Gangguan Jiwa & Mental

12 Jenis Gangguan Kepribadian Pada Manusia

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Gangguan kepribadian merupakan gangguan yang dialami seseorang sehingga merubah pandangan, emosional serta perilaku seseorang. Tidak sedikit akibat dari gangguan tersebut banyak membuat orang lain tidak dapat membangun hubungan secara sosial karena membuat orang lain merasa tidak nyaman. Ada banyak faktor yang menyebabkan terjadinya gangguan tersebut, misalnya penyakit fisik pada otak atau saraf, faktor lingkungan, genetik dan hal-hal lain yang merubah perilaku penderita. Beberapa gangguan kepribadian sebenarnya hapir dapat ditemukan sehari-hari, bisa diri kita, keluraga dan orang lain disekitar kita. Namun gangguan kepribadian bukan berarti bahwa penderita tersebut mengalami kegilaan.

Berikut ini jenis gangguan kepribadian yang banyak terjadi :

1. Gangguan kepribadian Paranoid

Paranoid berasal dari bahasa yunani, yaitu paranoia yang memiliki makna bahwa seseorang yang mengalami gangguan mental atau kepribadian, dimana orang tersebut merasa bahwa seseorang ingin membahayakan atau merugikanya. Biasanya hal itu hanya terus dirasakan penderita ketika merasa orang lain memiliki perilaku yang mencurigakan baginya. Penderita paranoid memiliki gejala berupa rasa curiga yang berlebihan terhadap orang lain, merasa orang lain mempunyai motif tertentu dan ingin memanfaatkannya, sulit bekerjasama dan sering ada rasa permusuhan, sulit bersosial dan kurang humoris. (Baca juga: Jenis-jenis penyakit sakit jiwa – Jenis-jenis kepribadian)

2. Gangguan kepribadian skizoid

Gangguan kepribadian sosial cenderung memiliki sifat yang tidak tertarik terhadap keadaan lingkungan sekitar termasuk sesama manusia dan lawan jenis. Penderita sering lebih menyendiri dan tampak seperti orang yang tidak dapat meluapkan perasaannya. Orang dengan gangguan ini juga tidak tampak menikmati suatu suasana dan akan merasa selalu datar atau biasa saja. (Baca juga: Faktor penyebab lemah mental)

3. Gangguan kepribadian skizotipal

Gangguan skizotipal dikatakan sebagai tanda awal terjadinya skizofrenia. Orang dengan gangguan skizotipal memiliki hubungan yang tidak baik terhadap orang lain, yang bisa dilihat dari ucapannya atau sikapnya terhadap orang lain. Akibatnya penderita biasanya akan dijauhi oleh orang lain dan hubungannya semakin merenggang. Semakin lama penderita akan mulai seperti berilusi dan berkata ngawur dan berprilaku aneh serta interaksinya dam bersosialisasi cenderung tidak lazim. (Baca juga: Penyebab gangguan jiwa)

4. Gangguan kepribadian borderline

Gangguan kepribadian borderline memiliki nama lani gangguan kepribadian ambang, dimana penderita berada pada ambang neurosis dan skizofrenia atau ambang psikotik. Penderita umumnya akan mudah mengalami perubahan suasana hati dan emosi. Penderita umumnya cepat marah, sulit berpikiran jernih dan sulit mengevaluasi diri. Akibatnya suasana emosi yang terjadi dapat mempengaruhi perilaku penderita. Penderita biasanya mudah kecewa pada orang lain ketika keinginannnya tidak dapat dipenuhi. (Baca juga: Penyebab alzheimer)

5. Gangguan kepribadian histrionik

Gangguan kepribadian histrionik merupakan gangguan dimana seseorang cenderung sulit menahan emosinya dalam mendapatkan suatu perhatian (menjadi pusat perhatian). Penderita cenderung tampak berlebihan dan perasaan yang berubah-ubah. Akibat suasana yang terlalu dramatis maka penderita bisa berlebihan dalam hal menyenangkan atau sebaliknya dalam hal sedih atau duka. (Baca juga: Penyebab cemas berlebihan)

6. Gangguan kepribadian menghindar (Avoidant)

Gangguan avoidant berupa keadaan seseorang yang takut memiliki hubungan dengan masyarakat. Berbeda dengan gangguan skizoid, perilaku antisosial cenderung dengan sengaja menghindari masyarakat atau lingkungan sekelilingnya. Kadang perasaan yang timbul misalnya perasaan yang menganggap dirinya tidak beruntung, atau malu sehingga kurang percaya diri dan merasa kurang pantas berteman atau berhubungan dengan seseorang. (Baca juga: Makanan untuk menghilangkan stres)

7. Gangguan kepribadian narsistik

Narsistik merupakan keadaan dimana seseorang terlalu menggangap atau melebih-lebihkan kemampuan dirinya dibanding hal sebenarnya. Akibat perasaan yang berlebihan terhadap dirinya, kadang penderita merasa pentas diperlakukan secara khusus dan dikagumi oleh orang lain. Akibatnya kadang penderita merasa lebih hebat dari orang lain sehingga sering merasa orang lain harus mengikuti segala idenya. Akibat rasa percaya diri yang berlebihan, penderita mudah iri ketika ada orang yang dilihatnya lebih hebat. (Baca juga: Efek samping obat penenang yang berbahaya)

8. Gangguan kepribadian obsesif kompulsif

Obsesif kompulsif merupakan keadaan seseorang tidak mampu mengendalikan dirinya atas obsesi dari pikirannya (kadang hal yang tidak ingin dipikirkan) sehingga cenderung melakukan hal berulang-ulang karena terus dipikirkan. Jika perbuatannya tidak melakukan hal yang dipikirkannya, maka penderita cenderung akan mengalami rasa cemas. Misalnya orang yang cenderung sering merasa apakah lupa mengunci pintu atau mematikan kompor api, sehingga akan pergi mengeceknya kembali. (Baca juga: Cara mencegah alzheimer)

9. Gangguan kepribadian Astenik (dependen)

Astenik merupakan perasaan seseorang yang seperti kurang percaya diri. Penderita cenderung bergantung pada orang lain dalam melakukan hal. Penderita merasa tidak mampu untuk melakukan suatu hal jika sendiri dan perlu orang lain membantunya. Akibatnya penderita kadang sulit memutuskan pendapat saat sendiri, dan sulit menyelesaikan tanggungjawabnya akibat perasaan tersebut. (Baca juga: Penyebab orang jadi gila)

10. Gangguan kepribadian antisosial

Gangguan antisosial merupakan keadaa dimana seseorang kurang memiliki rasa sosial dan cenderung tidak memperdulikan orang lain. Penderita cenderung tidak memiliki perasaan atau hati nurani terhadap orang lain. Akibat kurangnya rasa simpati, penderita akan mudah menyalahkan orang lain atau mengintimidasi orang lain atas suatu kesalahan. Penderita biasanya jauh lebih mementingkan keinginannnya dibanding orang lain. (Baca juga: Depresi)

11. Gangguan kepribadian eksplosif

Gangguan ini berupa perilaku sseseorang yang meledak-ledak. Biasanya penderita mengalami ledakan amarah atau agresif yang berlebihan atas suatu peristiwa kecil. Akibat kurangnya pengendalian emosional, kadang penderita sampai melakukan kekerasan dan merusak benda tanpa pikir panjang. Namun biasanya setelah itu penderita akan menyesali lagi perbuatannya. (Baca juga: Cara menghindari stres)

12. Gangguan kepribadian pasif progresif

Gangguan ini terjadi pada orang yang tampak begitu santai dan malas. penderita cenderung melakukan hal yang berlawanan dari rencana awal akibat rasa tidak suka atau tidak senang. Sehingga penderita seolah memperlihatkan ketidaksukaannya dengan cara melakukan hal berlawanan. Misalnya penderita suka mengulu-ulur waktu atau lambat dalam melakukan hal yang direncanakan namun tidak disukainya. Berkerja tidak maksimal atau tidak sesuai target dengan sengaja. Melakukan kerja asal-asalan serta merasa bahwa hal itu tak penting banginya. Umumnya penderita akan melakukan hal tersebut atas kekecewaan yang tidak mampu diungkapkannya karena takut akan permusuhan. (Baca juga: Jenis-jenis penyakit fobia)

Penanganan atas hal diatas dapat dilakukan dengan berkonsultasi pada psikiater, pada keluraga, serta sahabat dan terbuka untuk mau mendengarkan pendapat orang lain. Dilain sisi kita perlu mengendalikan kesabaran serta menahan emosional, berusaha mengambil keputusan dan bertidak bijak dengan melihat dengan melihat permasalahan dengan pikiran tanpa emosi. Perubahan mungkin tidak dapat langsung terjadi, namun seiring dengan latihan dan penerapan dalam sehari-hari akan mampu mengatasi gangguan-gangguan tersebut. (Baca juga: Rabies)