Kucai: Manfaat – Efek Samping dan Tips Konsumsi

√ Verified Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Kucai termasuk dalam keluarga tumbuhan bawang yang memiliki lebih dari 700 spesies. Sebagai sayuran yang dapat dikonsumsi, kucai digunakan untuk keperluan kuliner di sebagian besar belahan dunia.

Walaupun jarang ditemukan di Indonesia, namun ternyata daun kucai ini memiliki banyak peran dalam kesehatan, terutama dalam pengendalian penyakit kronis.

Sekilas Tentang Kucai

Kucai (Allium tuberosum) atau lebih sering dikenal dengan daun kucai, sedangkan di Inggris disebut chinese chive dan di Mandarin disebut jiu cai, banyak dibudidayakan di wilayah Asia terutama Cina.

Jenis bawang yang tersedia di alam sangat beragam, tidak heran jika ditemukan banyak kemiripan diantara ragam jenisnya. Salah satunya yaitu kucai, jenis bawang yang acap kali dimiripkan dengan lokio.

Kucai memiliki aroma yang lebih kuat dibanding lokio dan menyengat hampir serupa dengan bawang putih. Selain itu ukuran daun lokio tipis dan panjang sekitar 30 cm, sedangkan kucai bentuknya rata menyerupai bilah rumput dengan panjang sekitar 12-15cm.

Pada ujung daunnya, kucai memproduksi bunga dengan kepala putih dan pipih, sedangkan bunga pada ujung daun lokio sangat melimpah berwarna lavender-kemerahan menyerupai semanggi merah.

kucai
Kucai (Allium tuberosum)

Fakta Menarik Seputar Kucai

  • Kucai adalah sayuran yang populer di Cina dan telah digunakan sebagai tumbuhan untuk kebutuhan terapi selama lebih dari 3000 tahun.
  • Sayuran kucai telah lama digunakan para Tiongkok sebagai ramuan tradisional yang menyembuhkan karena harganya yang murah, ramah lingkungan, serta aman dikonsumsi dengan efek medis yang melimpah.
  • Sayuran kucai mudah dibudidayakan dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi dan potensial untuk produk kesehatan.
  • Aroma kucai sangat unik dan kuat yang kemungkinan berasal karena banyaknya senyawa sulfur yang terkandung dalam kucai.
  • Kucai mengandung banyak senyawa yang berfungsi dalam pengendalian penyakit kronis seperti, antikanker, antioksidan, antimikrobial, mencegah agregasi platelet (penggumpalan darah), mencegah aterosklerosis (penyumbatan aliran darah akibat tumpukan lemak), bahkan menurunkan lemak dalam darah.
  • Karena diproduksi secara alami, ekstrak senyawa kucai aman untuk dikonsumsi dan digunakan sebagai aditif atau bumbu pelengkap makanan.

Kandungan Gizi Kucai

Berikut adalah daftar nutrisi yang terkandung dalam 100 gram sajian daun kucai.

NamaJumlahSatuan Unit
Total Kalori126kJ
Total Karbohidrat4.4g
Serat Makanan2.5g
Gula1.9g
Total Lemak0.7g
Lemak Jenuh0.1g
Total Asam Lemak Omega-315.0mg
Total Asam Lemak Omega-6252mg
Protein3.3g
Vitamin A4352IU
Vitamin C58.1mg
Vitamin E (Alpha Tocopherol)0.2mg
Vitamin K213mcg
Thiamin0.1mg
Riboflavin0.1mg
Niacin0.6mg
Vitamin B60.1mg
Folat105mcg
Vitamin B120.0mcg
Asam Patentonat0.3mg
Kolin5.2mg
Kalsium92.0mg
Zat Besi1.6mg
Magnesium42.0mg
Fosfor58.0mg
Kalium296mg
Natrium3.0mg
Zinc0.6mg
Seng0.2mg
Mangan0.4mg
Selenium0.9mcg
Fitosterol9.0mg

Dari info gizi tabel diatas dapat diketahui, kucai mengandung banyak vitamin C, vitamin A, vitamin K, Folat, serat makanan dan berbagai mineral.

Kandungan Senyawa Pada Kucai

  • Serat makanan terkenal berperan vital dalam kesehatan pencernaan.
  • Mg bermanfaat untuk metabolisme tulang dan otot, fungsi hati dan otak, menjaga tulang tetap kuat.
  • Senyawa teosulfinat berperan banyak dalam pengendalian dan pencegahan kanker.
  • Kandungan senyawa sulfur menunjukkan efek antikanker dan anti-inflamasi.
  • Senyawa organosulfur meliputi flavonoids dan saponin terbukti sebagai agen antioksidan yang baik.
  • Enam senyawa saponin dari akar daun kucai terbukti menunjukkan aktivitas antibakteri.
  • Polisulfida yang terkandung dalam daun kucai berperan dalam mekanisme proteksi kardiovaskuler (jantung dan pembuluh darah).

Manfaat Kucai Untuk Kesehatan

Daun kucai terbukti mengandung banyak vitamin dan senyawa yang bermanfaat untuk metabolisme kesehatan tubuh. Dengan mengonsumsi Allium secara teratur dan sesuai kebutuhan, dapat menjadi strategi potensial untuk pencegahan penyakit kronis.

  • Perlindungan Hepar (Hati)

Studi oleh Tang, et.al menunjukkan bahwa hepatotoksisitas (kerusakan hati) oleh CCI4 (senyawa penginduksi kerusakan hati) meningkatkan tingkat mediator pro-inflamasi seperti, TNF-α, NO, IL-6 and IL-10, dimana ekstrak kucai mampu mengurangi sitokin pro-inflamasi (sinyal reaksi radang) tersebut secara signifikan dan menunjukkan efek perlindungan pada hati.

Ekstrak kucai terbukti meningkatkan status enzim antioksidan dengan meningkatkan kadar superoxide dismutase (SOD), glutathione peroxidase (GSH-Px), dan katalase (CAT) sembari mengurangi tingkat peroksidasi (memicu reaksi oksidasi) lipid.

SOD, GSH, dan CAT merupakan enzim antioksidan utama dalam aktivitasnya menangkal radikal bebas. SOD bertindak sebagai sistem pertahanan endogen seluler yang memodifikasi O2
menjadi H2O2 dan oksigen, yang kemudian didetoksifikasi oleh katalase (CAT) dan glutathion peroxidase (GSH-Px).[7]

Flavonoid dan polipenol sebagai antioksidan yang terkandung dalam kucai juga turut berperan dalam mengurangi resiko pekembangan stres oksidatif dalam tubuh yang mungkin berhubungan dengan penyakit liver.

  • Pengobatan Diabetik

Stres oksidatif merupakan salah satu faktor penyebab penting terjadinya diabetes, dimana dapat merusak membran lipid, asam nukleat, dan protein.

Setelah diamati, pada kondisi diabetes enzim antioksidan akan terkuras dan kucai terbukti secara efektif mampu memulihkan kondisi tersebut dengan mengurangi stres oksidatif.

Stres oksidatif merupakan keadaan jumlah radikal bebas di dalam tubuh melebihi kapasitas tubuh untuk menetralkannya.

  • Mencegah Perkembangan Sel Kanker

Kandungan senyawa thiosulfinates dalam kucai bekerja dengan menghambat pertumbuhan dan aktivasi sel kanker pada kolon.

Senyawa sulfur dalam kucai juga dapat membunuh atau mencegah pertumbuhan sel kanker (apoptosis).

Tuberoside M yang terdapat pada benih kucai juga menujukkan efek yang signifikan dalam menghambat pertumbuhan sel leukimia.

  • Mencegah Penyakit Kardiovaskuler

Daun kucai mengandung zat yang berperan aktif dalam proses pencegahan penggumpalan darah.

Di Tiongkok, daun kucai dipercaya dapat menyegarkan sirkulasi aliran darah dan mencegah hemostasis (penghentian aktivitas perdarahan).

Senyawa sulfur dalam kucai juga memiliki efek antioksidan aktif dengan membersihkan radikal hidrogen sulfida (H2S) yang beracun sehingga dapat menjaga kesehatan jantung.

Kucai dilaporkan lebih efektif dalam menurunkan resiko aterosklerosis dibanding bawang putih (A. sativum). Kucai menunjukkan aktivitas yang signifikan dalam menurunkan kadar lemak dalam darah (hipolipidemik) dengan mengurangi kadar serum kolesterol, trigliserida, low density lipoprotein (LDL).

Aterosklerosis yaitu penyempitan pembuluh darah disebabkan adanya tumpukan plak kolesterol, lemak, dan zat lainnya sehingga menghalangi kelancaran aliran darah dan dapat memicu pada masalah kardiovaskuler.

  • Meningkatkan Sistem Kekebalan Tubuh

Senyawa sulfur diketahui dapat memacu sekresi sitokin yang bereaksi dalam tubuh jika terjadi peradangan, sehingga mengatasinya dengan lebih cepat.

Esktrak minyak atsiri pada kucai yang sudah dimasak juga meningkatkan aktivitas sel natural killer (NK) yang berespons terhadap mikroba, dan membunuh sel yang terinfeksi.

Minyak atsiri dari daun kucai menunjukkan manfaat yang cukup luas untuk antibakteri dan pengawet makanan.

  • Mengatasi Impoten

Benih kucai dipercaya dalam pengobatan tradisional Cina untuk mengobati impotensi dan emisi nokturnal (mimpi basah spontan pada malam hari).

Beberapa penelitian telah menyebutkan khasiat benih kucai dalam meningkatkan fungsi seksual. Penelitian ini menunjukkan efek dari ekstrak keduanya yang digabungkan menghasilkan efek yang lebih signifikan dalam hal gairah seksual jika dibandingkan dengan ekstrak tunggal.

Studi yang dilakukan oleh Zang et.al menunjukkan ekstrak benih kucai mampu mengurangi keterlambatan ejakulasi bahkan meningkatkan frekuensi ejakulasi.

  • Menjaga Fungsi Penglihatan

Vitamin A merupakan kandungan yang paling banyak ditemukan pada kucai. Manfaatnya pun diketahui sangat populer untuk fungsi penglihatan.

Kucai juga kaya akan kandungan karotenoid seperti lutein dan zeaxanthin, dimana keduanya ditemukan terakumulasi di retina untuk membantu mencegah degenerasi makula (penurunan fungsi penglihatan terkait usia).

Efek Samping Konsumsi Kucai

Kucai diketahui memiliki banyak efek menguntungkan bagi kesehatan, namun jika salah langkah, sayuran ini justru dapat berbahaya bagi tubuh. Berikut efek samping kucai pada yang perlu diwaspadai :

  • Beracun Untuk Liver dan Ginjal

Masyarakat tradisional Cina menggunakan kucai dengan terlebih dahulu memasaknya dibandingkan menyantapnya langsung secara mentah.

Tes toksikologi menunjukkan bahwa kucai segar dan mentah memiliki efek beracun untuk hati dan ginjal, namun kucai yang matang terbukti aman. Proses memasak dapat menurunkan sejumlah senyawa beracun dengan titik didih yang rendah.

Kucai mengandung senyawa yang dapat dimanfaatkan untuk perlindungan hati (hepatoprotektif), namun kucai juga terbukti mengandung senyawa yang justru berbahaya bagi hati dan ginjal jika dikonsumsi secara mentah.

Tips Merawat Kucai

Berikut tips untuk merawat dan menanam kucai dengan hasil yang baik :

  • Kucai akan tumbuh dengan baik dengan sinar matahari langsung dan tanah yang cukup air.
  • Kucai dapat ditanam diluar maupun di dalam dengan pencahayaan sinar matahari yang tercukupi.
  • Jangan khawatir jika kucai yang ditanam dari benih tidak kunjung tumbuh, karena pertumbuhan benih kucai sampai menjadi tanaman memang memakan waktu yang lama bahkan hingga dua tahun.
  • Pastikan untuk memangkas bunganya sebelum benih kucai dapat dihasilkan, atau benihnya yang subur akan bertaburan.
  • Ubah posisi tanaman kucai secara berkala setiap agar tanahnya tidak kehilangan unsur hara nitrogen.

Tips Penyimpanan Kucai

Setelah memilih dan membeli kucai yang baik, pastikan juga untuk menyimpannya dengan benar.

  • Baiknya bungkus kucai terlebih dahulu dengan tissue sebelum ditaruh ke dalam wadah atau kantong plastik, kemudian simpan di mesin pendingin.
  • Kucai aman hingga tiga hari bila disimpan dengan cara ini.

Tips Konsumsi Kucai

Sebelum memasaknya, jangan lupa untuk memilih daun kucai yang baik untuk memastikan beragam manfaatnya masih aman terjaga. Berikut tips memilih daun kucai yang bagus :

  • Pilih daun kuncai dengan kuncup bunga putih kecil yang masih tertutup rapat di setiap tangkainya. Jika bunganya terbuka menandakan kucai mungkin sudah terlalu tua untuk dimakan.
  • Pilih daun kucai yang masih segar dan kokoh, hindari daun yang layu dan berlendir atau daun dengan bau tidak sedap.

Tips Penyajian Kucai

Dalam kuliner, kucai biasanya digunakan sebagai pelengkap atau hiasan. Berikut beberapa ide dalam menyajikan kucai agar tidak kehilangan nutrisinya :

  • Masak bersama ayam panggang – campur dada ayam dengan daun kucai cincang, tambahkan bawang putih cincang, sedikit minyak wijen, atau pelengkap rasa lainnya seseuai serlera. Sajikan dengan salad atau sayuran hijau.
  • Sajikan ala mashed potato – masak kentang dengan sedikit mentega sampai lunak, hancurkan sampai lembut dan padat, tambahkan bawang putih cincang dan ratakan, tambahkan daun kucai cincang, garam dan merica, oregano dan bumbu pelengkap lainnya sesuai selera. Aduk rata sebelum disajikan.
  • Tambahkan ke dalam sup miso dan sajikan selagi hangat.

Sebaiknya hindari untuk memasak daun kucai dalam waktu yang lama, karena akan menghilangkan rasanya.

Kucai termasuk dalam keluarga bawang, walaupun tampilannya sekilas tampak serupa dengan lokio namun keduanya berbeda. Kucai banyak dikaitkan dengan berbagai manfaat untuk kesehatan tubuh terutama untuk penyakit kronis seperti kanker, masalah kardiovaskuler, perlindungan terhadap hati, bahkan gangguan seksual.

fbWhatsappTwitterLinkedIn