Gangguan Jiwa & Mental

Kleptomania – Penyebab, Gejala, Diagnosa dan Pengobatan

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Setiap mendengar kata kleptomania, tentu kita tahu betul bahwa hal ini ada hubungannya dengan curi-mencuri. Kleptomania ini diketahui sebagai sebuah kondisi yang dialami seseorang di mana orang tersebut berulang kali mengalami kegagalan dalam melawan dorongan untuk mencuri barang-barang. Proses pencurian terjadi biasanya karena seseorang membutuhkan barang tersebut untuk dijual kembali atau karena ia memang menginginkan barang tersebut.

Namun pada kasus kleptomania ini, seseorang dapat melakukan pencurian bukan karena kedua tujuan tersebut. Malah justru pada umumnya, penderita kleptomania mencuri barang-barang yang sebetulnya tak benar-benar dibutuhkan olehnya dan nilainya pun terbilang sedikit. Karena nilainya sedikit, tentu jelas sudah bahwa mereka mencuri bukan karena untuk dijual kembali barang tersebut.

Kleptomania disebut-sebut sebagai salah satu dari jenis-jenis penyakit sakit jiwa pada tahap serius dan mampu menjadi penyebab dari rasa emosional bagi penderitanya serta orang-orang yang dicintai ketika kondisi semacam ini tak segera diobati. Kebanyakan orang-orang yang mengalami kondisi ini akan selalu hidup dalam ketakutan dan hidup dalam rahasia.

Bukan hanya takut dan malu orang-orang mengetahui kondisinya seperti apa, tapi banyak orang mengalami rasa takut dan malu untuk memperoleh perawatan yang benar. Pengobatan psikoterapi sangatlah memungkinkan bagi orang-orang dengan masalah kesehatan mental seperti ini. Perawatan seperti itu dipilih karena memang tak ada obat khusus untuk mengatasi kleptomania dan psikoterapi dilakukan agar siklus kompulsif untuk mencuri bisa berakhir.

(Baca juga: jenis gangguan kepribadian – cara menghilangkan stres pikiran)

Penyebab

Kleptomania kerap dianggap sebagai kondisi yang tak umum dan itulah alasan kenapa banyak kasus kleptomania kemudian menjadi tak pernah terdiagnosa. Sebab dibalik tidak terdiagnosanya kleptomania pada penderitanya adalah karena penderita kleptomania memiliki rasa takut dalam mencari perawatan salah satunya karean takut masuk penjara sesudah mencuri berulang-ulang.

Kondisi kesehatan mental ini biasanya mulai menjangkiti seseorang di masa remajanya atau mereka yang sudah masuk di usia dewasa muda. Hanya saja, kasus kleptomania termasuk sangat langka untuk terjadi di tahap dewasa dan juga yang lebih tua. Beberapa faktor risiko perlu diketahui supaya mampu menjadi pendukung pengobatan atau terapi kleptomania nantinya.

  1. Riwayat Kesehatan Keluarga

Masalah kesehatan mental memang selalu dialami oleh seseorang khususnya kalau seseorang tersebut memiliki keluarga dengan riwayat kesehatan yang sama. Jika orang tua memiliki kondisi kleptomania, maka kemungkinan untuk sang anak menderita gangguan mental yang sama pun sangatlah besar.

Kerabat kandung dengan kondisi kleptomania pun juga bisa memengaruhi seseorang untuk mengidap kleptomania. Orang tua atau kerabat kandung dengan kelainan obsesif-kompulsif mampu memperbesar kemungkinan kleptomania juga. Tak hanya itu saja, orang tua dan saudara yang dulunya sempat mengalami penyalahgunaan zat terlarang maupun minuman keras juga memperbesar risiko kleptomania.

  1. Jenis Kelamin

Faktor jenis kelamin pun bisa menjadi faktor yang meningkatkan risiko dari kondisi kleptomania karena memang rata-rata kebanyakan penderitanya adalah perempuan. Diketahui bahwa ada kira-kira dua pertiga penderita kleptomania ini adalah perempuan. Jadi, memang perlu untuk diwaspadai apabila keluarga memiliki riwayat kleptomania dan memiliki anak perempuan karena hal tersebut sangat besar kemungkinannya untuk menurun.

  1. Cedera Otak

Kleptomania juga bisa terjadi pada seseorang yang sebelumnya pernah mengalami trauma. Trauma yang dimaksud di sini adalah trauma kepala di mana ini dapat dialami ketika terjadi cedera otak. Seseorang yang mengalami kecelakaan seperti terjatuh atau terbentur, terutama bagian kepala bisa saja mengalami cedera dan mengakibatkan gangguan pada fungsi otak dan berhubungan dengan gangguan mentalnya.

(Baca juga: penyebab stres)

  1. Mengalami Gangguan Kecemasan

Gangguan kecemasan bisa juga dialami oleh seseorang dan hal ini mampu menjadi salah satu faktor yang meningkatkan risiko kleptomania. Gangguan kecemasan ini adalah sebuah gangguan jiwa pada seseorang di mana hidupnya diliputi rasa cemas secara berlebihan. Hidup normal mereka pun menjadi terpengaruh karena rasa cemas ini.

Cemas dan gugup pada dasarnya adalah perasaan yang wajar karena keduanya merupakan suatu emosi semua orang pasti alami. Gugup dan khawatir pasti dirasakan, apalagi kalau ada masalah di rumah, tempat kerja, cemas saat sebelum ujian, maupun ketika hendak membuat keputusan yang sangat penting.

Gangguan kecemasan sendiri ada beberapa macam dan penyakit mental ini tergolong serius karena setiap penderitanya tentu mempunyai rasa ketakutan, kekhawatiran, dan kecemasan yang sangat luar biasa serta konstan. Kehidupan penderitanya mampu menjadi lumpuh akibat rasa khawatir tersebut dan jenis-jenis gangguan kecemasan yang perlu diketahui antara lain adalah:

  • Fobia spesifik atau ketakutan dari situasi maupun obyek tertentu yang terjadi secara intens.
  • Gangguan kecemasan sosial.
  • Gangguan panik.
  • Gangguan kecemasan umum.

Karena gangguan kecemasan inilah, kleptomania dapat kemudian muncul sebagai salah satu efek atau akibatnya. Penyakit kejiwaan lain bisa menjadi pemicu bagi seseorang untuk menderita kleptomania dan ini termasuk juga kondisi gangguan cemas secara berlebihan.

  1. Mengalami Gangguan Bipolar

Gangguan bipolar pun bisa menjadi faktor yang menyebabkan seseorang menderita kleptomania. Kondisi bipolar adalah suatu keadaan perubahan suasana hati yang terjadi secara drastis dan fluktuatif, misalnya dari yang tadinya sangat gembira kemudian bisa menjadi sangat murung atau sebaliknya. Manik depresif adalah sebutan lain dari gangguan bipolar ini.

Menurut perputaran episode suasana hati, ada sejumlah pengidap bipolar yang mengalami kondisi kondisi normal antara depresi dan mania. Tapi ada pula yang memiliki perputaran cepat, yakni dari mania kemudian ke depresi maupun sebaliknya tanpa disertai dengan periode normal. Bahkan ada juga penderita mania dan depresi di waktu yang sama.

(Baca juga: cara menjaga kesehatan mental)

  1. Stres Berlebihan

Rasa stres berlebihan pun mampu menjadikan seseorang menjadi pengidap kleptomania dan stres berlebihan ini bisa juga disebabkan oleh keadaan mendesak serta terpojok. Contoh suatu kondisi yang mampu menjadikan seseorang mudah stres berlebih adalah seperti misalnya tengah mengalami kerugian yang besar.

Jika memang mengalami stres yang sangat berat, maka sebaiknya cobalah untuk mendapatkan cara mengatasi stres yang paling ampuh supaya tidak berlarut-larut. Sama seperti gangguan kecemasan tadi, stres berat bisa juga menjadi pemicu seseorang untuk punya gangguan mental dan keinginan mencuri. Jadi ketika stres sudah muncul di awal, memang seharusnya mulai diatasi supaya tidak menjadi telanjur.

  1. Penggunaan Obat Terlarang

Penggunaan zat-zat kimia atau obat terlarang sudah diketahui dari dulu mampu menjadi penyebab terganggunya kesehatan sistem saraf otak. Hal ini rupanya juga menjadi hal yang mengganggu mental hingga memperbesar risiko kleptomania pada penggunanya. Sebelum kecanduan obat terlarang, maka lebih baik menjauhi barang haram tersebut.

  1. Penurunan Kadar Serotonin

Pada dasarnya, penyebab pasti dari kleptomania belumlah jelas diketahui, namun kondisi ini kira-kira terbentuk diakibatkan oleh komposisi kimia dalam otak yang berubah atau juga hasil gabungan perubahan pada otak. Contoh dari hal ini adalah perilaku impulsif yang muncul dan kleptomania merupakan salah satu akibatnya.

Kadar serotonin yang menurun akan menjadikan seseorang mengalami kekurangan hormon yang berfungsi untuk mengatur emosinya. Terkadang kleptomania atau perilaku impulsif ini terkait juga dengan tidak seimbangnya sistem opoid otak sehingga penderitanya tak mampu untuk menahan keinginan mencuri. Kleptomania pun ada kaitannya dengan gangguan adiksi dengan terjadinya pelepasan dopamine sehingga pelaku pun merasa bahagia dengan apa yang sudah diperbuatnya.

Tak hanya merasa senang, akhirnya pelaku dari kleptomania pun menjadi cenderung merasa ketagihan mencuri. Hal ini tak mampu dikendalikan sendiri oleh si pelaku atau penderita dan oleh karena itulah, terapi psikologi dibutuhkan supaya gejala tidak kemudian menjadi semakin serius. Terapi dibutuhkan juga dengan tujuan untuk mengendalikan kleptomania.

(Baca juga: jenis gangguan mental pada anak)

Gejala

Ada sejumlah gejala kleptomania yang perlu diwaspadai dan dikenali dengan baik agar kalau bisa gejala diatasi sejak awal. Pengenalan akan gejala dari awal akan membantu supaya penderita tak mengalami kondisi yang lebih parah dari ini. Jika Anda melihat adanya tanda-tanda seperti di bawah ini pada seseorang, maka silakan untuk mulai mencari penanganan yang tepat.

  • Tak Ada Pengendalian Diri untuk Mencuri Barang yang Tak Diperlukan

Ketika seseorang menderita kleptomania, ia akan memiliki ketidakmampuan dalam menahan keinginan untuk mencuri barang. Keinginan yang muncul untuk mencuri tersebut sangatlah besar dan hal ini di luar dari pengendalian dirinya sendiri. Bahkan ada rasa kepuasan ketika bisa berhasil mencuri barang yang ia incar meski tak membutuhkannya.

  • Puas ketika Mencuri

Tak hanya merasa senang, tapi para pelaku atau penderita kleptomania akan merasa begitu puas ketika bisa mencuri barang yang ia sebenarnya tak membutuhkan. Ketika seseorang mencuri biasanya ia akan merasa senang karena barang yang dicuri merupakan barang yang bisa ia jual kembali sehingga mendapatkan uang atau memang karena ia menginginkannya karena nilainya yang tinggi untuk disimpan sendiri. Tapi pada kasus kleptomania, pelakunya hanya merasa puas sesaat pada waktu mencuri suatu barang tersebut, namun setelah itu perasaan yang dimilikinya berubah lagi.

  • Merasa Bersalah

Setelah puas pada waktu proses mencuri, pelaku atau penderita kleptomania akan merasa sangat bersalah. Perasaan merasa bersalah ini muncul karena ia sadar betul apa yang sudah ia perbuat sebelumnya. Rasa bersalah tersebut akan kemudian menghantuinya karena ia bakal merasa takut ditangkap atau dipenjarakan sehabis mencuri.

(Baca juga: ciri-ciri depresi)

  • Merasa Menyesal

Selain merasa bersalah, seorang penderita kleptomania juga bakal merasa menyesal pasca tindakan pencurian yang ia lakukan. Jadi, kepuasan yang ia dapatkan sewaktu mencuri kemudian akan tergantikan dengan rasa menyesal yang sangat besar. Ia kemudian akan mulai membenci dirinya sendiri setelah mencuri.

  • Merasa Malu dan Takut

Malu dan takut juga merupakan dua ciri atau gejala dari kleptomania di mana saat mencuri ia merasa senang, tapi saat sesudah mendapatkan barangnya ia akan merasa bersalah, takut dan malu. Ia tahu bahwa mencuri itu perbuatan yang tercela dan kesadaran tersebut diperolehnya kembali pasca pencurian selesai. Ketakutan pun melanda diri orang tersebut karena merasa perbuatannya adalah salah dan takut ditangkap oleh pihak berwajib.

(Baca juga: gejala bipolar)

  • Episode Kleptomania Terjadi Spontan

Terjadinya episode kleptomania biasanya diketahui dialami penderita secara spontan yang artinya ini muncul secara tiba-tiba tanpa diduga. Pada umumnya, pencurian yang dilakukan penderita dari kleptomania tidaklah mendapatkan bantuan dari siapapun. Bahkan pelaku tak bekerja sama dengan orang lain dalam hal ini karena merupakan inisiatifnya sendiri secara spontan.

  • Pencurian Dilakukan di Tempat Umum

Penderita kleptomania pada banyak kasus melakukan pencurian di tempat-tempat umum, seperti misalnya di pesta (mencuri barang milik kenalan atau teman sendiri. Tapi ada pula yang cukup berani untuk mencuri di toko maupun supermarket. Mereka pun rata-rata tak mudah ketahuan dalam proses mencuri.

  • Barang Curian Disimpan

Barang yang dicuri oleh penderita kleptomania rata-rata tidaklah berharga bagi si pengidap dan sebetulnya barang tersebut tidaklah bernilai besar sehingga penderita sebenarnya bisa membeli barang tersebut sendiri. Hasil curian biasanya hanya disimpan saja dan ia pun tak pernah menggunakannya. Ada yang kemungkinan akan menyumbangkan barang tersebut, atau memberikannya kepada teman atau keluarga. Pada beberapa kasus, si pelaku akan mengembalikan barang yang sudah dicuri ke tempat asalnya secara diam-diam.

(Baca juga: jenis-jenis penyakit fobia)

Kapan Harus Memeriksakan Diri ke Dokter?

Apabila Anda atau kerabat dan teman menunjukkan beberapa ciri atau gejala seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, segeralah cari bantuan medis. Pengendalian kondisi kleptomania perlu dilakukan dengan segera. Sayangnya, banyak penderita yang enggan mencari perawatan karena rasa ketakutannya yang besar akan kemungkinan dipenjara.

Sebetulnya, jika sudah sampai ke dokter, penyedia layanan kesehatan jiwa akan membantu penderita dan bukan memenjarakannya. Mereka tidak akan melaporkan si penderita meski sudah melakukan pencurian berulang kali kepada pihak berwajib. Maka dari itu, diperlukan konsultasi lebih lanjut untuk bisa memperoleh keadaan paling baik untuk situasi si penderita.

Metode Diagnosa

Menemui dokter sesegera mungkin merupakan keputusan yang sangat tepat dan alangkah baiknya kalau si penderita bisa dibujuk supaya mau diobati oleh dokter. Ini karena biasanya penderita diliputi rasa takut dan khawatir kalau-kalau perbuatannya dilaporkan ke polisi oleh pihak petugas kesehatan. Atau alasannya tidak mau kemungkinan karena ia merasa malu.

Pada diagnosa kleptomania, dokter biasanya bakal membuat kesimpulan dari apa yang telah disampaikan pasien secara langsung atau lewat kuisioner yang diisi sebelumnya. Penderita gejala kleptomania dianggap positif ketika ia tak mampu menahan dorongan untuk melakukan aksi pencurian barang yang notabene tidaklah berharga.

Tak hanya dari itu saja, dokter pun biasanya akan menganggap si pelaku positif menderita kleptomania setelah mengetahui bahwa tindakan pasien dalam melakukan pencurian tidaklah didasari oleh rasa marah maupun halusinasi. Hal ini penting bagi seorang dokter untuk memberikan kepastian bahwa apa yang dilakukan oleh pasien tak ada hubungannya dengan keadaan lain selain kleptomania.

Kondisi selain kleptomania yang dimaksud di sini adalah kondisi gangguan mental seperti gangguan bipolar atau gangguan kepribadian antisosial. Dokter juga perlu melakukan pemeriksaan fisik terhadap si pasien supaya dapat dipastikan bahwa pasien tak memiliki penyakit medis yang menjadi dasar akan gejala tersebut.

(Baca juga: penyebab orang jadi gila – ciri-ciri sehat mental)

Pengobatan

Secara umum, pengobatan kleptomania diatasi lewat terapi psikologi yang biasanya juga disertai dengan pemberian obat sebagai kombinasinya. Tentunya untuk sembuh bukan hanya bergantung dari jenis serta metode terapi maupun obat saja. Pasien pun perlu punya motivasi dan juga keinginan kuat untuk sembuh.

Pasien perlu mengikuti setiap anjuran dokter dan mampu berupaya kuat untuk melawan dorongan yang timbul dari dirinya. Bukan hal mustahil untuk bisa menghilangkan kleptomania ini dan mencegahnya untuk kambuh lagi. Di bawah ini adalah contoh terapi dan obat yang biasanya diberikan kepada pasien penderita kleptomania.

  • Terapi Perilaku Kognitif

Jenis terapi ini akan membantu pasien untuk mendapatkan gambaran tentang perbuatan yang ia lakukan serta mengetahui apa saja akibat yang ia bakal dapatkan. Berurusan dengan pihak yang berwajib merupakan salah satu konsekuensi yang juga akan dijelaskan. Dari gambaran itulah, penderita diharapkan mampu memberikan penilaian obyektif dan sadar akan tindakan pencurian yang ia lakukan adalah tindakan tak benar.

  • Teknik Relaksasi

Ada teknik lain yang juga sempat diberikan, yakni seperti teknik relaksasi. Pada metode terapi ini, sang terapis akan fokus dalam memberikan pengarahan kepada pasien agar bisa mengendalikan serta melawan keinginan mencuri yang begitu kuat dalam dirinya.

  • Obat

SSRI atau Selective Serotonin Reuptake Inhibitor adalah sebuah jenis obat yang kemungkinan besar bakal diresepkan oleh dokter kepada pasien penderita kleptomania. Pemberian obat lainnya kira-kira adalah opiod antagonist di mana sama seperti terapi kognitif, tujuan obat ini adalah sebagai penurun rasa puas dan senang yang muncul untuk mencuri.

(Baca juga: perbedaan sakit jiwa dan cacat mental – ciri-ciri psikopat)

Selain dari terapi dan obat tersebut, penting juga untuk pasien dalam mendapatkan pengobatan untuk penyalahgunaan obat terlarang apabila memang penyebab kleptomania adalah hal tersebut. Cara menghindari stres juga sangat dibutuhkan kalau kleptomania disebabkan oleh faktor stres. Jadi, kenali penyebabnya lebih dulu, kemudian perhatikan gejalanya, barulah diagnosa untuk mendapatkan penanganan yang paling benar.