5 Pengobatan Sindrom Nefrotik yang Mudah Ditemukan

√ Verified Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Apakah dilingkungan anda ada seseorang yang mengalami sindrom nefrotik? Perawatan pada sindrom nefrotik akan tergantung pada penyebab yang mendasari kondisi untuk mengurangi gejala dan mencegah komplikasi.

Obat-obatan yang mengurangi efek peradangan dari sistem kekebalan pada glomeruli sampai sekarang masih menjadi andalan pengobatan terhadap sindrom nefrotik. Obat itu kortikosteroid dan obat penekan kekebalan tubuh yang kuat seperti siklosporin, siklofosfamid, mikofenolat dan rituximab.

Obat-obatan untuk mengurangi tekanan darah tinggi dan kadar kolesterol darah tinggi juga dapat diresepkan. Obat pengencer darah (antikoagulan) dapat diresepkan untuk mengurangi risiko berkembangnya pembekuan darah.

Dokter juga dapat merekomendasikan membatasi asupan cairan atau meresepkan obat yang meningkatkan jumlah urin yang diproduksi (diuretik). Ini, bersama dengan tirah baring, akan membantu mengurangi pembengkakan dan mengurangi risiko kemunculan inkontinensia urine.

Dokter atau ahli diet dapat merekomendasikan diet khusus yang ditujukan untuk mengendalikan kadar protein, garam, dan kolesterol dalam tubuh. Secara keseluruhan, penting untuk menjaga kesehatan dan nutrisi yang baik dan untuk memastikan kondisi medis lainnya segera ditangani.

Bagaimana sindrom nefrotik diobati?

Mengobati sindrom nefrotik termasuk mengatasi penyebab yang mendasari serta mengambil langkah-langkah untuk mengurangi tekanan darah tinggi, edema, kolesterol tinggi, dan risiko infeksi. Perawatan biasanya berupa mengonsumsi obat-obatan dan mengubah pola makan dan juga menu makanan. Beberapa jenis obat yang dapat diresepkan antara lain:

1. Obat-obatan yang menurunkan tekanan darah

Obat-obatan jenis ini juga dapat secara signifikan memperlambat perkembangan penyakit ginjal yang menyebabkan sindrom nefrotik. Dua jenis obat penurun tekanan darah, angiotensin-converting enzyme (ACE) inhibitor dan angiotensin receptor blocker (ARB), telah terbukti efektif dalam memperlambat perkembangan penyakit ginjal dengan mengurangi tekanan di dalam glomeruli dan dengan demikian mengurangi albuminuria, dan bahaya radang empedu.

2. Obat untuk membantu ginjal mengeluarkan cairan darah

Banyak orang memerlukan dua atau lebih obat untuk mengontrol tekanan darah mereka. Selain inhibitor ACE atau ARB, diuretik — obat yang membantu ginjal dalam mengeluarkan cairan dari darah — juga dapat bermanfaat dalam membantu mengurangi tekanan darah serta edema. Beta blocker, calcium channel blockers, dan obat tekanan darah lainnya juga mungkin diperlukan.

3. Obat statin dapat diberikan untuk menurunkan kolesterol

Orang dengan sindrom nefrotik harus menerima vaksin pneumokokus, yang membantu melindungi terhadap bakteri yang biasanya menyebabkan infeksi, dan suntikan flu tahunan.

Obat pengencer darah biasanya hanya diberikan kepada orang-orang dengan sindrom nefrotik yang mengembangkan gumpalan darah; obat-obatan ini tidak digunakan sebagai tindakan pencegahan. [AdSense-B]

4. Makan, Diet, dan menambah nutrisi tubuh

Makan, diet, dan menambah nutrisi dalam tubuh memang belum terbukti berperan dalam menyebabkan atau mencegah sindrom nefrotik pada orang dewasa. Meskipun demikian, bagi orang-orang yang telah mengalami sindrom nefrotik, membatasi asupan natrium diet, garam, dan makanan junk food sangt penting untuk dilakukan guna membantu mengurangi efek edema. Diet rendah lemak jenuh dan kolesterol juga dapat direkomendasikan untuk membantu mengontrol hiperlipidemia.

5. Obati penyakit yang mendasarinya

Pengobatan yang harus dilakukan ada sindrom nefrotik adalah dimulai dari mengobati penyebab yang mendasari, jika penyebabnya ditemukan. Selain itu, hampir semua pasien diberikan penghambat angiotensin-converting enzyme (ACE) atau penghambat reseptor angiotensin (ARB), yang menurunkan tekanan darah, mencegah memburuknya penyakit ginjal, dan mengurangi jumlah protein yang diekskresikan dalam urin.

Beberapa penyakit yang kemungkinan besar menjadi penyebab sindrom nefrotik antara lain sebagai berikut:

  • Diabetes Melitus

Perawatan optimal untuk penyakit ginjal diabetes belum dipahami dengan baik, pendekatan terbaik yang dapat dilakukan untuk mengonrtol penyakit ini ialah pengurangan kadar gula darah, kolesterol, dan tekanan darah.

  • Lupus

Ciri penderita lupus yang memiliki sindrom nefrotik atau bukti fungsi ginjal yang memburuk dapat diobati dengan steroid dan obat lain yang menekan sistem kekebalan tubuh. Kebanyakan orang merespon dengan baik pada obat-obat semacam itu.

  • Nefropati Membran

Perawatan terbaik untuk nefropati membranosa masih dalam perdebatan. Pada periode awal selalu ada fase menunggu, untuk menentukan apakah kondisi memburuk atau menyebabkan komplikasi. Selama waktu ini, inhibitor ACE atau ARB dianjurkan dan penting untuk menjaga tekanan darah dan kadar kolesterol terkontrol. Perawatan tambahan, termasuk obat yang menekan sistem kekebalan, mungkin diperlukan jika nefropati membranosa berlangsung. [AdSense-C]

  • Edema

Pembengkakan pada kaki bagian bawah (edema) dan pengumpulan cairan di perut (asites) dapat terjadi pada orang dengan sindrom nefrotik. Edema dan asites sering membaik pada orang yang mengikuti diet rendah sodium dan minum diuretik secara teratur sesuai anjuran dokter.

  • Kolesterol tinggi

Kadar kolesterol tinggi sering terlihat pada orang dengan sindrom nefrotik. Jika sindrom nefrotik menetap, pengobatan diperlukan untuk menurunkan kolesterol darah dengan obat yang disebut statin.

  • Pembekuan darah

Jika gumpalan darah terbentuk di pembuluh darah, pengobatan yang harus dilakukan oalah obat untuk pengencer darah, seperti warfarin (Coumadin), selama sindrom nefrotik menetap.

Demikian pemaparan tetang pengobatan sindrom nefrotik. Pada dasarnya diperlukan diagnosa yang tepat terlebih dahulu. Perlu diketahui penyebab pastinya sebelum menentukan obat apa yang tepat untuk mengatasi sindrom nefrotik pada seseorang.

Intinya, pengobatan sindrom nefrotik tergantung pada jenis penyebab yang mempengaruhinya. Jika itu dari sebuah penyakit seperti yang disebutkan di atas, maka diperlukan obat yang sesuai dengan jenis penyakit yang diderita pasien. Semoga informasi ini bermanfaat untuk anda.

fbWhatsappTwitterLinkedIn