Bahaya mikrosefali perlu menjadi perhatian khusus terutama bagi orang tua dan ibu hamil. Kelainan mikrosefali memang cukup jarang terjadi. Namun kelainan ini diketahui terjadi karena berbagai macam penyebab seperti misalnya karena faktor genetika, virus zika, dan lain sebagainya.
Anak yang mengalami mikrosefali akan memiliki lingkar kepala yang berukuran lebih kecil daripada yang seharusnya. Berikut ini beberapa komplikasi atau bahaya yang ditimbulkan oleh kelainan mikrosefali pada bayi atau anak.
1. Keterlambatan perkembangan tubuh
Seorang anak yang menderita cacat atau kelainan mikrosefali tentunya akan mengalami perkembangan otak yang tidak sempurna. Kondisi ini juga tentunya disertai dengan ketidak sempurnaan perkembangan bagian tubuh lainnya. Tubuh anak yang menderita mikrosefali umumnya lebih pendek daripada anak yang lainnya. Tubuh tidak dapat bertumbuh secara normal dan mengalami keterlambatan pertumbuhan.
Bahkan penderita mikrosefali terkadang bertubuh kerdil. Pada beberapa kasus mikrosefali diketahui bahwa kecerdasan anak ang menderita kelainan tersebut berkembang normal seperti anak lainnya. Namun tubuhnya tetap mengalami keterlambatan perkembangan sehingga tampak lebih kecil daripada teman sebayanya.
2. Distorsi wajah
Istilah distorsi pada dasarnya merujuk pada kondisi perubahan bentuk yang tidak sempurna. Jadi distorsi wajah mengacu pada kondisi wajah yang memiliki bentuk tidak sempurna. Hal ini bisa diakibatkan oleh berbagai hal diantaranya karena anak menderita kelainan mikrosefali. Anak yang mengalami distorsi wajah akan memiliki bentuk wajah yang tidak proporsional.
Beberapa bagian pada wajah seperti mata, hidung, dan mulut akan tampak tidak teratur. Kondisi wajah bisa terlihat lebih panjang atau bisa juga terlihat sangat bulat atau juga bisa tampak gepeng ke samping. Wajah anak penderita mikrosefali umumnya dapat terlihat dengan jelas oleh orang lain.
3. Gangguan dalam berpikir
Perkembangan otak pada penderita mikrosefali tentu saja tidak dapat berkembang secara sempurna. Sebab pada kasus mikrosefali terjadi gangguan pada macam-macam penyakit saraf anak yang menyebabkan kepala bayi tidak berkembang secara normal. Akibatnya otak yang terletak di dalam kepala pun turut mengalami gangguan dan bahkan berhenti bertumbuh.
Kondisi ini pada akhirnya akan berpengaruh pada kognitif anak. Daya pikir dan daya ingat anak menjadi tidak normal dan mengalami keterlambatan perkembangan. Tentu saja kondisi ini akan berpengaruh secara langsung pada prestasi belajar anak. Selain itu anak juga akan mengalami hambatan dalam berbaur dengan orang lain. Sebab anak akan mengalami kesulitan dalam memahami setiap persoalan yang ada dan kesulitan menemukan cara untuk memecahkan masalah yang dihadapinya.
4. Gangguan psikomotor
Selain gangguan kognitif ternyata anak yang menderita kelainan mikrosefali juga akan mengalami gangguan psikomotor seperti penyebab tremor pada jari tangan. Psikomotor sendiri sebenarnya merupakan gerakan badan yang dipengaruhi oleh keadaan jiwa seseorang. Saraf motorik berpusat pada otak seperti halnya dengan saraf pada bagian tubuh lainnya.
Maka jika otak anak mengalami hambatan dalam bertumbuh dan berkembang tentunya saraf motorik anak juga turut mengalami keterlambatan perkembangan. Dalam hal ini anak yang menderita mikrosefali selalu bereaksi secara lambat.
Responnya juga selalu lambat diikuti dengan gerakan yang kurang terkoordinasi dengan baik. Oleh karena itu kondisi anak penderita mikrosefali tidak bisa disamakan dengan kondisi anak normal yang mengalami pertumbuhan serta perkembangan secara layak. [AdSense-B]
5. Tubuh tidak dapat berfungsi dengan baik
Seperti yang telah diketahui bahwa penderita mikrosefali umumnya mengalami keterlambatan perkembangan baik dalam hal kognitif maupun motorik. Hal ini berkaitan dengan kondisi otak anak penderita mikrosefali yang cenderung tidak bertumbuh karena keterbatasannya.
Akibatnya tubuh anak juga tidak dapat berfungsi dengan baik dan normal. Aktivitas anak menjadi lebih lambat jika dibandingkan dengan teman sebayanya yang normal. Tubuh anak yang menderita gangguan mikrosefali seringkali kaku dan tidak lentur sehingga cukup sulit digerakkan. Tubuh yang kaku ini pada akhirnya tidak dapat difungsikan dengan baik dan maksimal.
6. Keterbelakangan mental
Beberapa kasus keterbelakangan mental diketahui terjadi dan dialami oleh seorang anak sejak lahir. Keterbelakangan mental sendiri sebenarnya merupakan suatu keadaan yang menggambarkan bahwa kecerdasan dan kemampuan mental seseorang ada di bawah rata-rata.
Hal ini biasanya ditandai dengan kurang atau lemahnya keterampilan anak dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Sebenarnya anak yang mengalami keterbelakangan mental dapat mempelajari suatu hal atau keterampilan baru. Namun proses pembelajaran tersebut akan berlangsung dengan sangat lambat.
Keterbelakangan mental sebaiknya diatasi dengan cara mengobati penyakit mikrosefalus yaitu dengan mengatasi keterbatasan anak dalam dua bidang yaitu fungsi intelektual dan perilaku adaptif. Penderita mikrosefali disebut mengalami keterbelakangan mental jika IQ yang dimilikinya rendah serta kurang bisa berinteraksi dengan orang lain secara normal. [AdSense-A]
7. Kelainan neurologis
Gangguan saraf pada anak bisa saja terjadi jika anak menderita kelainan mikrosefali. Sebab pada kasus mikrosefali diketahui bahwa saraf dan gegar otak ringan mengalami gangguan atau hambatan sehingga tidak dapat berfungsi dengan normal. Akibatnya saraf anak menjadi terganggu sehingga anak mengalami berbagai macam keterlambatan dalam perkembangannya.
Ada berbagai macam jenis kelainan neurologis yang dialami oleh anak. Namun seluruh jenis kelainan tersebut tentunya berkaitan dengan otak dan sistem saraf. Kelainan neurologis bisa dialami oleh bayi lebih tepatnya sejak bayi atau anak menderita gangguan mikrosefali. Gejala yang dialami antara lain berupa gangguan mental, kelemahan memori, serta cacat fisik.
8. Memiliki masalah medis
Penderita gangguan mikrosefali bisa saja mengalami berbagai macam komplikasi kesehatan dan menimbulkan masalah medis bagi dirinya. Misalnya saja munculnya kejang pada anak bahkan terkadang anak mengalami gejala awal epilepsi. Selain itu anak juga akan mengalami gangguan dalam hal koordinasi serta keseimbangan tubuh.
Penderita mikrosefali juga mengalami gangguan dalam hal pendengaran dan bicara sehingga dibutuhkan alat bantu serta terapi untuk menolongnya. Tidak jarang pula anak yang menderita mikrosefali mengalami kesulitan menelan hingga hal ini membuat nafsu makan menurun dan imunitas tubuh menjadi lemah. Beberapa anak penderita mikrosefali juga mengalami sindrom yang membuatnya mengalami keterbelakangan mental dan keterbatasan fisik.
9. Kematian dini
Mikrosefali yang menyerang seorang anak perlu diwaspadai karena gangguan tersebut bisa mengancam jiwa buah hati Anda. Penderita mikrosefali bisa saja mengalami kematian dini terutama bila seluruh organ tubuhnya tidak dapat berfungsi dengan baik sejak ia lahir. Mikrosefali dengan tingkat keparahan yang cukup berat atau cukup serius cenderung menyebabkan otak tidak mengalami perkembangan.
Kondisi ini akhirnya mengakibatkan organ-organ tubuh serta fisik tubuh penderita mikrosefali tidak dapat berfungsi dengan normal. Tentu saja kondisi cacat ini menyebabkan bayi penderita mikrosefali lahir mati. Adapun jika bayi lahir dalam keadaan hidup maka usia hidupnya tidak akan berlangsung lama. Pada akhirnya akan terjadi kematian dini pada bayi yang menderita kelainan mikrosefali.
Bahaya mikrosefali perlu dikenali dan dipahami lebih dekat lagi. Dengan demikian ibu hamil bisa selalu menjaga kehamilannya untuk menghindari resiko terjadinya mikrosefali pada bayinya. Sehingga bayi tumbuh normal dan sehat.