Ambiopi – Fungsi – Obat Apa – Dosis Dan Efek Samping

√ Verified Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Obat Ambiopi atau yang nama generiknya Ampisilin adalah merupakan salah satu jenis obat antibiotik berbentuk tablet, yang memiliki fungsi untuk mengobati penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri ataupun virus, seperti Infeksi saluran kemih, infeksi saluran pernafasan ataupun infeksi yang disebabkan penyakit Gonore.

Obat Ambiopi ini mengandung Ampicillin trihydrate atau Ampisilin trihidrat, yang bekerja dengan cara mencegah pertumbuhan bakteri ataupun virus yang menginfeksi tubuh sehingga infeksi yang disebabkan oleh bakteri dan virus tersebut berangsur-angsur dapat terobati.

Obat Ambiopi sendiri termasuk kedalam golongan obat keras, yang dimana dalam penggunaannya sendiri wajib menggunakan resep dan rujukan dari dokter. Sebagai informasi tambahan, obat Ambiopi ini dibuat dan didistribusikan oleh PT. Mersifarma Tirmaku Mercusana dan dikemas dalam kemasaan per tablet 250 mg dan 500mg.

Indikasi:

Obat ambiopi ini biasanya digunakan untuk membantu mengobati penyakit-penyakit seperti dibawah ini, yaitu sebagai berikut:

  • Infeksi saluran kemih – Infeksi saluran kemih sendiri adalah merupakan sebuah penyakit infeksi yang seringkali menyerang uretra atau kandung kemih (bagian tubuh yang menampung air seni hasil ekskresi yang berasal dari ginjal, sebelum dikeluarkan dari tubuh). Namun apabila infeksinya sudah memasuki fase berat, dapat menyebabkan gangguan yang parah pada ginjal penderita. Infeksi kandung kemih ini sering kali menyebabkan rasa nyeri di panggul, sakit pada saat buang air kecil, bahkan dapat menyebabkan munculnya darah yang tercampur di dalam air seni.
  • Infeksi saluran nafas – Infeksi saluran pernapasan sendiri adalah merupakan sebuah penyakit infeksi yang menyerang sistem saluran pernafasan. Infeksi ini sendiri bisanya terjadi pada bagian sinus, rongga hidung, dan tenggorokan. Infeksi pada saluran pernafasan ini biasanya terjadi akibat serangan bakteri ataupun virus. Beberapa jenis bakteri dan virus yang menyebabkan infeksi saluran pernapasan adalah Parainfluenza, Thinoviruses, Epstein Barr Virus, Klebsiella pneumoniae, Respiratory Syncytial Virus, Staphylococcus aureus, Pertussis, treptococcus pneumoniae, Diphteria, dan Enterobacteria
  • Infeksi Gonore – Gonore sendiri adalah merupakan salah satu jenis penyakit seksual yang menular, yang diakibatkan oleh bakteri Neisseria gonorrhoeae. Penyakit seksual ini biasa menyerang bagian leher rahim (serviks), kandung kemih (uretra), dubur, bahkan mata dan tenggorokan. Apabila tidak segera ditangani dapat menyebabkan kemandulan pada penderitanya.

Selain ketiga penyakit yang telah disebutkan diatas, obat ambiopi ini juga dapat digunakan untuk mengobati penyakit seperti dibawah ini, yaitu:

  • BronkitisBronkitis sendiri adalah merupakan sebuah penyakit infeksi bakteri ataupun virus yang menyerang saluran pernapasan utama dari paru-paru (bronkus), sehingga menyebabkan peradangan yang hebat pada saluran pernafasan tersebut. Bronkitis sendiri diakibatkan oleh Mycoplasma pneumoniae dan juga Chlamydia
  • Otitis Media – Otitis Media sendiri adalah merupakan sebuah penyakit infeksi yang menyerang telinga bagian tengah (bagian telinga yang memiliki fungsi untuk menangkap dan meneruskan getaran ke telinga bagian dalam). Otitis Media ini diakibatkan oleh infeksi bakteri ataupun virus, yang menyebabkan penimbunan lendir di telinga tengah.
  • Sinusitis – Sinusitis sendiri adalah merupakan peradangan yang terjadi pada dinding sinus, dan Sinusitis ini sendiri seringkali disebabkan oleh virus influenza ataupun dapat disebabkan karena infeksi jamur dan bakteri juga.
  • Salmonellosis – Salmonellosis sendiri adalah merupakan jenis penyakit infeksi yang menyerang sistem pencernaan manusia. Salmonellosis ini disebabkan oleh oleh bakteri Salmonella, yang dimana apabila tidak segera dilakukan pengobatan dapat menyebabkan kematian pada penderitanya.
  • Infeksi Haemophillus influenza – Infeksi ini adalah merupakan jenis infeksi yang disebabkan oleh bakteri Haemophillus influenza, yang dimana infeksi bakteri ini dapat menyebabkan penyakit meningitis pada anak-anak dan penyakit bronkitis atau pneumonia pada orang dewasa.

Dosis & Cara Penggunaan:

Berikut ini adalah beberapa dosis penggunaan obat Ambiopi, sesuai dengan tujuan dari penggunaan obat tersebut, yaitu sebagai berikut:

Dosis untuk penyakit infeksi saluran kemih

  • Dosis untuk dewasa: berikan 250-500 mg 4 x sehari setiap 4-6 jam sekali.
  • Dosis untuk anak-anak dengan berat badan > 20 kg: berikan 250-500 mg 4 x perhari setiap 4-6 jam sekali.
  • Dosis untuk anak-anak dengan berat badan < 20 kg: berikan 50-100 mg per kgBB per hari setiap 6 jam sekali.

Dosis untuk penyakit infeksi saluran nafas

  • Dosis untuk dewasa: berikan 250-500 mg 4 x sehari setiap 4-6 jam sekali.
  • Dosis untuk anak-anak dengan berat badan > 20 kg: berikan 250-500 mg 4 x perhari setiap 4-6 jam sekali.
  • Dosis untuk anak-anak dengan berat badan < 20 kg: berikan 50-100 mg per kgBB per hari setiap 6 jam sekali.

Dosis untuk pasien dewasa penyakit infeksi Gonorrhe berat

  • Dosis yang diberikan adalah 500mg 4 x perhari setiap 4-6 jam sekali.

Perlu diingat dan dicatat bahwa mengkonsumsi obat Ambiopi ini harus dalam keadaan perut kosong atau 1 sampai 2 jam sebelum makan agar dapat meningkatkan efektifitas dari obat Ambiopi ini

Kontraindikasi:

Berikut ini adalah beberapa kontraindikasi dalam penggunaan obat Ambiopi ini, yaitu sebagai berikut:

  • Sangat dianjurkan untuk tidak menggunakan obat Ambiopi ini pada pengguna yang memiliki riwayat hipersensitif terhadap golongan obat-obatan penicillin.
  • Obat Ambiopi ini tidak diperbolehkan untuk digunakan kepada pengguna yang sedang mengalami ulkus peptikum atau Tukak lambung.

Efek Samping:

Berikut ini adalah beberapa efek samping yang dapat muncul pada saat pengguna sedang mengkonsumsi obat Ambiopi ini, yaitu sebagai berikut:

  1. Timbulnya Ruam kulit
  2. Pruritus (rasa gatal pada sebagian atau seluruh tubuh)
  3. Urtikaria (benjolan merah kecil-kecil yang muncul pada permukaan kulit dengan disertai rasa gatal)
  4. Angioedema (pembengkakan di bawah kulit yang disebabkan oleh reaksi alergi tanpa disertai rasa gatal)
  5. Glositis (peradangan pada lidah yang menyebabkan rasa nyeri dan bengkak pada lidah)
  6. Stomatitis (pembengkakan pada bagian dalam mulut yang disertai dengan luka yang menyebabkan kesulitan pada saat makan)
  7. Enterokolitis nekrotikans (lapisan dalam usus mengalami cedera yang kemudian meradang)
  8. Kolitis Pseudomembran (peradangan pada usus besar yang terjadi akibat mengkonsumsi antibiotik. Peradangan ini disebabkan karena berubahnya keseimbangan antara bakteri jahat dengan bakteri baik akibat efek antibiotik yang membunuh bakteri baik. Kondisi ini selalu disebabkan karena bakteri Clostridium difficile tumbuh secara berlebihan)
  9. Dermatitis Eksfoliativa Generalisata (peradangan yang terjadi di seluruh permukaan kulit yang menyebabkan pembentukan sisik yang berat berwarna kemerahan
  10. Trombositopenia (turunnya jumlah trambosit dalam darah secara signifikan yang kemudian menyebabkan lambatnya proses pembekuan darah)
  11. Trombositopenia Purpura (turunnya jumlah trombosit dalam darah akibat sistem kekebalan tubuh yang salah menyerang trombosit)
  12. Eosinofilia (meningkatnya kadar eosinofil di dalam plasma darah, sehingga menyebabkan tubuh penderita semakin cepat bereaksi terhadap pertumbuhan alergan yang masuk ke dalam tubuh)
  13. Edema (terkumpulnya cairan di dalam jaringan tubuh yang menyebabkan pembengkakan akibat banyaknya cairan yang terkumpul tersebut)
  14. Leukopenia (kondisi medis dimana jumlah total sel darah putih dalam tubuh (leukosit) menurunnya secara signifikan. Sebagai informasi, jumlah normal total sel darah putih dalam tubuh adalah 5.000-10.000/milimeter kubik).
  15. Agranulositosis (tingkat lanjut dari leukopenia)
  16. Leukemia Limfositik akut atau kronik (sejenis kanker darah yang menyerang sumsum tulang).
  17. Gangguan Gastrointestinal (gangguan pencernaan)
  18. Mual
  19. Diare
  20. Muntah
  21. Anemia
  22. Penurunan Kesuburan
  23. Kolitis ulseratif (peradangan kronis yang terjadi di usus besar dan rektum)
  24. Demam

Interaksi dengan Obat Lain:

Berikut ini adalah beberapa interaksi antara obat Ambiopi dengan obat lainnya, yaitu sebagai berikut:

  • Pemberian obat Probenecid (obat untuk penyakit asam urat) pada saat sedang mengkonsumsi obat Ambiopi, dapat menyebabkan kadar antibiotik didalam tubuh meningkat sehingga menyebabkan hilangnya bakteri baik dalam tubuh dan munculnya resistensi bakteri ataupun virus yang menyerang tubuh.
  • Mengkonsumsi obat Tetracycline (antibiotik yang digunakan untuk memberantas infeksi bakteri) bersamaan dengan obat Ambiopi dapat menyebabkan timbulnya efek bakterisidal antagonisir (hilangnya manfaat antibiotik dalam tubuh).
  • Penggunaan obat Allopurinol (obat asam urat dan obat untuk penyakit batu ginjal) bersamaan dengan obat Ambiopi dapat meningkatkan resiko terkenanya ruam-ruam pada kulit.

Peringatan dan Perhatian:

Berikut ini adalah beberapa peringatan penggunaan obat Ambiopi yang perlu diperhatikan selama penggunaanya, yaitu sebagai berikut:

  1. Pada pengguna yang memiliki masalah ginjal, pemberian obat Ambiopi ini harus dikurangi dosisnya menjadi setengah dari dosis yang seharusmya.
  2. Selalu berhati-hati dalam memberikan obat Ambiopi ini apabila digunakan dalam jangka panjang. Sangat disarankan dilakukan penilaian pada fungsi hematopetik pada pengguna.
  3. Jangan sembarangan dalam memberikan obat Ambiopi ini pada pengguna yang mengalami kerusakan ginjal akut.
  4. Extra hati-hati apabila menggunakan dosis tinggi pada saat mengkonsumsi obat Ambiopi ini, karena dapat menimbulkan superinfeksi pada sistem saluran pencernaan.
  5. Waspadai efek sampingnya pada saat memberikan obat Ambiopi ini kepada bayi yang baru lahir dari ibu yang memiliki riwayat hipersensitif terhadap penicillin.
  6. Walaupun obat Ambiopi ini termasuk kedalam golongan obat kategori B bagi ibu hamil menurut Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat, namun tetap hati-hati dalam penggunaannya, terutama apabila diberikan kepada ibu hamil yang baru masuk trimester pertama.
fbWhatsappTwitterLinkedIn