Bayi maupun anak-anak merupakan kelompok usia yang lebih mungkin untuk mengembangkan infeksi ini. Namun dalam kebanyakan kasus, infeksi hepatitis B akan mengalami kesembuhan total atau pulih sepenuhnya pada saat mereka dewasa. Belum ada obat yang diketahui dapat menyembuhkan infeksi ini, namun pemberian vaksin dapat membantu untuk pencegahan. Jadi seseorang yang sedang terkena infeksi hepatitis B sebaiknya segera untuk mengambil tindakan untuk mencegah terjadinya penyebaran virus penyakit menular hepatitis ini kepada orang lain.
Hepatitis B diklasifikan menjadi 2, yaitu :
1. Hepatitis B Akut
Hepatitis B akut bisa berlangsung kurang dari enam bulan. Hal ini disebabkan karena kemungkinan sistem kekebalan dalam tubuh dapat membersihkan virus hepatitis B, sehingga pasien dapat pulih dalam beberapa bulan saja. Namun beberapa orang dewasa yang memiliki hepatitis B akut dapat mengembangkannya menjadi hepatitis B kronis.
2. Hepatitis B Kronis
Infeksi hepatitis B kronis dapat berlangsung lebih dari 6 bulan lamanya. Hal ini terjadi akibat sistem kekebalan dalam tubuh tidak dapat melawan infeksi akut. Infeksi hepatitis B dapat bertahan seumur hidup, dan kemungkinan besar dapat menyebabkan penyakit serius seperti sirosis maupun kanker hati.
Hepatitis B disebabkan oleh terjadinya infeksi oleh virus yang dinamakan HBV. Dimana virus tersebut dapat menyebar melalui beberapa cara seperti :
1. Kontak seksual
Seseorang yang melakukan hubungan badan dengan orang yang memiliki infeksi HBV dapat beresiko untuk mengalami infeksi yang sama. Dimana virus tersebut dapat ditularkan melalui darah, air liur, air mani, maupun cairan vagina yang masuk ke dalam tubuhnya.
2. Berbagi jarum
HBV merupakan suatu jenis virus yang mudah ditularkan melalui jarum suntik yang terkontaminasi oleh darah yang telah terinfeksi. Untuk itu sebaiknya penggunaan jarum suntik secara bersamaan selalu dihindari.
3. Penularan dari ibu pada anaknya
Seorang wanita hamil yang mengalami infeksi hepatitis B dapat beresiko untuk menularkan infeksi yang sama pada bayi pada saat proses kelahiran nantinya. Untuk itu sebaiknya bayi yang baru lahir segera mendapatkan vaksin untuk menghindari penularan tersebut.
Beberapa faktor yang dapat meningkatkan resiko penularan infeksi hepatitis B antara lain adalah :
Seseorang yang memiliki infeksi hepatitis B dapat mengalami beberapa gejala atau tanda-tanda yang biasanya mulai muncul sekitar 1 hingga 4 bulan setelah infeksi. Adapun gejala hepatitis B tersebut diantaranya adalah :
Dokter dapat mendiagnosa seseorang memiliki hepatitis B dengan beberapa cara, seperti :
Seserang yang memiliki infeksi hepatitis B kronis dapat mengembangkan beberapa komplikasi seperti :
Pengobatan hepatitis B diklasifikasikan menjadi 3 kelompok, yaitu :
1. Pengobatan untuk mencegah infeksi hepatitis B setelah paparan
Seseorang yang telah didiagnosa memiliki infeksi hepatitis B sebaiknya segera mendapatkan vaksin berupa hepatitis B immune globuline dalam jangka waktu 12 jam setelah terjadi kontak. Pemberian vaksin ini dapat membantu untuk melindunginya dari mengembangkan hepatitis B.
2. Pengobatan infeksi hepatitis B akut
Pada saat dokter telah mendiagnosis pasiennya terkena infeksi virus hepatitis B akut, kemungkinan besar itu tidak memerlukan pengobatan, karena hal itu dapat sembuh dengan sendirinya. Dokter dapat meresepkan pemberian kebutuhan nutrisi maupun cairan untuk membantu tubuh dalam melawan infeksi.
3. Pengobatan ifeksi hepatitis B kronis
Seseorang yang telah di diagnosa memiliki infeksi hepatitis B kronis kemungkinan besar akan mengalami prosedur pengobatan untuk mengurangi risiko terjadinya penyakit hati dan mencegah penularan virus kepada orang lain. Prosedur tersebut diantaranya adalah :
Untuk mencegah penyebaran virus HBV, pemberian vaksin adalah langkah yang tepat. Dimana pemberian vaksin tersebut sangat dianjurkan untuk :
Adapun langkah pencegahan lain yang dapat dilakukan guna mencegah terjadinya penyebaran HBV, antara lain adalah :