Perbedaan epilepsi dan kejang sebenarnya bisa diketahui dengan jelas apabila Anda benar-benar memahami keduanya dengan baik. Secara umum bila mendengar kata epilepsi dan kejang maka kedua hal ini pasti akan saling dikaitkan satu sama lain. Sebenarnya pikiran mengenai kaitan kedua hal tersebut tidaklah salah.
Namun sebaiknya kejang tidak selalu dianggap akan berakhir dengan terjadinya epilepsi. Sebab kejang sebenarnya berbeda dengan ciri-ciri epilepsi pada anak. Jika di suatu hari Anda melihat ada seseorang yang sedang mengalami kejang maka belum tentu dia sedang menderita penyakit epilepsi. Walaupun pada umumnya penyakit epilepsi selalu diawali dengan adanya serangan gejala berupa kejang-kejang dalam waktu yang cukup singkat.
Namun hal ini bukan berarti bahwa setiap orang yang mengalami kejang berarti memiliki penyakit epilepsi di dalam dirinya. Dalam hal ini perlu dilihat lebih lanjut mengapa orang tersebut mengalami kejang. Ataukah karena suhu tubuh yang meninggi, ataukah karena stres, ataukah karena hal lain.
Pada kesempatan ini akan diulas mengenai perbedaan antara epilepsi dan kejang. Hal ini bertujuan agar Anda bisa mengenal gejala epilepsi dengan baik serta gejala kejang biasa. Berikut ini kami berikan beberapa hal mengenai perbedaan antara epilepsi dan kejang yaitu sebagai berikut.
1. Pengertian
Pengertian dari epilepsi dan kejang tentu saja berbeda. Epilepsi atau yang lebih dikenal oleh masyarakat dengan istilah penyakit ayan merupakan suatu kondisi adanya gangguan kronik yang ditandai dengan adanya manifestasi klinis secara berulang akibat lepasnya muatan listrik yang berlebihan serta hipersinkron dari sel neuron di otak.
Sedangkan penyebab kejang tanpa demam merupakan suatu bangkitan yang terjadi pada kenaikan suhu tubuh di atas 380 tanpa disertai adanya infeksi susunan saraf pusat dan gangguan elektrolit serta gangguan metabolik. Epilepsi pada dasarnya merupakan suatu penyakit yang umumnya timbul dengan diawali adanya gejala kejang. Sedangkan kejang itu sendiri merupakan suatu reaksi atas penyakit atau bisa juga merupakan suatu gejala dari sebuah penyakit.
2. Gejala
Pada kasus kejang biasa maka terjadinya kejang akan diikuti dengan adanya demam tinggi pada anak. Gejala ini umumnya juga akan diikuti dengan gerakan otot tubuh yang terjadi secara berkala dan terjadi dalam waktu yang cukup singkat yaitu sekitar 5 menit. Sementara itu pada kasus epilepsi gejala yang terjadi lebih rumit dan beragam.
Epilepsi yang terjadi pada anak-anak usia sekolah ataupun pada remaja dan orang tua umumnya akan diawali dengan gejala kejang yang terjadi secara tiba-tiba dan mendadak tanpa disertai adanya demam. Selain itu penderita epilepsi yang mengalami gejala kejang umumnya kehilangan kesadaran sehingga ia tampak kebingungan dan kehilangan fokus. Tak jarang juga tatapan matanya tiba-tiba seolah tampak kosong. [AdSense-B]
3. Faktor Penyebab
Penyakit epilepsi pada umumnya terjadi karena disebabkan oleh adanya faktor idiopatik dan simtomatik. Idiopatik mengacu pada golongan yang belum diketahui secara pasti penyebabnya misalnya seperti faktor keturunan. Sedangkan simtomatik merupakan golongan yang sudah diketahui penyebabnya seperti misalnya adanya trauma kepala, kelainan metabolik, kelainan otak bawaan, dan lain sebagainya.
Hal ini berbeda dengan kejang yang cenderung disebabkan oleh adanya infeksi seperti misalnya ISPA, flu, infeksi telinga. Beberapa anak bisa saja mengalami kejang saat suhunya mencapai 380 namun ada juga yang baru mengalami kejang saat suhu tubuhnya mencapai 400. Macam-macam kejang biasa ataupun kejang demam juga bisa terjadi karena adanya ketidakmatangan otak atau pengaturan suhu tubuh.
4. Usia Penderita
Kejang umumnya terjadi pada saat anak mengalami demam. Kejang yang diakibatkan oleh demam seringkali dijumpai pada anak dengan usia bayi dan balita yaitu pada saat anak berusia antara 6 bulan sampai dengan 5 tahun. Namun ketika anak sudah mulai bertumbuh dan beranjak dewasa tepatnya dengan usia di atas 5 tahun maka kejang yang disebabkan oleh adanya demam tidak akan terjadi lagi hingga dewasa.
Sedangkan pada kasus epilepsi umumnya kejang terjadi dan menyerang penderita epilepsi dengan segala umur baik anak-anak maupun dewasa. Jadi jika ada seorang anak yang mengalami kejang dengan disertai demam maka kemungkinan itu hanyalah kejang biasa saja. Namun jika orang yang mengalami kejang itu tergolong remaja ataupun tua maka kemungkinan besar kejang itu terjadi sebagai akibat adanya penyakit epilepsi pada dirinya. [AdSense-A]
5. Resiko
Anak-anak berusia bayi sampai dengan balita yang menderita kejang demam umumnya tidak memiliki resiko jangka panjang. Sebab kejang yang dialami oleh anak pada masa itu akan sembuh dengan sendirinya setelah ia beranjak dewasa. Bahkan beberapa orang mengatakan bahwa anak yang pernah mengalami kejang di masa kecilnya tidak akan mengalaminya lagi saat ia sudah tumbuh dewasa nanti.
Hal ini tentu berbeda dengan penderita epilepsi. Penyakit epilepsi hampir tidak bisa disembuhkan sehingga penyakit ini memiliki resiko jangka panjang. Gejala epilepsi termasuk kejang bisa saja terjadi secara berulang-ulang dan serangan tersebut selalu terjadi secara mendadak. Penyakit ini tentunya akan terus dialami oleh seorang anak hingga ia menjadi dewasa dan bahkan manula.
6. Pengobatan
Kejang demam umumnya bukan merupakan suatu gejala yang berbahaya sebab hal ini bisa sembuh nantinya pada saat penderita kejang mulai beranjak dewasa. Jadi tidak ada pengobatan khusus yang perlu dilakukan pada penderita kejang demam. Untuk menangani kejang demam ini orang tua bisa menanganinya dengan memberikan pengobatan tradisional pada anaknya yang sedang menderita kejang.
Sementara itu penanganan terhadap penderita epilepsi tentunya berbeda dan lebih rumit. Sebab untuk menyembuhkan epilepsi dan meredakan seluruh gejala yang mengawalinya harus diberikan obat anti konvulsan. Obat ini bisa saja dikonsumsi seumur hidup sebab penyakit epilepsi merupakan penyakit jangka panjang yang belum tentu bisa disembuhkan secara total.
7. Pencegahan
Kejang yang terjadi pada saat anak mengalami demam biasa tidak bisa dicegah. Sebab kejang ini terjadi sebagai reaksi dari tingginya suhu tubuh pada anak. Oleh karena itu bentuk pencegahan yang bisa dilakukan antara lain dengan melakukan pemberian ASI pada bayi serta pemberian makanan sehat pada balita. Dengan terpenuhinya gizi anak maka anak tidak akan sampai terserang infeksi dengan mudahnya sehingga gejala kejang dapat diminimalisir.
Berbeda dengan kejang yang berpeluang terjadi pada penderita epilepsi. Kejang pada dasarnya juga tidak dapat dicegah sebab gejala kejang ini timbul secara mendadak. Namun penderita epilepsi bisa mengonsumsi obat yang diresepkan oleh dokter agar gejala epilepsi tidak sampai menyerangnya lagi.
Perbedaan epilepsi dan kejang kini telah diketahui dengan jelas. Maka jika Anda melihat anak mengalami kejang sebaiknya perhatikan dahulu semua gejala yang akan terjadi setelahnya. Sebab gejala kejang yang terjadi antara kejang demam dengan kejang ciri-ciri epilepsi pada dasarnya berbeda. Namun yang terpenting adalah selalu tingkatkan kewaspadaan terhadap kesehatan anak dan terhadap segala bentuk penyakit yang menyerangnya.