Gejala epilepsi perlu diketahui dan diwaspadai. Penyakit epilepsi sendiri umumnya lebih dikenal dengan istilah penyakit ayan. Pada dasarnya di dalam otak manusia terdapat sel-sel saraf atau neuron. Sel-sel saraf ini merupakan bagian dari sistem saraf. Tiap sel saraf saling berhubungan dan berkomunikasi dengan cara menggunakan impuls listrik.
Sedangkan pada kasus epilepsi suatu perilaku kejang terjadi karena impuls listrik dihasilkan secara berlebih. Hal ini mengakibatkan adanya perilaku atau gerakan tubuh yang terjadi di luar kendali. Penyakit faktor resiko epilepsi sebenarnya terjadi sebagai akibat dari adanya gangguan neurologis yang umumnya ditandai dengan berbagai macam bentuk serangan epileptik. Serangan epileptik yang terjadi bisa berupa serangan dalam waktu yang singkat dan bahkan hampir tak terdeteksi.
Serangan epileptik yang terjadi juga dapat menyebabkan timbulnya guncangan kuat dan berlangsung dalam jangka waktu yang lama. Penyakit epilepsi sebenarnya tidak dapat disembuhkan. Namun terjadinya serangan ini dapat ditekan dan dikurangi dengan melakukan berbagai macam pengobatan.
Tidak seluruh gejala dari epilepsi berlangsung seumur hidup. Beberapa gejala dari epilepsi dapat semakin berkurang dan bahkan dapat sembuh. Adapun beberapa gejala epilepsi yang perlu Anda ketahui antara lain sebagai berikut.
1. Kehilangan fokus dan menjadi bingung.
Penderita epilepsi seringkali merasakan kebingungan. Tak jarang pula ia kehilangan fokus dan konsentrasi. Seringkali bahkan penderitanya mengalami kebingungan. Kondisi ini terkadang disertai dengan adanya perasaan gelisah dan tak enak badan. Tak jarang pula penderita merasa lelah. Tingkah laku penderita cenderung menjadi abnormal dan terjadi di luar kesadarannya.
Namun perilaku abnormal ini akan mereda dengan sendirinya pada saat kesadaran penderita epilepsi tersebut mulai kembali seperti semula. Kembalinya kesadaran terkadang juga diawali dengan munculnya rasa bingung yang dialami oleh penderita sehingga ia tidak tahu dengan apa yang telah terjadi pada dirinya dan telah dilakukannya.
2. Tatapan mata menjadi kosong.
Saat penderita epilepsi merasa bingung dan melakukan berbagai gerakan abnormal maka bisa dipastikan bahwa tingkah lakunya tersebut terjadi di luar kontrol dan kesadarannya. Penderita epilepsi akan memiliki tatapan mata kosong pada saat mengalami beberapa gejala. Sebab seluruh gerakan terjadi tanpa disadari.
Tatapan mata kosong tersebut akan berlangsung selama penderita epilepsi hilang kesadaran. Jika nantinya ia sembuh dan pulih maka kesadarannya akan pulih dan kembali seperti semula serta tatapannya tidak akan kosong lagi.
3. Timbul perilaku kejang.
Kejang timbul karena adanya sekelompok otot tertentu yang menegang dan menyebar ke sekelompok otot yang ada di sekitarnya. Perilaku macam-macam kejang terjadi tanpa disadari. Umumnya perilaku ini terjadi secara berulang-ulang. Seperti misalnya perilaku membanting lengan atau kaki.
Bisa juga penderita memainkan bibir atau melakukan gerakan yang seolah-olah sedang mencoba mengambil sesuatu. Perilaku kejang umumnya terjadi pada saat beberapa anggota bagian tubuh mengalami kontraksi dan terkadang diikuti dengan jeritan. [AdSense-B]
4. Hilang kesadaran dan kontrol diri.
Penderita epilepsi bisa saja kehilangan kesadaran selama beberapa waktu. Gejala ini kemudian akan diikuti dengan gejala lainnya misalnya kejang-kejang. Gerakan yang dilakukan secara berulang-ulang tersebut juga terjadi secara tanpa sadar. Umumnya penderita akan mengalami kejang otot sebelum ia kehilangan kontrol dan kesadaran.
Hilangnya kontrol dan kesadaran ini terkadang juga bisa ditandai dengan sikap kepala yang sedikit menoleh dengan disertai mata yang berkedip-kedip. Penderita epilepsi akan kehilangan aktivitas otot selama kesadarannya menghilang. Hal ini umumnya terjadi dalam waktu yang singkat. Penderita nantinya akan pulih kembali namun ia akan tetap merasa bingung dan tidak ingat dengan apa yang telah dilakukannya.
5. Sakit kepala dan pusing.
Gejala epilepsi yang diawali dengan munculnya rasa kebingungan terkadang diikuti dengan timbulnya sakit kepala atau pusing. Munculnya gejala awal stroke dan pusing ini antara lain disebabkan oleh ketegangan pada otot yang ada di area kepala.
Rasa sakit kepala dan pusing ini juga terkadang disertaidengan timbulnya rasa lelah berlebihan serta tidak enak badan. Bahkan sakit kepala dan pusing yang timbul secara berlebihan juga bisa menyebabkan penderita mengalami pingsan selama beberapa waktu. Sakit kepala ini bahkan dapat memicu penderita menjadi hilang kesadaran dan kontrol diri dalam berperilaku. [AdSense-A]
6. Mengalami kesulitan bernapas.
Ketegangan otot yang dialami oleh penderita epilepsi dapat menimbulkan terjadinya kontraksi pada otot-otot dada dan otot-otot yang lainnya. Kontraksi ini dapat terjadi secara terus-menerus dalam waktu yang tidak begitu lama. Pada saat terjadi kontraksi dan ketegangan otot maka penderita bisa saja sulit bernapas. Hal ini tentunya dapat membuat penderitanya merasakan sakit dan lelah serta hilang kesadaran diri.
7. Kesemutan atau kebas.
Kesemutan dapat timbul karena otot-otot tegang dan mengalami kontraksi. Rasa kesemutan ini muncul dengan disertai adanya kelemahan pada beberapa anggota bagian tubuh. Terkadang penderita mengalami mati rasa atau kebas. Hal ini dapat terjadi dan berlangsung selama beberapa waktu. Rasa kesemutan dan akibat penyempitan saraf yang muncul ini umumnya diiringi dengan munculnya rasa lelah serta terkadang disertai sakit kepala.
8. Mengalami kelumpuhan sementara.
Kesemutan yang dialami oleh penderita epilepsi dapat menyebabkan kelemahan otot. Kelemahan otot yang terjadi seringkali disebut dengan istilah kelumpuhan. Peristiwa lumpuh ini umumnya terjadi hanya dalam waktu yang singkat dan bersifat sementara.
Kelumpuhan ini akan menghilang dengan sendirinya secara perlahan pada saat kondisi penderita mulai membaik. Kondisi penderita yang semakin membaik umumnya juga ditandai dengan meningkatnya kesadaran penderita dan otot menjadi kuat kembali sehingga penderita dapat bergerak seperti semula.
9. Mengantuk secara tiba-tiba.
Sakit kepala yang muncul sebagai gejala awal dari serangan epilepsi terkadang membuat penderitanya menjadi lelah dan mengantuk. Hal ini terkadang muncul setelah penderita mengalami kehilangan kesadaran. Namun beberapa orang mengalami kantuk di awal terjadinya serangan epilepsi. Bahkan serangan epilepsi ini membuat penderita tertidur. Pada beberapa kasus sepat dijumpai pula adanya serangan epilepsi yang terjadi saat penderitanya sedang tidur.
10. Tidak dapat mengontrol buang air.
Penderita epilepsi umumnya kehilangan kontrol dalam buang air besar dan buang air kecil. Hal ini dapat terjadi selama serangan epilepsi muncul. Maka tak heran apabila beberapa penderita epilepsi sempat mengompol saat mengalami gejala serangan epilepsi. Ada pula beberapa orang yang mengeluarkan kotoran dengan tidak sengaja. Perilaku ini terjadi di luar kesadaran penderita dan seringkali terjadi dengan diiringi munculnya tingkah laku abnormal yang dilakukan oleh penderita.
Gejala epilepsi tampaknya cukup berbahaya. Serangan mekanisme terjadinya epilepsi pada dasarnya dapat membuat penderitanya menjadi gelisah dan tidak nyaman. Serangan epilepsi juga dapat menimbulkan komplikasi pada kesehatan penderitanya.
Gejala yang timbul juga dapat merugikan penderitanya baik secara fisik maupun psikis. Oleh karena itu Anda perlu segera melakukan penanganan pada penderita epilepsi yang tentunya dapat diketahui bila penderita mengalami gejala-gejala seperti yang telah dibahas di atas.