Hepatitis

Apakah Hepatitis Misterius di Indonesia Terkait Covid-19 dan Vaksinnya?

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Kemenkes (Kementerian Kesehatan) RI memang baru melaporkan adanya 3 kasus meninggalnya anak karena hepatitis akut misterius.

Meski demikian, hepatitis misterius ini sejak April 2022 lalu mulai mengkhawatirkan karena di beberapa negara lain jumlah kasus ini terus bertambah.

Belum selesai dengan Covid-19, kemunculan hepatitis misterius ini menjadi cukup mengherankan, lalu memicu berbagai pertanyaan dan keraguan apakah hepatitis ini berkaitan dengan Covid-19 maupun vaksin Covid-19.

Dilansir dari laman Sehat Negeriku Kemkes, pihak Kemenkes yakni Prof. dr. Hanifah Oswari, Sp. A(K) selaku Lead Scientist pada Kamis (5/5) telah memberi bantahan mengenai keterkaitan antara hepatitis dengan vaksin Covid-19.

Hingga kini penyebab dari hepatitis akut misterius itu sendiri belum jelas diketahui dan keterkaitan dengan vaksin Covid-19 maupun penyakit Covid-19 itu sendiri belum ada bukti.

Sementara itu dari laman BBC, Dicky Budiman selaku epidemiolog dari Universitas Griffith, Australia turut mendukung pernyataan dr. Hanifah.

Menurut Dicky, vaksin Covid-19 yang dikabarkan memicu hepatitis akut tidak berdasar.

Ini dikarenakan anak-anak yang terkena hepatitis rata-rata berusia balita (< 5 tahun) dan kebanyakan anak balita belum memperoleh vaksin.

Mafindo (Masyarakat Anti Fitnah Indonesia) menurut laporan dari BBC tengah memantau adalah misinformasi yang beredar di kalangan masyarakat beberapa waktu terakhir.

Karena penyakit hepatitis akut ini masih misterius (belum diketahui pasti faktor penyebabnya), masyarakat cenderung tidak tahu harus menyikapinya seperti apa.

Apa saja gejala yang perlu diwaspadai sebagai hepatitis akut misterius?

Gejala yang umumnya diderita anak hepatitis akut adalah :

  • Penyakit kuning (kulit dan bagian putih bola mata berubah warna menjadi kekuningan).
  • Sakit perut
  • Diare
  • Mual dan disertai muntah

Karena gejala menyerupai keluhan pada hepatitis secara umum, diperlukan pemantauan oleh pihak medis supaya bisa mengetahui apakah gejala memburuk atau tidak.

Pihak medis dalam proses investigasi pun perlu mengetahui berbagai informasi, seperti di mana anak tertular, pemicu/penyebab penularan, dan ada tidaknya anggota keluarga yang pernah mengalami gejala hepatitis akut sebelum anak terkena.

Informasi masih terbatas, apa yang perlu dilakukan masyarakat?

Walau belum adanya informasi lengkap mengenai hepatitis akut dan hepatitis ini pun masih bersifat misterius, masyarakat tetap bisa menjaga diri.

Septiaji Eko Nugroho, Ketua Presidium Mafindo mengatakan bahwa masyarakat bisa melihat panduan dari kemenkes tentang bagaimana menjaga kebersihan.

Meski informasi masih terbatas, masyarakat diimbau agar tidak mudah percaya dengan berita yang beredar dan berisiko hoaks maupun berteori konspirasi.

Jika informasi bukan berasal dari Kemenkes ataupun Badan Kesehatan Dunia (WHO/World Health Organization), pastikan untuk tidak langsung memercayai apalagi menyebarkannya.

Cari tahu lebih dulu kebenaran dari informasi atau kabar mengenai hepatitis akut ini agar tidak terjadi misinformasi yang lebih luas.