Hepatitis B merupakan salah satu penyakit pada organ hati yang disebabkan oleh virus hepatitis B dimana penyakit ini menimbulkan inflamasi atau pembengkakan. Virus hepatitis B sendiri termasuk ke dalam genom keluarga hepadnavirus yang juga membawahi penyakit hepatitis pada tupai dan juga pada bebek. Virus hepatitis B bekerja dengan cara mengganggu sel hepatosit di dalam organ hati dan merangsang reaksi antigen untuk melawan hingga inflamasi terjadi.
Penyakit hepatitis B mayoritas dapat menular kepada manusia melalui kontak dengan orang lain baik yang sudah mengidap hepatitis B maupun orang dengan resiko kesehatan yang amat tinggi. Contoh jenis kontak yang dapat menjadi cara penularan hepatitis B adalah kontak seksual yang tidak aman seperti misalnya sering berganti pasangan, menggunakan jarum untuk membuat tato secara bersama, hingga melakukan tranfusi darah dari orang yang beresiko mengidap penyakit ini. Selain itu penyakit ini juga dapat ditularkan oleh ibu yang hamil kepada janin yang dikandungnya.
Sebagai salah satu jenis dari penyakit hepatitis yang jamak terjadi pada organ hati, hepatitis B merupakan penyakit yang paling berbahaya dibandingkan dengan jenis penyakit hepatitis lainnya. Hepatitis B dapat menjadi penyakit yang tidak banyak menimbulkan gejala, ataupun menunjukkan gejala hepatitis B yang sangat nampak hingga memiliki potensi untuk menimbulkan potensi resiko kesehatan apabila tidak ditangani dengan benar.
Salah satu potensi resiko kesehatan yang mengancam penderita hepatitis B adalah komplikasi berupa munculnya sirosis bahkan kanker pada hati. Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO) sekitar 257 juta orang hidup sebagai inang dari virus hepatitis B di seluruh dunia sementara total sekitar 887 ribu orang meninggal akibat penyakit ini.
Kembali menurut WHO, penduduk yang tinggal di sebagian besar wilayah Afrika dan Asia Tenggara dan Selatan merupakan kelompok penduduk yang paling mungkin terkena penyakit ini. Salah satu penyebab hepatitis b terbesar bagi kelompok penduduk di wilayah ini adalah rendahnya kesadaran masyarakat khususnya tentang pengetahuan seks yang aman.
Namun meskipun dikategorikan sebagai salah satu penyakit berbahaya bagi fungsi hati sebagai alat ekskresi. Hepatitis B tetap dapat disembuhkan. Beberapa tujuan yang diharapkan dalam proses penggunaan obat gangguan fungsi hati terutama untuk hepatitis B secara sederhana antara lain sebagai cara untuk menghilangkan virus hepatitis b, mencegah virus hepatitis B mereplikasi diri di dalam organ hati dan mematikan fungsi mereka untuk berkembang. Berikut merupakan beberapa tindakan perawatan untuk hepatitis B yang banyak direkomendasikan :
1. Pengobatan Antiviral dengan Nukleotida Analog
Terapi antiviral merupakan salah satu bentuk pengobatan yang disarankan bagi penderita hepatitis B. pengobatan antiviral dimaksudkan untuk menghambat daur hidup dari virus hepatitis B dan mencegahnya mereplikasi diri sehingga menghindarkan pasien dari gejala hepatitis B yang lebih hebat. Beberapa obat antiviral yang digunakan untuk menangani hepatitis B ini antara lain
- Lamivudine
Lamivudine merupakan salah satu obat yang banyak digunakan untuk menangani hepatitis B. Fungsi utama dari obat ini adalah untuk memperbaiki fungsi hati dengan memperkuat produksi antigen positif untuk melawan virus hepatitis B, selain itu Lamivudine juga dapat menghambat sintesa dari virus. Namun obat ini mengandung efek samping yaitu timbulnya resistansi virus terhadap obat yang dapat berimplikasi serius bagi proses pengobatan. [AdSense-B]
- Adefovir
Adefovir berfungsi untuk menahan proses daur hidup dari virus hepatitis B yaitu daur transkipsi balik yang menggunakan enzim reverse transcriptase sebagai inisiator dari replikasi virus. Salah satu kelebihan obat ini adalah kemungkinan resistensi yang sedang dan memiliki tingkat keefektifan yang kecil. Kelemahan obat ini secara mendasar adalah obat ini memiliki harga yang paling mahal dibandingkan dengan obat golongan Nukleotida lainnya.
- Tenofovir
Memilliki fungsi yang hampir serupa dengan Lamivudine, Tenofovir memiliki efek samping yang ringan seperti muntah-muntah ataupun kepala terasa berputar. Selain daripada itu obat ini diketahui tidak memiliki kontradiksi lain serta minim resiko resistensi terhadap obat.
Namun berkebalikan dengan Adefovir obat ini merupakan pilihan paling ekonomis diantara semua obat lainnya. Tenofovir sendiri memiliki 2 jenis turunan sintesa yang berbeda yaitu tenofovir disoproxil dan tenofovir alafermanide. Alafemanide sendiri diketahui memiliki efek samping yang lebih kecil dibanding tenofovir standar atau tenofovir disoproxil. [AdSense-C]
- Entecavir
Kemampuan entecavir dalam mematikan proses replikasi virus hepatitis B secara keseluruhan membuat obat ini dikenal ssebagai obat dengan tingkat kemampuan tertinggi. Namun obat ini juga memliki tingkat resistensi yang tinggi serta efek samping yang serius seperti memicu perlemakan pada hati.
2. Pengobatan dengan Interferon
Interferon merupakan protein sitokin yang memicu sel untuk bereaksi melawan patogen yang ada di dalam tubuh. Karena fungsi tersebut, interferon banyak digunakan sebagai alternatif pengobatan untuk menyembuhkan hepatitis B dengan jalan melawan dan memusnahkan muatan virus hepatitis B dalam tubuh. Pengobatan interferon dikenal lebih efektif dibandingkan dengan pengobatan menggunakan nukleotida namun memiliki resiko kesehatan yang cukup besar.
Selain dapat mengaktifkan respon tubuh terhadap rangsangan patogen seperti flu dan demam, interferon dapat mengakibatkan perubahan mood yang memicu depresi hingga kerusakan organ vital seperti ginjal, hati, hingga jantung. Interferon sendiri memiliki dua jenis yaitu interferon alpha dan Pegilated Interferon yang memiliki efek yang lebih lama bertahan di dalam tubuh.
Hepatitis B yang mengarah ke arah penyakit yang lebih kronis membutuhkan penanganan yang tepat. Komplikasi berupa sirosis dapat menjadi konsekuensi kesehatan yang dapat dialami oleh pasien apabila tidak mendapat penanganan hepatitis B dengan baik. Selain itu melakukan langkah-langkah cara mencegah penularan penyakit hepatitis juga dapat dilakukan untuk sebagai langkah antisipasi pertama.