dapat menyebabkan luka atau pendarahan.

fbWhatsappTwitterLinkedIn