Bilirubin merupakan produk limbah yang dihasilkan dari kerusakan sel darah merah. Bagian tubuh yang memiliki peran dalam proses pembentukan pigmen tubuh yang berwarna orange atau kuning ini adalah limpa dan hati. Sebelum mencapai organ hati, bilirubin tak terkonjugasi atau tanpa gabungan. Dan setelah sampai di hati, bilirubin akan bergabung dengan zat gula untuk menghasilkan bentuk lain yaitu bilirubin terkonjugasi yang dapat larut dalam air. Proses selanjutnya adalah bilirubin akan keluar dari hati dan usus besar yang kemudian berubah kembali menjadi bentuk tak terkonjugasi untuk dikeluarkan dari dalam tubuh, yaitu sebagian besar terdapat dalam kotoran, dan sebagian kecil pada urine.
Nilai normal kadar bilirubin dalam tubuh seseorang bervariasi, tergantung dari hasil tes yang dilakukan di laboratorium. Untuk nilai total bilirubin berkisar antara 3 hingga 17 mmol / liter, sedangkan untuk nilai bilirubin terkonjugasi berkisar antara 0 hingga 3 mmol / liter. Bagaimana jika ternyata kadar bilirubin dalam diri seseorang lebih dari itu? Dan apa saja dampaknya bagi tubuh? Berikut penjelasannya :).
Seseorang yang memiliki kadar bilirubin yang tinggi, kemungkinan besar akan mengalami beberapa gejala atau tanda-tanda seperti berikut ini :
Dari serangkaian tes yang telah dilakukan, seorang dokter akan dapat mengetahui berbagai macam penyebab dari peningkatan kadar bilirubin dalam tubuh pasiennya. Adapun penyebab-penyebab tersebut diantaranya adalah :
Untuk memastikan bahwa seorang pasien memiliki tingkat yang lebih tinggi dari kadar bilirubin, dokter akan menyarankan agar pasien melakukan beberapa tes seperti :
Dari serangkaian tes yang telah dilakukan tersebut, biasanya digunakan untuk mengevaluasi kemungkinan terjadinya kerusakan organ hati. Secara spesifik tes-tes pengujian tersebut akan dapat menunjukkan berbagai hal akibat kelebihan bilirubin ini, seperti :
Pada saat dilakukan tes pengukuran kadar bilirubin dalam tubuh, dokter bisa mengetahui apakah pasiennya kekurangan ataukah memiliki kelebihan kadar bilirubin dalam darahnya. Hasil tes yang dilakukan bisa saja berbeda-beda antara laboratorium yang satu dengan yang lainnya. Selain itu, nilai normal yang dihasilkan antara perempuan, laki-laki, anak-anak kemungkinan besar sedikit berbeda, karena hasil tes dapat dipengaruhi oleh jenis makanan maupun obat-obatan yang dikonsumsi pasien, serta kegiatan fisik misalnya olahraga berat yang dijalani pasien.
Untuk itu, sangatlah penting menginformasikan sekecil apapun jenis makanan maupun obat-obatan yang pernah dikonsumsi sebelumnya, juga mengenai aktivitas atau kegiatan yang dilakukan. Hal ini akan sangat membantu perolehan hasil diagnosa yang benar. Dari hasil tes yang telah dilakukan, apabila seorang pasien memiliki tingkat bilirubin yang normal, biasanya hal tersebut tidak menjadi sebuah perhatian. Namun jika pasien mengalami peningkatan kadar bilirubin bisa jadi hal tersebut akan mengindikasikan berbagai macam keadaan seperti :
1. Penyakit Kuning
Penyakit kuning atau yang biasa disebut Icterus atau jaundice ini merupakan suatu jenis penyakit ini disebabkan oleh kadar bilirubin yang berlebih pada tubuh. Hal ini sering kita jumpai pada bayi-bayi yang baru dilahirkan, dimana kadar bilirubin dalam darahnya bisa mencapai 12 mg/dl. Meskipun terkadang tingginya kadar bilirubin dalam darah bayi dianggap tidak membahayakan, namun dalam jangka pendek hal ini bisa mengakibatkan kejang-kejang hingga berakibat pada kematian mendadak.
Penyakit kuning ini juga bisa diakibatkan oleh :
2. Kelumpuhan pada otak
Jika dibiarkan tanpa penanganan, penumpukan kadar bilirubin dalam darah dapat menimbulkan dampak jangka panjang seperti terjadinya kelumpuhan pada organ otak. Hal ini disebabkan oleh adanya luka pada otak (celebral palsy) dimana sistem saraf tidak akan dapat berfungsi dengan normal akibat gangguan susunan saraf pusat.
Kelumpuhan otak ini juga sering terjadi karena :
3. Kelainan hati
Hal lain yang bisa diakibatkan oleh kelebihan bilirubin yang terlalu tinggi adalah kelainan pada organ hati, dimana ia tidak dapat berfungsi dengan normal. Keadaan ini bisa mengakibatkan beberapa kondisi serius seperti kelelahan, timbulnya pembengkakan pada pergelangan kaki, penumpukan cairan pada perut (ascites), pengecilan pada otot, gangguan mental, perdarahan pada usus, bahkan koma.
Kelainan pada hati ini juga bisa terjadi karena :
4. Gangguan empedu
Kadar bilirubin yang tinggi dalam darah dapat berakibat gangguan pada organ empedu seperti terjadinya penyumbatan saluran empedu yang disebabkan oleh timbulnya batu empedu atau tumor. Untuk mencegah gangguan empedu ini, bisa anda lakukan dengan :
Beberapa kasus kelebihan bilirubin dalam darah tidak memerlukan penanganan medis secara khusus. Misalnya saja pada kasus hepatitis A, biasanya akan sembuh dengan sendirinya. Namun, seorang dokter akan mempertimbangkan penanganan hal tersebut sesuai dengan penyebabnya, seperti :
Pada umumnya tingkat Bilirubin yang tinggi terjadi pada bayi yang baru dilahirkan, terutama bagi bayi yang dilahirkan secara prematur. Namun orang-orang dewasa juga memiliki potensi untuk meningkatkan resiko gangguan ini. Dari kebanyakan hasil tes yang dilakukan di Laboratorium adalah dengan mengukur kadar bilirubin yang terkonjugasi. Jika kadar bilirubin tersebut lebih tinggi dari nilai normalnya, hal tersebut dapat menunjukkan kemungkinan terjadinya masalah pada organ hati. Dimana organ tersebut tidak dapat menjalankan fungsinya untuk membersihkan bilirubin dengan benar. Atau bisa juga hal tersebut menunjukkan adanya suatu penyakit yang dapat menghancurkan sel-sel darah merah (hemolisis).
Demikian informasi tentang kelebihan bilirubin dalam tubuh. Semoga bermanfaat…