China Klaim Temukan Virus Neocov, Apakah Bagian dari Covid-19?

√ Verified Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Setelah SARS-CoV-2 penyebab penyakit menular nan mematikan Covid-19, China mengumumkan adanya virus anyar bernama Neocov.

Kabar ini cukup menggemparkan warga dunia, terlebih seperti kita ketahui bahwa Covid-19 sendiri belum selesai dan belum lama ini memunculkan varian baru, yakni Omicron.

Sekalipun CoV biasanya digunakan untuk istilah virus corona, virus ini bukan varian baru Covid-19, melainkan masih berkaitan dengan MERS.

MERS adalah kependekan untuk Middle East Respiratory Syndrome yang merupakan subtipe virus corona dan menyerang sistem pernafasan.

Jadi meskipun sama-sama masih dalam keluarga corona, Neocov lebih berhubungan dekat dengan MERS ketimbang Covid-19.

MERS sendiri pernah juga menghebohkan dunia pada masanya, yakni di tahun 2012 karena virus yang merebak di Arab Saudi ini mengakibatkan kematian sebanyak 858 jiwa.

Namun terlepas dari fakta bahwa MERS mematikan, Neocov belum diketahui pasti apakah efeknya akan sama dengan MERS pada waktu itu.

Dari hasil penelitian sementara para peneliti China, risiko Neocov dalam menginfeksi manusia tergolong rendah sekalipun tak menutup kemungkinan terhadap ancaman infeksi itu sendiri.

Neocov diketahui merupakan istilah lain untuk Neoromicia capensis, yaitu jenis virus baru yang ditemukan oleh para ilmuwan China di Afrika Selatan dan teridentifikasi di dalam tubuh kelelawar.

Menurut hasil lansiran dari laman CNN Indonesia, tahun 2017 komunitas peneliti sudah pernah menemukan Neocov di Afrika Selatan bagian utara dan tenggara hanya saja virus ini terbilang tidak berbahaya.

Mamalia genus Neorimicia adalah yang paling berisiko terkena infeksi pada saat itu.

Dan untuk saat ini, belum terdapat kepastian apakah virus ini benar-benar aman setelah keberadaan Covid-19 karena masih melalui penelitian.

Seorang pakar infeksi Prof. Tjandra Yoga Aditama yang juga dikenal sebagai mantan direktur penyakit menular WHO Regional Asia Tenggara dilansir dari Detik Health mengatakan bahwa dari waktu ke waktu virus-virus baru akan selalu muncul.

Hal ini sebenarnya sudah ada sejak zaman dahulu kala, namun karena kini akses berita jauh lebih mudah ditambah dengan hampir semua orang waspada terhadap Covid-19, virus baru seperti Neocov akhirnya menjadi pusat perhatian.

Tidak heran apabila masyarakat mudah panik dengan kabar jenis virus baru, karena kita tidak pernah tahu apakah tingkat bahaya infeksi virus-virus baru seperti Neocov akan lebih ‘jahat’ dari Covid-19 atau tidak.

Namun setidaknya, selama mengikuti protokol kesehatan dengan benar, penularan virus apapun bisa diminimalisir secara maksimal.

fbWhatsappTwitterLinkedIn