Banyak orang yang mengatakan bahwa orang yang sakit mental disebut dengan sakit jiwa dan begitu pula sebaliknya. Sakit jiwa dan sakit mental memang hampir sama, karna sama-sama menyerang psikis manusia. Penyakitnya tidak terlihat real atau nyata, tapi hanya bisa dilihat dari kelakuan orang yang mengalami sakit psikis tersebut. Kedua penyakit ini bisa disebabkan oleh keturunan dan bisa juga disebabkan karena pengaruh lingkungan tempat ia tinggal atau lingkungan yang penderita alami semasa hidupnya. Namun kedua penyakit ini berbeda baik secara gejala, penyebab dan juga efek yang timbul di dalam diri orang yang menderita penyakit ini.
baca juga: jenis gangguan mental pada anak – perbedaan sakit fisik dan sakit mental
Penyebab sakit jiwa dan cacat mental
Sakit jiwa merupakan penyakit yang bisa disebabkan karena keturunan dan juga bisa ditimbulkan karena gejala fisik yang kemudian dapat mengganggu kesehatan jiwa. Penyakit ini juga disebabkan karena fungsi psikis terganggu dan tidak sesuai dengan fungsinya yakni menghasilkan kepribadian yang baik. Orang yang mengalami sakit jiwa akan mengalami neurathenia yakni dapat mengakibatkan mudah marah, mudah letih dan insomnia. Selain itu, sakit jiwa juga menjadi awal penderita melakukan onani, homo seksual dan sadisan. Sakit jiwa biasanya disebabkan oleh beberapa faktor berikut :
Selain beberapa faktor diatas, penyebab sakit jiwa juga dapat ditimbulkan dari segala apapun yang berlebihan sehinga menyebabkan seperti terkekang dan jiwanya terganggu.
baca juga: cara menjaga kesehatan mental – cara menjaga kesehatan mental – bahaya kutu rambut
Orang yang mengalami cacat mental dapat merasakan beberapa gejala seperti rasa cemas, ketakutan, rasa dengki dan iri, mudah marah dan sejenisnya. Penyakit mental sebenarnya merupakan penyakit yang menyerang psikis hanya saja efek yang ditimbulkan dapat terlihat secara fisik. Beberapa hal yang dapat menyebabkan terjadinya cacat mental diantaranya yakni :
Orang yang mengalami sakit mental dapat menimbulkan penderita menjadi psikopat. Selain itu dapat menimbulkan dampak psikoneurosa yang biasanya berupa histeria, fobia, dan obsesi yang berlebihan pada sesuatu hal. Orang yang mengalami sakit mental dapat melakukan hal apapun yang diinginkan. Apabila diketahui sudah mengidap penyakit jiwa maupun penyakit mental maka harus segera dikonsultasikan kepada dokter jiwa maupun psikolog.
baca juga: penyebab gangguan jiwa – jenis-jenis penyakit sakit jiwa – faktor lemah mental
Beberapa Hal yang dilakukan untuk Menangani Sakit Jiwa dan Sakit Mental
Meskipun kedua penyakit ini bukan penyakit fisik yang dapat dengan jelas dilihat dengan mata dan dapat diberikan obat yang sesuai dengan jenis penyakitnya, namun sakit jiwa dan sakit mental juga perlu diatasi. Hal ini dilakukan agar penderita sakit jiwa dan cacat mental dapat pulih. Penyakit jiwa dan cacat mental menimbulkan dampak prbadi dan dampak sosial bagi penderitanya. Dampak pribadi yang akan diakami oleh orang yang sakit jiwa dan cacat mental yakni hilangnya kesadaran dari diri tersebut, tidak dapat menjalin sosialisasi secara normal dan mungkin dapat juga mengakibatkan terjadinya disintegrasi. Sedangkan dampak sosial yang ditimbulkan yakni fungsi dan kedudukan serta peranan penderita sakit jiwa dan cacat mental menjadi hilang.
baca juga : cara menjaga kesehaan jasmani dan rohani – jenis-jenis penyakit fobia – cara mengatasi susah tidur
Cara mengatasi kedua penyakit tersebut dapat dilakukan dengan cara menghindari dan mengobatinya. Pengobatan lebih menekankan untuk memperoleh ketenangan jiwa, menjaganya agar selalu bersih. Ketenangan jiwa tersebut juga dapat dilakukan dengan cara menghindari konflik dengan lingkungan. Selain itu, penderita juga harus berusaha menghadapi kesulitan yang tengah dialami agar memiliki jiwa dan mental yang kuat. Belajar memecahkan kesulitan yang dialami juga dapat berguna mengurangi dampak yang ditimbulkan oleh sakit jiwa dan cacat mental. Dengan penguasaan diri yang bagus maka nantinya agar tercipta jiwa dan mental yang bagus. Tidak ada salahnya menjaga kesehatan jiwa dan mental pribadi untuk menghindari penyakit jiwa dan cacat mental yang dapat terjadi pada hati siapapun yang lemah.