Batu empedu akut sebenarnya tidak memiliki perbedaan mendasar dengan penyakit batu empedu kronis terutama dalam hal proses terjadinya batu empedu. Perbedaan kecil dari batu empedu akut ditunjukkan dengan adanya peran bakteri dalam dekomposisi batu empedu sehingga menimbulkan gejala. Batu empedu akut dapat didefinisikan sebagai kemunculan dari batu empedu yang menimbulkan gejala sesaat yang berimplikasi kuat terhadap kondisi tubuh seperti pembengkakan, sedangkan pada kondisi kronis kemunculan batu empedu berjalan secara bertahap.
Meski begitu, tidak ada perbedaan mendasar dalam proses terjadinya batu empedu baik yang bersifat akut maupun kronis. Batu empedu sendiri hanya dapat dideteksi dengan ultrasonografi karena hasil laboratorium pada umumnya tidak mampu menangkap jumlah kandungan deposit garam kolestrol yang terbentuk pada saluran empedu. Konsekuensi dari kegagalan memetakan gangguan batu empedu ini dapat mengakibatkan terjadinya komplikasi batu empedu
Kelainan batu empedu sendiri dapat dibedakan menjadi dua yaitu batu empedu yang dihasilkan oleh kolestrol dan batu empedu yang terbentuk dari komposit pigmen berupa kalsium bilirubiat dan glikoprotein. Prevalensi dari kedua jenis batu empedu ini bervariasi di setiap regional, dimana batu empedu kolestrol lebih banyak terjadi di belahan bumi bagian barat (80%) karena tingginya jumlah penganut gaya hidup sedentari (konsumsi lemak tinggi dan minim olahraga.
Fakta ini dirangkum ke dalam daftar beberapa faktor risiko yang mendorong seseorang dapat terkena batu empedu akut yaitu
- Faktor Demografi
Faktor demografi dapat meliputi area tinggal secara spesifik, jenis kelamin, dan latar belakang ras ( ras Indian dan Latin Meksiko ditenggarai memiliki prevalensi tinggi terhadap batu empedu)
- Pola konsumsi
Konsumsi jenis makanan tertentu seperti tinggi zat-zat aditif, tinggi kalori dan lemak trans, serta karbohidrat non kompleks dapat mempengaruhi faktor risiko batu empedu
- Gaya Hidup
Gaya hidup rendah gerak , menjalani kondisi kehamilan, atau puasa rutin,
- Kondisi yang Berhubungan
Sirosis Hati, Diabetes Meilitus, Hiperinsulimia ( Kondisi dimana pankreas menghasiilkan insulin secara berlebihan), atau sedang menjalani terapi estrogen memiliki keterkaitan dengan kemungkinan terkena batu empedu.
Penyakit batu empedu baik yang bersifat akut maupun kronis sama-sama wajib mendapat penanganan yang optimal untuk mengembalikan fungsi saluran empedu yang tersumbat. Berikut merupakan gejala batu empedu akut yang dapat menjadi sinyal untuk segera mengambil tindakan medis :
1. Nyeri mendadak Pada Perut
Salah satu ciri gejala dari gangguan batu empedu akut adalah nyeri pada bagian kanan perut secara tiba-tiba. Karena akumulasi dari batu empedu menekan dinding saluran empedu dan saluran menuju duodenum, sifatnya yang akut makan tingkat keparahan dari nyeri tersebut lebih hebat dibandingkan dengan batu empedu kronis. Selain itu nyeri ini juga dapat bertahan selama lebih dari 8 jam. Nyeri akibat batu empedu akut ini juga dapat terasa hingga tulang belikat sebelah kanan. [AdSense-B]
2. Muntah
Pembentukan batu empedu yang menghambat saluran empedu akan mengurangi fungsi empedu untuk mengemulsi kandungan lemak dari makanan. Memakan makanan berminyak ketika dalam kondisi saluran empedu sedang terkena batu empedu akut dapat menimbulkan rasa tidak nyaman pada organ pencernaan sehingga mendorong makanan keluar kembali dari kerongkongan. Mengurangi konsumsi pantangan makanan dan minuman penderita batu empedu dapat membantu meminimalkan gejala ini.
3. Takikardia
Takikardia atau detak jantung meningkat secara drastis terjadi ketika batu empedu akut sudah mencapai tahap inflamasi atau dalam bahasa medis disebut dengan kolesititis. Meskipun dunia kedokteran masih belum dapat memastikan bahwa kolesititis akut memiliki hubungan langsung dengan takikardia ,namun adanya kolesititis dapat mempengaruhi kinerja saraf yang berada di sekelilingya. Kolesititis menghantarkan sinyal melalui sistem saraf vagal, yang kemudian sampai ke sistem impuls jantung hingga mengakibatkan takikardia.
4. Demam
Demam merupakan mekanisme tubuh untuk mengatur suhu tubuh. Bentuk umum dari demam adalah pengeluaran keringat dalam jumlah besar untuk melaksanakan fungsi tersebut. Selain itu demam juga dapat muncul ketika tubuh menderita nyeri hebat. Kemunculan batu empedu akut dan inflamasi pada bagian tersebut akan memunculkan rasa nyeri. Reaksi tubuh terhadap nyeri tersebut yang akan mendorong kondisi demam dan pengeluaran keringat berlebih oleh tubuh. gejala ini juga ditemukan dalam gejala radang empedu. [AdSense-A]
5. Penyakit kuning
Gejala batu empedu baik akut maupun pada tingkat kronis akan menyebabkan penyakit kuning. Hal ini karena kemunculan batu empedu akan menghalangi distribusi bilirubin. Akibatnya bilirubin akan menyebar ke pembuluh darah. Membengkaknya jumlah bilirubin pada pembuluh darah ini akan mempengaruhi pigmen pada kulit sehingga kulit berubah warna menjadi kuning.
6. Gangguan nafsu makan
Adanya batu empedu yang menghalangi fungsi saluran empedu untuk mengemulsi lemak dari asupan akan menimbulkan iritasi pada organ hati dan organ pencernaan lainnya seperti lambung. Hal ini yang akan mengakibatkan nafsu makan penderitannya menjadi berkurang. Kehilangan nafsu makan dapat meningkatkan resiko terjadinya defisiensi vitamin dan nutrisi bagi tubuh.
7. Perut terasa penuh
Adanya gangguan batu empedu akut yang disertai pembengkakan atau kolestitis akan mempengaruhi kondisi organ-organ pencernaan seperti lambung dan usus besar. Batu empedu akut akan lebih mudah mendorong air atau udara masuk dan memenuhi ruang di organ-organ pencernaan. Akibatnya penderita batu empedu akut akan merasa begah pada perut. Selain itu penderita batu empedu akut juga akan banyak mengalami sendawa.
8. Menggigil
Kelainan batu empedu akut akan mendorong terjadinya kondisi inflamasi atau pembengkakan pada saluran empedu. Pembengkakan saluran empedu ini didorong oleh adanya interaksi dengan bakteri-bakteri pada saluran pencernaan yang naik. Bakteri-bakteri seperti E.Coli yang menginvasi jaringan organ akan mendapat reaksi dari alergen tubuh. Reaksi inilah yang mengakibatkan tubuh menggigil dalam jangka waktu yang cukup lama (sekitar 5 jam)
9. Urin menjadi Gelap
Gejala Batu empedu akut juga dapat menyebabkan warna urin menjadi gelap. Hal ini disebabkan karena batu empedu dan peradangan yang terjadi secara mendadak akan mendekompresi kinerja hati dalam mengolah bilirubin. Akibatnya bilirubin menuju organ yang tidak seharusnya mengolah zat zat sisa dari ekskresi makanan seperti ginjal. Bilirubin yang diolah di glomerulus ini akan menyebabkan warna urin menjadi gelap.
10. Gatal-gatal
Batu empedu akut akan menimbulkan akumulasi blirubin dengan kadar tinggi. Selain menyebar dan masuk ke dalam sistem filtrasi, bilirubin juga akan masuk dan menyebar ke dalam pembuluh darah. Interaksi antara bilirubin dan garam mineral lainnya dengan histamin akan merangsang reaksi pertahanan.
Reaksi pertahanan ini akan ditangkap oleh saraf epidermis dengan membentuk rasa gatal pada penderita. Gatal yang dihasilkan oleh batu empedu akut ini dapat terasa di beberapa bagian tubuh.
Gejala empedu akut biasanya bersifat tajam dan mendadak hingga kemudian masuk ke dalam tahap kronis. Mempelajari ciri-ciri batu empedu kronis dapat membantu mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk melakukan penindakan.
Ketika tubuh menunjukkan gejala batu empedu akut tingkat awal, disarankan untuk menghubungi tenaga medis. Mempertimbangkan untuk menjalani cara menghilangkan batu empedu tanpa operasi juga dapat menjadi alternatif selain mempelajari pedoman pertolongan pertama pada penderita batu empedu.