Aldactone sebenarnya adalah salah satu merk dagang dari sebuah obat dengan golongan diuretikum yang diproduksi oleh beberapa perusahaan farmasi di Indonesia dengan ukuran 25Mg, 50Mg dan 100Mg. Aldactone sering juga disebut sebagai spironolactone, karena Aldactone memang memiliki kandungan spironolactone. Spironolactone sendiri merupakan sebuah nama senyawa aktif yang termasuk kedalam golongan obat yang berjenis antagonis aldosterone diuretik ataupun potassium-sparing diuretik. Aldactone biasanya diberikan pada orang-orang yang memiliki beberapa penyakit seperti :
- Edema atau terjadinya penumpukan cairan tubuh
- Sirosis ataupun peradangan hati karena penumpukan cairan
- Hipertensi atau tekanan darah tinggi
- Hiperaldosteronisme primer atau seseorang yang kehilangan kalium dan natrium
- Hiperaldosteronisme sebelum operasi
- Gagal jantung kongestif
- Hipokalemia atau seseorang yang memiliki kadar kalium dibawah normal
Fungsi Aldactone
Karena sifat zat sintetik Aldactone yang tergolong kedalam antimineralokortikoid, antiandrogen dan progesterone lemah, maka Aldactone berguna dan berfungsi sebagai salah satu Cara Mengatasi Edema, Sirosis hati, Obat Hipertensi, Hiperaldosteronisme primer, Hiperaldosteronisme sebelum operasi, Gagal Jantung Kongestif, serta Hipokalemia dengan cara meningkatkan produksi air seni pada orang yang menderita penyakit tersebut.
Selain itu karena Aldactone mengandung zat aktif atau senyawa spironolactone, maka Aldactone juga berfungsi sebagai agonis reseptor progesterone dan reseptor glukokortikoid serta berfungsi sebagai antagonis reseptor mineralokorikoid dan reseptor androgen. spironolactone yang terkandung didalam Aldactone akan bekerja didalam sel kecil penyusun ginjal (nefron) yakni duktus kolektivus. Duktus kolektivus ini sendiri merupakan tempat bagi zat senyawa natrium di reabsorbsi oleh nefron.
Kontraindikasi
Penggunaan Aldactone yang baik dan benar tentunya akan membuat indikasi obat ini semakin berguna bagi kesehatan. Namun, ketika obat ini digunakan dengan dosis yang salah dan digunakan pada beberapa faktor kondisi tubuh, maka Aldactone ini dapat menimbulkan beberapa reaksi efeksamping. Untuk menghindari efeksamping tersebut, maka ketika menggunakan obat ini kamu juga sangat dianjurkan untuk tidak mengonsumsi makanan yang memiliki banyak lemak serta banyak mengandung garam untuk memaksimalkan hasil yang akan dicapai. Aldactone juga tidak boleh diberikan dan digunakan kepada seorang :
- Wanita yang sedang hamil, karena terbukti dapat mengganggu perkembangan janin
- Seseorang yang memiliki Gejala Gagal Ginjal seperti penurunan fungsi ginjal dan penyakit Addison.
- Seseorang yang mengalami Hiperkalemia atau kadar kalium yang sangat tinggi karena dapat menyebabkan kematian.
- Seseorang yang kesulitan untuk melakukan buang air kecil karena mengidap anuria sehingga produksi urin menjadi berkurang
- Seseorang yang memuiliki penyakit Diabetes Tipe 1 dan Diabetes Tipe 2 harus menggunakan dosis yang tepat
- Seseorang dengan gangguan elektrolit dan gangguan hati harus menggunakan dosis yang tepat
- Ketika menggunakan obat ini kamu juga dianjurkan untuk selalu berolahraga, tidak merokok, tidak minum kopi dan tidak meminum alkohol.
- Sangat dilarang untuk dikonsumsi oleh orang yang memiliki Hipersensitivitas terhadap obat dengan kandungan spironolactone
Dosis yang terdapat pada tulisan ini tidaklah dapat dijadikan sebagai rujukan penggunaan meskipun kamu memiliki jenis penyakit yang sama dengan yang kami tuliskan. Oleh sebab itu ketika menggunakan Aldactone, kamu harus selalu memperhatikan dosis yang disarankan dan dianjurkan oleh dokter dan selalu perhatikan kondisi tubuh dan kesehatan kamu. Dipasaran Aldactone dijual dengan ukuran :
Beberapa dosis yang pernah tercatat dan diketahui untuk beberapa jenis penyakit adalah :
- Gagal jantung kongestif, dosis awal adalah 100 mg per hari dan dapat ditingkatkan hingga 200 mg per hari bila dibutuhkan.
- Pemeliharaan gagal jantung kongestif, dosisnya adalah 25-200 mg per hari
- Ketika digunakan sebagai Obat Sirosis Hati dengan kadar Na/K urin lebih dari satu, dosisnya adalah 100 mg per hari
- Sirosis hati dengan kadar Na/K urin kurang dari satu, dosisnya adalah 200 mg – 400 mg per hari
- Sindroma nefrotik, dosisnya adalah 100 mg – 200 mg per hari
- Edema idiopatik, dosisnya adalah 100 mg per hari
- Edema idiopatik pada penderita anak-anak, dosis awalnya adalah 3,3 mg per Kg berat badan.
- Aldosteronisme primer untuk tes panjang, dosisnya adalah 400 mg per hari selama 20-30 hari
- Aldosteronisme primer untuk tes singkat, dosisnya adalah 400 mg per hari selama 4 hari
- Penggunaan Aldactone sebagai Obat Hipertensi dosisnya adalah 50 mg – 100 mg per hari
- Hipertensi ganas, maka dosis awal adalah 100 mg per hari dan bila dibutuhkan dapat dilakukan peningkatan dosis hingga 400 mg per hari setiap 2 minggu sekali.
- Hirsutisme dosisnya adalah 100 mg – 200 mg per hari
- Untuk mengurangi kemungkinan nyeri pada lambung, dosisnya adalah 25 mg diminum sesudah makan
Semua jenis dan golongan obat-obatan tentunya memiliki berbagai efek samping yang dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti kondisi tubuh, kondisi kesehatan, cara penggunaan dan dosis yang digunakan. Nah Aldactone juga memiliki efek samping yang dapat timbul pada masa penggunaan maupun setelah penggunaan, oleh sebab itu selalu perhatikan petunjuk penggunaan dan anjuran dokter ketika menggunakan obat ini. Adapun beberapa efek samping yang dapat ditimbulkan oleh Aldactone adalah :
- Efek samping ringan
- Mengantuk, lesu, letih, lemas
- Sakit kepala
- Kaki kram hingga terjadi kesemutan atau rasa kebas
- Bintik-bintik atau ruam pada kulit
- Gangguan saluran cerna seperti diare, sakit perut hingga gangguan elektrolit
- Ketidakteraturan menstruasi pada wanita
- Nyeri payudara pada wanita maupun pria
- kesemutan atau rasa kebas serta nyeri otot
- Denyut jantung tidak teratur, tangan bergetar, kulit atau mata menjadi kuning, serta napas menjadi lambat.
- Efek samping sedang
- Terjadinya Ataksia ataupun penurunan kekuatan otot karena koordinasi otot melemah
- Pruritus atau pengguna merasakan gatal-gatal pada seluruh bagian tubuh
- Penyebab Rambut Rontok (alopecia)
- Dapat menyebabkan terjadinya Penyakit Addison
- Menyebabkan kadar natrium dalam darah dibawah batas normal (Hiponatremia)
- Ukuran payudara semakin membesar pada pengguna pria (Ginekomastia), namun ini hanya bersifat sementara
- Terjadi pertumbuhan jenggot ataupun kumis pada wanita (Hirsutisme)
- Efek samping berat
- Impotensi
- Leukopenia atau penurunan sel darah putih
- Trombositopenia atau penurunan kadar platelet
- Gangguan hormonal seperti ereksi, gangguan menstruasi, dan perdarahan pada wanita menopause
- Kadar kalium terlalu tinggi dapat menyebabkan kematian
- Gejala hiperkalemia
Selalu pergunakan obat-obatan dengan bijak, terutama ketika menggunakan obat keras untuk menghindarkan diri dari efek samping yang berlebihan. Selain itu selalu perhatikan dosis yang tepat dan berkonsultasilah dengan dokter sebelum mengonsumsi obat, sewaktu mengonsumsi obat dan setelah mengonsumsi obat. Jika terdapat gejala efek samping yang tidak biasa dan tidak tertulis pada efek samping yang kami jelaskan diatas, maka segera hentikan penggunaan obat dan berkonsultasilah dengan dokter.
Perhatian
- Ketika menggunakan obat ini secara bersamaan dengan obat-obatan lain, maka perhatikan beberapa gelaja yang timbul ataupun konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter.
- Pemakaian bersama obat suplemen K atau obat hemat K lain
- Pemakaian ketika Laktasi
- Pemakaian ketika Anestesi
- Dapat menghilangkan respon vaskuler noradrenalin
- Menghambat pembersihan digoksin
- Menyebabkan Karbenoksolon
- Biasakan juga untuk menyimpan obat ini pada tempat-tempat yang aman dari jangkauan anak-anak dan hewan peliharaan
- Biasakan untuk menyimpan obat ini pada tempat yang terhindar dari cahaya matahari langsung
- Setelah obat habis, buanglah kemasan obat pada tempat sampah atau bakar bersama sampah lain untuk menghindari kontaminasi lingkungan
Demikianlah penjelasan singkat kami mengenai merk obat Aldactone pada kesempatan kali ini, semoga penjelasan diatas dapat memberikan tambahan pengetahuan bagi kamu semua. Terlepas dari semua penjelasan diatas, usahakan dan biasakanlah untuk selalu berkonsultasi dengan dokter, bidan ataupun tenaga medis lainnya yang lebih berpengalaman. Jangan terpaku dan mengacu pada tulisan diatas, karena kondisi tubuh seseorang berbeda-beda sehingga dosis dan cara pakai obat juga berbeda-beda. Sampai ketemu pada artikel dan penjelasan yang berikutnya.