6 Gejala penyakit Emfisema

√ Verified Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Emfisema merupakan penyakit yang termasuk dalam kelompok Penyakit Paru Obstruksi Kronis (PPOK). Emfisema sendiri adalah salah satu PPOK jangka panjang yang disebabkan oleh kerusakan pada alveolus, kantung udara kecil di ujung saluran udara pada paru-paru.

Selain emfisema, bronkitis kronis juga merupakan salah satu dari kelompok PPOK. Jika bronkitis kronis adalah adanya peradangan dan pembengkakan pada saluran udara.

PPOK menjadi penyebab kematian ketiga di Amerika Serikat dan penyebab kematian keempat di dunia. WHO memperkirakan bahwa PPOK akan meningkat menjadi penyebab kematian. Walaupun emfisema dan bronkitis kronis dua penyakit yang berbeda, sebagian besar dari pasien PPOK biasanya mengalami gejala dan tanda-tanda dari kedua penyakit tersebut.

Emfisema disebabkan oleh adanya paparan kronis dan signifikan terhadap gas berbahaya, seperti rokok. Rokok menjadi penyebab paling umum pada PPOK, 80-90% pasien PPOK diidentifikasi sebagai perokok.  

Selain itu, paparan polusi udara di rumah, tempat kerja, perokok pasif, faktor genetik, infeksi pernapasan juga berperan dalam terjadinya emfisema. Pada bayi baru lahir, jika bayi tersebut memiliki berat badan lahir yang rendah akan membuat seseorang lebih rentan terkena PPOK di kemdian hari.

Gejala-gejala yang bisa dimiliki pada pasien emfisema adalah:

1. Sesak napas

Sebagian besar pasien PPOK akan merasakan gejalan non spesifik sesak napas kronis. Hal ini disebabkan karena udara yang terperangkap di paru-paru. Seiring berjalannya penyakit, gejala ini akan semakin parah apalagi ketika sedang beraktivitas. Beberapa pasien mungkin juga akan merasakan mengi karena adanya obstruksi aliran udara.

2. Batuk

Batuk biasa terjadi dengan atau tanpa produksi sputum atau lendir. Sama seperti sesak napas, batuk juga akan semakin parah seiring berjalannya penyakit dan produksi lendir tidak bisa hilang.

3. Kelelahan

Hal ini dapat terjadi karena adanya peningkatan energi yang dihabiskan untuk bernapas. Bernapas yang semakin sulit maka semakin banyak juga energi yang dihabiskan.

4. Kehilangan berat badan

Pada kasus PPOK yang berat, umumnya akan terjadi peradangan sistemik dan peningkatan energi untuk bernapas. Hal tersebut dapat menyebabkan pasien dapat kehilangan berat badan.

5. Bibir atau jari berwarna biru

Pada beberapa penderita PPOK akan mengalami bibir atau jari tangan berwarna biru. Hal itu disebabkan karena tidak cukupnya oksigen yang masuk ke dalam darah.

6. Pasien akan mengalami “pink puffers”

Pada tahap awal dari penyakit ini, pemeriksaan secara fisik kemungkinan akan terlihat normal. Pasien dengan penyakit emfisema pada umumnya memiliki gambaran “pink puffers’, yaitu seseorang akan memiliki penampilan kurus, kulit kemerahan, dan pernapasan pursed lips breathing (pernapasan yang menggunakan mulut dikerucutkan).

Eksaserbasi intermiten adalah perburukan kondisi saluran pernapasan dikarenakan obstruksi saluran udara yang meningkat, hal ini bisa terjadi jika memang tidak ada perbaikan. Diiringi dengan peningkatan sesak napas, batuk, dan produksi dahak.

Komplikasi yang bisa terjadi karena emfisema adalah kakeksia. Kakeksia adalah kondisi penurunan berat badan dan massa otot yang sudah parah. Hal ini biasanya terjadi karena efek samping dari penyakit jangka panjang seperti PPOK. Penyebab pasti dan mekanisme yang terjadi pada kakesia ini masih belum diketahui secara pasti.

Emfisema dapat didiagnosis selain menggunakan pemeriksaan fisik, dapat juga menggunakan permeriksan pernapasan dengan alat spirometer. Alat tersebut akan mengetahui bagaimana paru-paru bekerja. Selain itu pemeriksaan dengan mengunakan X-ray pada dada atau CT-scan juga dapat dilakukan, jika pasien sudah mengalami emfisema berat.

Pengobatan

Untuk PPOK, belum ada pengobatannya. Namun, jika masih pada diagnosis awal pengobatan sangat penting untuk memperlambat dari jalannya penyakit tersebut dan dapat mengurangi gejala. Ada beberapa cara untuk mengontrol PPOK jika sudah terkena yaitu berhenti merokok, melakukan olahraga secara rutin, dan lakukan vaksinasi untuk pneumonia, influenza, dan coronavirus untuk menghindari pemburukan PPOK. Untuk vaksinasi, konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter.

Selain itu, pengobatan lain yang dapat digunakan adalah obat inhalasi. Obat inhalasi dapat memperbaiki gejala dan mengurangi risiko. Ada berbagai jenis obat inhalasi dengan mekanisme kerja yang berbeda. Antibiotik dan tablet steroid dapat diberikan jika memang terdapat komplikasi infeksi pernapasan. Maka, dapat konsultasikan ke dokter terlebih dahulu. Operasi pada paru-paru bisa dilakukan jika memang dibutuhkan.

Pencegahan

Paru-paru terdiri dari lebih dari 300 kantung udara kecil (alveolus). Kantung udara ini bersifat elastis. Ketika sedang menarik napas, alevoulus akan mengembang seperti balon kecil. Ketika mengeluarkan napas biasanya pasif atau tidak membutuhkan dorongan, karena alveolus kembali ke ukuran aslinya.

Pada saat emfisema, dinding pada alveoulus paru-paru akan rusak dan kehilangan elastisitisnya. Hal itu menyebabkan paru-paru jadi tidak mudah kosong, udara akan terperangkap di dalam situ serta mencegah oksigen bergerak melalui aliran darah. Emfisema juga dapat menyebabkan penyempitan saluran udara karena paru-paru perlahan akan terisi penuh dan membuat pernapasan semakin berat.

Pencegahan yang dapat dilakukan adalah dengan berhenti merokok sesegera mungkin. Karena merokok akan hanya membuat penyakit tambah lebih berat. Vaksinasi juga bisa dilakukan untuk mencegah perburukan pada pasien emfisema.

fbWhatsappTwitterLinkedIn