Alenoxal – Obat Apa – Fungsi Obat – Dosis – Efek Samping

√ Verified Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Pernahkah mendengar istilah Osteoporosis is a silent disease? Ya, osteoporosis merupakan penyakit yang diam-diam menyerang. Tahu-tahu tulang kehilangan fungsi normalnya dan menyebabkan banyak kerugian, di antaranya adalah mudah patah tulang. Namun, jangan khawatir karena ada Alenoxal yang jika digunakan sesuai petunjuk dokter atau apoteker, dapat membantu merawat dan mencegah osteoporosis.

Alenoxal Obat Apa?

Berikut beberapa penjelasan singkat mengenai Alenoxal,

  • Alenoxal merupakan obat yang mengandung alendronate sodium trihydrate 91,37 mg atau setara dengan asam alendronik 70 mg.
  • Obat ini termasuk dalam bisfosfonat atau obat yang digunakan untuk mengobati osteoporosis
  • Alenoxal memiliki gugus bifosfonat yang merupakan analog pirofosfat dengan susunan dua asam fosfonat dan diikat satu sama lain oleh atom karbon. Sehingga, rantai R dapat berikatan untuk membantu memperbaiki nilai massa tulang.

Fungsi Obat

Alenoxal berfungsi untuk mengobati gangguan pada tulang. Khususnya, osteoporosis pada laki-laki atau wanita dewasa dan gangguan akibat glukokortikoid.

Berikut kita kupas sedikit poin-poin penting mengenai osteoporosis dan gangguan akibat glukokortikoid,

Osteoporosis

  • Osteoporosis merupakan penyakit pengeroposan tulang yang terjadi karena massa yang membentuk tulang sudah berkurang. Umumnya, penyakit ini menyerang wanita yang memasuki usia menopause.
  • Menurut Siswono (2003), hubungan menopause dengan osteoporosis terjadi karena sistem metabolisme tulang membutuhkan banyak hormon esterogen dan dalam kondisi menopause hormone tersebut sudah sangat jauh berkurang keberadaannya. Berbeda dengan laki-laki, yang masih tetap stabil keberadaannya meskipun sudah berusia lanjut.
  • Osteoporosis ini dapat berakibat fatal, jika yang patah dalah tulang belakang atau tulang pinggul yang dekat dengan tulang belakang. Karena bila terjadi benturan dengan tulang belakang, maka ada bahaya retak tulang belakang yang mengintai.
  • Dalam beberapa kasus, osteoporosis dapat menyebabkan tulang belakang membungkuk. Sehingga, sangat perlu perhatian khusus karena penyakit ini nyaris tanpa gejala.
  • Tulang memiliki fungsi untuk memberikan bentuk tubuh, menyokong tubuh, menjadi tempat pelekatan organ dan melindungi organ. Dengan struktur yang terdiri dari sel,serat dan matriks ekstraselular.
  • Untuk sel dalam tulang ada lima macam, yaitu sel osteoblas, osteosit, osteoklas, osteogenik dan sel pelapis tulang.
  • Sel osteoblas merupakan sel tulang yang bertanggung jawab mensekresikan matriks tulang dengan fungsi sebagai pembentuk tulang. Setelah itu, hasil sekresi osteoblas dipelihara oleh osteosit yang merupakan sel tulang dengan tugas memelihara fungsi tulang.
  • Selanjutnya adalah sel osteoklas yang dapat disebut sebagai sel penghancur, karena fungsinya memang menghancurkan mineral dan matriks tulang sehingga mampu melakukan remodeling.
  • Kemudian, ada sel osteogenik yang memberikan perlindungan kepada tulang dengan memunculkan sel-sel baru untuk menggantikan sel-sel lama yang mati.
  • Sel terakhir yaitu sel pelapisan tulang, yang berfungsi untuk mengatur jalannya distribusi kalsium serta fosfat. Baik dari dalam tulang, maupun dari luar tulang.
  • Ketika tulang mengalami osteoporosis, sel yang paling patut untuk mempertanggungjawabkannya adalah sel osteoklas, mengingat fungsinya sebagai penghancur.

Oleh karena itu, Alenoxal hadir. Dengan cara bekerja pada permukaan tulang dan mengikatkan dirinya di sana. Kemudian mengurangi produksi proton dan enzim lisomal yang berada di bawah osteoklas, sehingga kerja osteoklas terhambat.

Gangguan akibat glukokortikoid

  • Menurut Fadhli (2016), glukokortikoid merupakan hormon yang termasuk dalam hormon steroid dan berfungsi merangsang glikogenolisis dan glikoneogenolisis.
  • Glikogenosis sendiri merupakan proses katalisasi glikogen menjadi glukosa, sedangkan glikoneogenesis adalah proses katalisasi lemak atau protein menjadi glukosa.
  • Dalam proses tersebut, glukokortikoid menurunkan fungsi makrofag dan limfosit yang berasal dari sel T. Sehingga, menyebabkan terganggunya transport limfosit ke  lokasi stimulasi antigenic.
  • Selain itu, glukokortikoid juga menghambat produksi antibodi dan mempengaruhi metabolisme kalsium. Karena proses katabolik yang terjadi,menurunkan penyerapan kalsium dari saluran pencernaan dan mengeluarkannya lewat ginjal. Akibatnya, tubuh kekurangan kalsium dan tulang keras yang tersusun atas kalsium menjadi terganggu. Selain itu, bahaya kekurangan kalsium bagi tubuh dapat menyebabkan beberapa penyakit lain.
  • Terlebih, efek samping berupa melemahnya otot (miopati) dapat memperburuk kondisi osteoporosis. Karena otot yang lemah akan lebih beresiko jatuh dan tulang yang sudah rapuh akan semakin buruk dengan kemungkinan patah tulang.

Oleh karena itu, penggunaan Alenoxal yang merupakan kelompok bifosfonat sangat membantu untuk mempertahankan atau menambah massa tulang dan meningkatkan nilai BMD (Bone Massa density).

Dosis

Sama seperti obat yang lainnya, sebelum menggunakan Alenoxal pastikan untuk konsultasi dengan tenaga ahli, dalam hal ini adalah dokter dan apoteker. Sehingga Alenoxal dapat dikosumsi oleh orang yang tepat, penyakit yang tepat dan dosis yang tepat. Karena, efek minum obat dosis tinggi berisiko untuk kesehatan, dalam hal ini over dosis. Namun, perlu diingat bahwa dosis yang yang terlampau tinggi terkadang memang diberikan oleh dokter. Dengan pertimbangan kondisi fisiologis dan riwayat penderita, sehingga memiliki alasan yang sangat kuat untuk tetap memberikannya.

Berikut penjelasan mengenai dosis dan aturan pakai obat Alenoxal,

  • Obat dengan bentuk sediaan tablet ini, memiliki aturan hanya untuk orang dewasa dan dikonsumsi secara oral.
  • Alenoxal sangat tidak disarankan untuk anak-anak. Sebab, peruntukannya memang untuk orang dewasa, dan belum ada penelitian yang menunjukkan obat ini dapat dikonsumsi anak-anak.
  • Aturan konsumsinya dalah satu butir tablet setiap minggu
  • Cara konsumsi adalah dengan melarutkannya satu butir Alenoxal ke dalam segelas air putih. Hanya air putih, jangan dicampur dengan tambahan apa pun.
  • Jangan dikosumsi dengan cara menelan langsung atau mengunyahnya. Karena berpotensi sebagai penyebab faringitis.
  • Selain itu, meminumnya hanya di pagi hari, paling tidak 30 menit sebelum masuknya makanan pertama. Baik itu makanan ringan, buah, sayur atau obat yang lainnya.
  • Pastikan jadwal konsumsinya juga teratur. Jika memulai mengonsumsi pada hari senin pagi, minggu selanjutnya juga harus hari senin pagi. Demikian seterusnya.
  • Jika Anda lupa mengambil dosis Alenoxal, maka konsumsi pada hari selasa pagi dan minggu berikutnya serta seterusnya tetap di selasa pagi.

Efek Samping

Alenoxal ini harus digunakan sesuai aturan dan anjuran dokter serta apoteker. Karena ada beberapa efek samping yang perlu diperhatikan. Adapun beberapa efek samping yang dapat timbul antara lain,

  • Episkleritis (peradangan pada episklera mata)
  • Skleritis (peradangan pada selaput sclera mata)
  • Uveitis (radang pada uvea mata)
  • Migrain (sakit kepala sebagian)
  • Kram otot (rasa sakit akibat otot tegang/kontraksi)
  • Arthralgia (rasa sakit di sendi tubuh, baik karena peradangan maupun dislokasi)
  • Mialgia (pegal-pegal atau nyeri otot)
  •  Diare (sakit di saluran pencernaan sehingga feses encer)
  • Sembelit (kesulitan mengeluarkan feses atau feses keras)
  • Mual (gangguan pada lambung dengan efek seperti mau muntah)
  • Ruam kulit (permukaan kulit berwarna kemerahan dan gatal).

Dalam kasus yang sangat jarang, obat ini dapat menyebabkan,

  • Asthenia (kelelahan, emosi tidak stabil)
  • Anemia (kurangnya sel darah merah)
  • Sindrom Stevens Johnson (kondisi kulit gatal-gatal, melepuh)
  • Nekrolisisi epidermal toxic (epidermolisis menyeluruh/sindrom Lyell).

Kontra Indikasi

Adapun kontra indikasi dari obat ini kepada pasien yang memiliki penyakit seperti,

  • Varises di kerongkongan
  • Gastroesophageal refluk akut yang menyebabkan pasien tidak dapat duduk paling tidak selama 30 menit
  • Pasien penderita akalasia (penyakit yang menyababkan kerongkongan tidak mampu mendorong makanan dari esofagus ke perut).

Demikian penjelasan mengenai obat Alenoxal, mulai dari apa itu Alenoxal, fungsinya yang berguna untuk penderita osteoporosis dan dampak panjang glukokortikoid, dosis pemakaian yang harus benar-benar diperhatikan termasuk waktu kosumsi, hingga efek samping yang dapat menyerang indra penglihatan, kulit, sistem gerak, dan kontra indikasinya agar tidak melenceng dari aturan yang seharusnya.

Terlebih, penyakit yang ditangani oleh Alexonol ini adalah salah satu dari silent disease, yang gejalanya samar bahkan hampir tidak terlihat, tahu-tahu terserang dalam kondisi yang parah. Jadi, sangat perlu mengetahui sejauh apa Alexonol dapat bertindak.

Salam Sehat.

fbWhatsappTwitterLinkedIn