Manusia adalah salah satu spesies yang memiliki dua telinga yang terletak di kedua sisi wajah, dimana telinga dirancang untuk menangkap rangsangan pendengaran dan getaran suara atau bunyi yang ditransfer ke otak untuk diterjemahkan ke dalam suatu bentuk makna.
Telinga manusia memiliki tiga bagian yaitu bagian luar, tengah dan dalam dimana masing-masing memiliki fungsi sendiri, anatomi dan bahkan penyakit. Penyakit telinga yang menjadi sebuh momok adalah gangguan pendengaran atau tuli.
Gangguan pendengaran adalah gangguan kesehatan di mana Anda kehilangan kemampuan untuk mendengar suara secara bertahap yang disebabkan oleh rusaknya salah satu atau beberapa bagian dari telinga luar, tengah atau dalam.
Gangguan pendengaran dapat dialami siapapun tanpa disadari, dan dapat berlangsung dalam waktu panjang yang umumnya diperlukan waktu 10 -15 tahun sejak gangguan mulai terjadi hingga seseorang benar-benar menyadari bahwa ia mengalami masalah pendengaran dan mulai mencari bantuan.
Gangguan pendengaran dapat dialami siapapun tanpa disadari, dan dapat berlangsung dalam waktu panjang yang umumnya diperlukan waktu 10 -15 tahun sejak gangguan mulai terjadi hingga seseorang benar-benar menyadari bahwa ia mengalami masalah pendengaran dan mulai mencari bantuan karena apabila tidak segera ditangani, maka sudah lambat laun kehidupan pribadi, sosial, dan juga kesehatan akan memiliki pengaruh yang buruk.
Terdapat 4 jenis gangguan pendengaran yang diklasifikasikan berdasarkan bagian telinga yang terpengaruh, dimana dari keempat gangguan pendengaran tersebut, mungkin gangguan pendengaran atau tuli saraf yang paling jarang terjadi.
Gangguan pendengaran atau tuli saraf dapat terjadi jika saraf auditori tidak dapat mengirim sinyal ke otak, dimana rangsangan bunyi dan suara yang disampaikan ke otak, akan lewat melalui saraf yang menyambungkan telinga dan otak, yang disebut saraf vestibulokoklearis.
Di dalam otak manusia terdapat dua belas macam saraf kranial, di mana saraf vestibulokoklear merupakan salah satu bagiannya; yaitu bagian ke-VIII yang merupakan saraf sensori -selain bagian I dan II yang dimana saraf ini memiliki fungsi sebagai pengendali sistem keseimbangan tubuh (vestibular) dan juga sebagai penerima dan pengelola rangsangan getaran suara agar menjadi suatu kata (sistem sensori koklea).
Terkait dengan gangguan pendengaran, beberapa cara ini bisa dicoba untuk membantu mengatasi masalah tersebut, mulai dari mengetahui apa saja alat pendengaran telinga yang bagus serta beberapa tips dan cara membersihkan kotoran telinga dengan bawang putih, lalu kemudian apa saja yang menjadi penyebab telinga tidak bisa mendengar, dan juga mengenali ciri-ciri telinga bermasalah sehingga bisa dilakukan tindakan pencegahan.
Gangguan pendengaran atau tuli saraf sebagian besar dapat dicegah dan dihindari dengan menerapkan beberapa langkah pencegahan sederhana. Dan Bagi anda yang memiliki pendengaran yang sehat, tidak ada salahnya anda memperhatikan dan mewaspadai cara mencegah tuli saraf terjadi.
Pada dasarnya penyebab tuli saraf dapat terjadi akibat berbagai macam faktor seperti penyakit yang diderita, kebiasaan yang (ternyata) memiliki dampak buruk pada jangka panjang, sampai pada masalah keturunan dan genetika. [AdSense-B]
Secara umum cara mencegah tuli saraf yang terjadi akibat kebiasaan sangatlah mudah untuk dihindari, dan hanya butuh kedisiplinan diri untuk melakukannya, seperti:
- Menghindari Paparan Suara Lebih dari 80 Desibel
Normalnya setiap telinga manusia dapat mendengar suara atau bunyi pada frekuensi sekitar 20 Hz – 20.000 Hz, dimana tekanan suara yang dapat diterima berada pada skala -15 dB – 80 dB, namun jika suara atau bunyi yang kita dengar mencapai 85 dB atau lebih maka dapat menyebabkan kerusakan permanen pada pendengaran Anda.
Jika Anda memiliki kebiasaan mendengarkan musik atau berada pada lingkungan dimana suara atau bunyi tersebut mencapai 85 dB atau lebih, dan dilakukan secara terus menerus dan dalam jangka waktu panjang, maka hal tersebut dapat menyebabkan kerusakan permanen pada sel-sel rambut di telinga bagian dalam, yang menyebabkan gangguan pendengaran atau tuli saraf.
Ada baiknya anda mengindari paparan suara tersebut, dan berusaha untuk melatih telinga anda untuk mendengar suara pada jangkauan frekuensi yang aman.
2. Menerapkan Aturan 60/60 Saat Menggunakan Headphone atau Earphone
Penggunaan headphone atau earphone dapat membantu anda untuk lebih fokus dalam mendengar sesuatu. Namun penggunaan alat tersebut harus dibatasi dengan menerapkan aturan 60/60, yaitu mendengarkan suara atau bunyi melalui headphone atau earphone selama 60 menit dan dengan volume 60% dari volume maksimal.
Anda juga dapat berinvestasi untuk kesehatan telinga anda dengan membeli noise-canceling headphones yang memiliki pengaturan suara yang aman bagi telinga anda.
3. Menggunakan Pelindung Telinga Jika Berada di Lingkungan Bising
Pelindung telinga seperti ear-muffs dan ear-bud juga dapat membantu mengamankan telinga anda dari paparan suara bising dan keras yang tidak diinginkan, seperti misalnya saja tempat anda bekerja terdapat mesin yang mengeluarkan suara bising dan keras. [AdSense-C]
Jangan biarkan telinga anda terbiasa mendengarkan suara dengan volume keras karena faktor kebiasaan inilah yang nantinya akan merusak saraf dan pendengaran anda sehingga terjadi tuli saraf.
Pencegahan tuli saraf di atas memang ditujukan untuk segala paparan yang masih dapat kita kontrol atau hindari, namun mungkin tentunya agak sulit untuk mencegah gangguan pendengaran yang diakibatkan oleh senyawa organik seperti virus, atau bahkan kerusakan karena faktor genetik.
Sama halnya seperti langkah pengobatan, pencegahan yang dapat Anda lakukan untuk menghindari tuli saraf tergantung pada kondisi yang mendasarinya, misalnya tuli saraf akibat diabetes bisa dicegah dengan menjaga dan memonitor kadar gula dalam darah secara rutin agar tidak melebihi batas normal, selanjutnya tuli saraf akibat kekurangan nutrisi, defisiensi vitamin, atau kecanduan minuman keras, dapat dicegah dengan menerapkan pola makan sehat dan seimbang, dan membatasi konsumsi alkohol.
Selain mengetahui cara mencegah tuli saraf, anda juga perlu mengetahui metode pengobatan dan pencegahan lainnya seperti bagaimana cara menjaga kesehatan telinga secara alami, lalu mengenai cara membersihkan kotoran telinga dengan bawang putih, kemudian bagaimana cara mengatasi telinga bindeng akibat pilek, dan juga apa sjaa cara mengatasi hewan masuk telinga yang bisa dilakukan.
Jika anda menderita tuli saraf, anda tidak perlu khawatir akan kehilangan indra pendengaran anda selamanya. Silahkan berkonsultasi dengan ahli audiologi dan dokter spesialis THT untuk mendapatkan diagnosa dan penangan yang tepat untuk masalah tuli saraf yang anda derita.