6 Perawatan Sindrom Asperger Yang Bisa Dilakukan Sendiri dan Aman

√ Verified Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Banyak orang bisa jadi kurang memahami bagaimana perawatan sindrom Asperger yang benar. Namun sebelum mencari tahu bagaimana hal ini dilakukan, sebaiknya mulai dengan memahami lebih dahulu mengenai penyakit tersebut. Karena hingga saat ini tidak banyak yang paham bila ini merupakan salah satu macam-macam penyakit saraf yang terjadi pada beberapa orang, termasuk penderitanya juga di Indonesia.

Oleh sebab itu maka sebaiknya ketahui lebih dulu bahwa Sindrom Asperger adalah gangguan neurologis atau saraf yang tergolong ke dalam gangguan spektrum autisme. Gangguan spektrum autisme ini (atau disebut juga dengan autism spectrum disorder) atau yang lebih dikenal dengan penyakit autisme merupakan gangguan pada sistem saraf yang memengaruhi kemampuan seseorang dalam berkomunikasi dan berinteraksi dengan orang lain.

Adapun awalnya sindrom ini ditemukan oleh Hans Asperger, seorang psikolog anak asal Austria. Jika ingin tahu apa saja dan bagaimana cara perawatan sindrom Asperger, simak saja beberapa poin berikut ini.

1. Terapi bahasa, bicara, dan sosialisasi.

Hal yang perlu diketahui yaitu bahwa para penderita sindrom Asperger sebenarnya pandai dalam menguasai bahasa dan berbicara. Namun ada beberapa hal yang menghalangi hal tersebut salah satunya yaitu kemampuan ini tidak mampu dilakukan kepada orang lain.

Oleh sebab itu melalui beberapa terapi yang telah disebutkan di atas, maka terapi ini mencoba untuk membiasakan penderita berbicara kepada orang lain. Selain itu menggunakan jenis terapi tersebut juga membantu para penderita untuk melakukan kontak mata ketika berinteraksi.

Hal lain yang bisa diperoleh termasuk yaitu ikut serta membahas topik yang juga diinginkan oleh siapa yang menjadi lawan bicara penderita. Oleh sebab itu sangat penting jika para penderita Asperger ini memiliki lawan bicara yang rutin setiap harinya untuk mengimbangi pola berpikir dan tingkat sosialisasinya.

Sebaiknya keluarga terdekat meluangkan waktu untuk hal tersebut atau paling tidak ada yang membantu untuk melakukan terapi ini secara berkala di rumah sehingga kondisi ini cepat sembuh dan segera dipulihkan kembali.

2. Terapi fisik.

Terapi fisik atau biasa disebut juga dengan fisioterapi, yang mana jenis terapi yang satu ini sebenarnya bertujuan untuk melatih kekuatan anggota-anggota tubuh. Adapun terdapat sejumlah latihan rutin yang bisa diterapkan pada para penderita sindrom Asperger ini.

Di antaranya yang banyak disarankan oleh para tenaga medis ialah lari, melompat, naik-turun tangga, atau bersepeda. Dengan aktifitas fisik yang demikian maka para penderita bisa mengolah tubuhnya dengan baik supaya tetap sehat dan tidak mudah sakit.

Sehingga dengan demikian kondisi psikologisnya juga membaik dan tidak menimbulkan gejala penyakit lain yang ditakutkan seperti misalnya kondisi kemungkinan berpengaruh menjadi bahaya autisme.

3. Terapi okupasi.

Terapi yang cukup lengkap untuk salah satu perawatan sindrom asperger yaitu dengan menggabungkan latihan fisik, kognitif, dan pancaindra. Terapi dengan susunan seperti yang disebutkan ini bertujuan untuk memperbaiki sekaligus meningkatkan kemampuan kognitif, fisik, sensorik, motorik para penderita Asperger. [AdSense-B]

Selain itu terapi okupasi ini juga bisa membantu untuk turut serta memperkuat kesadaran dan penghargaan kepada diri. Melalui kombinasi yang tepat dari terapi bicara, fisik, atau okupasi untuk meningkatkan kemampuan fungsional, maka niscaya penderita sindrom Asperger ini bisa segera pulih dan beraktivitas kembali.

Meskipun butuh untuk memberikan pendidikan khusus yang tidak didapat melalui pendidikan umum di sekolah bagi para penderita penyakit khusus seperti ini.

4. Terapi perilaku kognitif.

Terapi perilaku kognitif adalah salah satu jenis terapi yang cocok diberikan bagi para penderita Asperger karena dapat memberikan pengajaran kepada penderita mengenai cara-cara untuk mengungkapkan perasaannya dan bergaul dengan teman sebaya atau orang-orang yang ada di sekitarnya.

Sehingga melalui terapi ini maka penderita akan dilatih untuk mengendalikan rangsangan yang diterima oleh seluruh indera-indera tubuh sepenuhnya. Dari sini para penderita dapat mengenal lebih jauh akan rasa takut, cemas, keinginan, penolakan, dan ledakan emosi.

Sehingga sebenarnya secara tidak langsung para penderita ini didorong untuk bisa mengontrol diri sepenuhnya supaya tidak membahayakan dan memberikan resiko terhadap orang lain yang ada di sekitarnya. Umumnya hal ini juga cukup baik diberikan jika terjadi pula kelainan akibat kerusakan saraf motorik. Sehingga melalui terapi secara berkala umumnya hal tersebut bisa segera diatasi dengan baik. [AdSense-A]

5. Terapi Pengobatan

Di samping terapi di atas, obat-obatan atau menggunakan terapi pengobatan juga bisa diberikan untuk mengontrol gejala pada sindrom Asperger. Ada bermacam-macam obat yang bisa diresepkan serta diberikan pada para penderita sindrom tersebut. Namun pada umumnya obat-obatan yang biasa diberikan adalah:

  • Aripiprazole – meredakan keinginan untuk marah atau tidak bisa menahan amarah.
  • Olanzapine – menekan aneka macam sifat yang terlalu aktif atau bisa juga dikategorikan hiperaktif
  • Risperidone – mengurangi perasaan gelisah di waktu malam dan terutama karena sulit tidur atau biasa disebut pula dengan insomnia
  • Antidepresan golongan selective serotonin reuptake inhibitor (SSRI) – obat ini dapat berfungsi untuk mengurangi keinginan untuk melakukan kegiatan yang berulang-ulang.

Dengan memberikan terapi pengobatan secara berkala dengan dosis yang sesuai umumnya hal ini bisa dilakukan sebagai pengobatan yang efektif jika diketahui sejak dini. Inilah manfaat melihat sepenuhnya tumbuh kembang anak supaya kondisi penyakit saraf ini bisa dihindarkan dan memastikan semua di dalam lingkungan ini cukup sehat dan tidak mudah mengalami gangguan sakit termasuk misalnya jika ada resiko berupa akibat penyakit meningitis yang beragam.

6. Terapi kemampuan sosial.

Adapun jenis terapi terakhir yang bisa dilakukan untuk para penderita sindrom Asperger ini antara lain yaitu dengan jalan mendorongnya supaya mau untuk mengembangkan kemampuan anak dalam bersosialisasi dan memahami berbagai bentuk komunikasi non-verbal.

Hal ini cukup penting untuk membuat para penderita belajar mengungkapkan diri dan perasaan yang dialami. Baik marah ataupun takut atau ingin menangis, sangat penting memastikan energi dari dalam tubuh karena emosi tersalurkan dengan baik dan benar.

Selain itu ada beberapa langkah penting seperti misalnya saja modifikasi perilaku sebagai langkah mendukung perilaku positif dan mengurangi perilaku negatif. Dengan demikian maka penderita Asperger ini bisa membedakan secara lebih baik mana yang diterima oleh orang-orang di sekeliling lingkungan sosialnya dan mana yang tidak bisa diterima sepenuhnya. Dari sini maka bisa dilakukan pembelajaran yang efektif untuk terapi dan membuat penderita makin membaik kondisi sosialnya.

Itulah beberapa perawatan sindrom Asperger yang bisa dilakukan di rumah maupun meminta bantuan tenaga medis di rumah sakit. Diharapkan melalui perawatan tersebut maka penderita penyakit ini bisa jauh lebih baik dan lebih mudah cepat sembuh.

Melalui berbagai macam terapi yang disebutkan di atas tentu sedikit demi sedikit akan membantu penderita untuk membenahi pola pikir serta langkah psikologis yang ditempuh sehingga resiko terjadinya komplikasi yang lebih parah seperti misanya kondisi komplikasi autisme akut bisa dicegah sepenuhnya.

fbWhatsappTwitterLinkedIn