Penyakit epilepsi jangan dianggap remeh. Selain mengakibatkan penderitaan secara fisik juga bisa menyebabkan tekanan psikologis pada penderita. Para penderita epilepsi akan berusaha menghilangkan rasa khawatir karena serangan kejang yang bisa muncul kapan saja. Karena itulah umumnya mereka merasa malu dan perlahan-lahan menarik diri dari kehidupan sosial mereka.
Apa itu Epilepsi ?
Epilepsi yang oleh masyarakat, umumnya disebut sebagai penyakit ayan atau sawan. Penyakit ini disebabkan karena adanya gangguan saraf. Epilepsi adalah kelainan akibat timbulnya sinyal listrik yang berlebihan dan menyebabkan gangguan syaraf pada si penderita. Masalahnya, sinyal listrik yang berlebihan tersebut bisa saja datang secara tiba-tiba. Hal inilah yang bisa saja menyebabkan kecelakaan hingga berujung kematian jika kejang-kejang terjadi di waktu yang tidak tepat.
Gejala Epilepsi
Pada umumnya ciri-ciri epilepsi pada penderitanya akan mengalami kejang-kejang. Serangannya bisa terjadi berulang-ulang tergantung bagian otak mana yang terlibat saat penderita sedang melakukan aktivitas tertentu. Berdasarkan gejala-gejala yang dialami, maka penyakit epilepsi bisa dibedakan menjadi beberapa jenis:
1. Epilepsi Umum
Epilepsi jenis ini menyerang keseluruhan organ otak. Ada beberapa penggolongan epilepsi umum seperti berikut:
- Epilepsi Petit Mal
Epilepsi ini terjadi pada masa anak-anak. Penderita akan mengalami gangguan kesadaran secara tiba-tiba. Manifestasinya berupa tatapan kosong, ada gerakan berkedip berulang-ulang. Keadaan ini berlangsung hanya beberapa detik, setelah itu penderita akan kembali pada kondisi normal dan melakukan aktivitas seperti sediakala.
- Epilepsi Grand Mal
Epilepsi ini melibatkan semua daerah otak dan penyebab epilepsi pada orang dewasa ini terjadi secara mendadak. Orang yang mengalaminya akan mengalami kejang-kejang sambil mengeluarkan suara-suara yang tidak jelas bahkan bisa sambil menangis. Organ mata umumnya akan terbuka, nafas menjadi berat dan berisik. Penderita juga akan mengeluarkan buih dari mulutnya.
- Epilepsi Myoklonik Juvenil
Epilepsi ini mengakibatkan penderita secara tiba-tiba melakukan gerakan menyentak yang hebat dan bisa saja melemparkan barang yang dipegangnya secara tiba-tiba.
2. Epilepsi Parsial
Epilepsi pasrsial ini hanya melibatkan sebagian otak sehingga hanya bagian tubuh tertentu saja yang akan terserang. Epilepsi parsial terbagi menjadi dua jenis lagi yakni :
- Epilepsi Parsial Sederhana
Penderita tidak kehilangan kesadaran. Apabila bagian dari otak yang mengendalikan tangan yang terlibat, maka timbul gerakan berulang-ulang yang ritmis pada tangan. Jika bagian lain dari otak yang terlibat maka penderita merasakan sensasi aneh seperti timbul rasa kenyang di perut dan rasa kebal di suatu tempat. Serangan epilepsi ini berlangsung dalam hitungan menit bahkan bisa sampai hitungan jam.
- Epilepsi Parsial Kompleks
Penderita akan mengalami gejala seperti epilepsi parsial sederhana namun disertai timbulnya halusinasi, terganggunya daya ingat dan penderita berada dalam kondisi antara sadar dan tidak sadar.
Lalu apa saja faktor-faktor yang bisa menyebabkan penyakit epilepsi ini. Ketika kita tahu apa penyebabnya tentu kita akan mewaspadainya dengan menghindari setiap penyebabnya, walaupun ada beberapa penyebab yang sulit dihindari karena misalnya karena faktor keturunan. Namun minimal ada kewaspadaan untuk bisa mengatasi setiap dampak dari epilepsi sejak dini. Ada 6 penyebab yang sangat mempengaruhi timbulnya penyakit epilepsi bagi seseorang. Berikut ini penyebab epilepsi yang perlu kita ketahui :
1. Pengaruh Genetik
Ini adalah penyebab yang sangat sulit untuk dihindari. Jika Orang yang mempunyai riwayat epilepsi dalam keluarganya berpotensi besar untuk terkena penyakit ini. Namun tergantung garis keturunannya, jika sangat jauh kemungkinananya juga cukup jauh. Namun jika orang tua terutama Ibu Anda pernah menderita epilepsi, maka hampir pasti Anda juga akan menderita penyakit yang sama.
2. Trauma pada kepala
Epilepsi adalah gangguan yang terjadi pada syaraf, Sedangkan kita tahu bahwa kerja syaraf diatur oleh otak kita. Cedera pada kepala yang disebabkan benturan atau pun jatuh akan menyebabkan fungsi otak akan terganggu dalam mengatur sel-sel syaraf kita. Akibatnya, akan terjadi konslet mendadak pada syaraf kita bersumber dari bagian otak kita yang cedera. Selain itu, kecelakann juga bisa menjadi penyebab kematian mendadak.
3. Penyakit medis
Organ otak memanglah sangat penting dalam mengatur seluruh sistem syaraf tubuh kita. Selain disebabkan oleh benturan, kerusakan fungsi otak juga bisa disebabkan oleh penyakit yang bisa disebabkan oleh virus dan tumor. Kerusakan otak yang disebabkan karena serangan stroke dan jantung dapat juga menyebabkan epilepsi.
4. Demensia
Kerusakan otak lainnya bukan dikarenakan masalah eksternal seperti adanya benturan maupun virus penyakit, melainkan karena penyakit internal yang disebabkan faktor usia sendiri seperti demensia. Penyakit ini juga penyebab epilepsi pada orang yang berusia lanjut.
5. Cedera sebelum melahirkan.
Perlu kita ketahui bahwa bayi pada kandungan juga rentan terkena epilepsi. Disebabkan karena kurangnya kebutuhan nutrisi dan kekurangan oksigen dalam kandungan. Inilah yang menyebabkan kelumpuhan otak pada anak.
6. Perkembangan penyakit lain
Penyakit-penyakit lainnya juga bisa mempengaruhi perkembangan fungsi otak kita. Adanya penyakit lain yang diderita seperti Autis, Down Syndrome atau ADHD pada anak dapat meningkatkan resiko terkena penyakit epilepsi.
Penyebab Terjadinya Kejang Epilepsi
Ketika kita menderita epilepsi maka akan sangat rentan mengalami kejang-kejang. Namun perlu diketahui, kejang-kejang ini akan terjadi selain faktor penyakit epilepsi yang diderita juga di karenakan faktor eksternal lainnya yang menstimulus gangguan efek listrik pada syaraf terjadi. Kejang penyebab epilepsi dapat dipicu oleh beberapa sebab, diantaranya:
- Kelalaian meminum obat
- Pola makan yang tidak teratur
- Perasaan senang dan sedih yang berlebihan
- Karena sakit dan mengalami demam tinggi
- Bahaya alkohol dan bahaya narkoba
- Perubahan kondisi hormonal misalnya menstruasi pada wanita.
Oleh karena itu, walaupun penderita epilepsi ada gangguan syaraf pada otaknya, namun tidak akan mengalami kejang jika tidak dipicu oleh stimulus eksternal lainnya. Stimulus eksternal itu dipicu oleh kebiasaan diri kita. Sehingga bagi penderita kejang sebaiknya bisa menghindari kebiasaan-kebiasan yang bisa memicu kejang-kejang terjadi seperti diatas.
Pertolongan Pertama saat Terjadi Kejang Epilepsi
Apa yang bisa kita lakukan untuk menolong orang sekitar kita yang kebetulan mengalami kejang? Tentu saja ada, asalkan kita tidak boleh panik. Serangan kejang pada penyebab epilepsi terjadi karena lonjakan aktivitas otak. Penyebab kejangnya memang tidak bisa diketahui pasti, namun ada beberapa hal yang bisa kita lakukan untuk menolongnya, seperti :
- Amankan penderita dari benda- benda berbahaya, dan jangan sampai penderita membentur-benturkan kepalanya.
- Rebahkan badannya dalam posisi miring ke samping agar lidahnya tidak menutupi jalannya pernapasan.
- Biarkan penderita bergerak semaunya, jangan meletakkan benda keras di dalam mulutnya guna mencegah agar gigi tidak patah seandainya digigit dan bisa saja benda itu menghalangi jalan pernapasan
- Setelah serangan reda, biarkan penderita istirahat
- Pemberian obat supositoria bisa diberikan untuk menghentikan kejang, dengan catatan atas resep dokter.
- Namun segeralah meminta pertolongan medis apabila penderita mengalami luka kejang yang berlangsung 2-3 menit. Dan ketika kejang terus berlanjut tanpa fase sadar diantaranya.
Larangan Penderita Epilepsi dan Pengobatannya
Ada beberapa aktivitas yang dilarang untuk dilakukan oleh penderita epilepsi, seperti mengemudikan kendaraan dan berenang. Dimana kegiatan tersebut membutuhkan konsentrasi dan juga kondisi eksternal lainnya. Jika terjadi kejang saat mengemudi atau berenang, justru akan membahayakan penderitanya.
Masalah lainnya yang akan dialami penderita epilepsi adalah kesulitan mendapatkan pekerjaan juga dialami oleh mereka. Dukungan dari masyarakat luas selain keluarga sangat berpengaruh bagi penderita epilepsi. Untuk itu, pada artikel ini akan dijabarkan lebih dalam tentang penyakit epilepsi.
Itulah informasi yang perlu kita ketahui mengenai penyakit epilepsi. Sejatinya, penderita penyakit epilepsi ini bisa sembuh, tetapi membutuhkan kesabaran dan pengobatan secara teratur. Yang paling penting, penderita mendapatkan dukungan moral dari keluarga dan lingkungannya. Dengan terapi-terapi sosial dan terapi syaraf maka akan membantu fungsi otak yang akan mengatur syarafnya bisa diperbaiki.