Kalori merupakan satuan unit yang digunakan untuk mengukur banyaknya energi. Kalori merupakan senyawa yang banyak terkandung dalam karbohidrat, lemak, dan protein. Ketiganya merupakan sumber energi bagi tubuh. Dari ketiga jenis asupan makanan tersebut, kandungan kalori terbesar terdapat dalam lemak. Dalam 1 gram lemak terkandung 9 kalori, dalam 1 gram karbohidrat dan protein masing-masing terkandung 4 kalori. Kebutuhan kalori bagi setiap orang berbeda dan dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti usia, jenis kelamin, banyaknya aktivitas, kondisi tubuh, dan sebagainya. Makanan yang mengandung banyak kalori adalah makanan yang mengandung banyak lemak, karbohidrat, dan protein. Sedangkan makanan yang mengandung kalori rendah adalah makanan dengan banyak serat dan cairan seperti sayur dan buah. (baca juga: 24 makanan yang mengandung kalori tinggi)
Di dalam tubuh kita, kalori disimpan menjadi 2 bentuk, yakni sebagai glikogen dan disimpan di jaringan kulit. Glikogen akan disimpan di dalam hati dan otot, fungsinya adalah sebagai cadangan energi dalam tubuh. Saat tubuh kita kehabisan energi, secara ototmatis tubuh akan mengambil cadangan energi dari glikogen tersebut. Glikogen menjaga kondisi tubuh agar tidak pernah kekurangan energi.
Untuk kalori yang disimpan di jaringan kulit memiliki fungsi yang hampir sama dengan glikogen yang disimpan di hati dan jaringan otot. Secara umum, kalori bermanfaat untuk membantu kinerja seluruh organ dalam tubuh, karena seluruh organ tubuh sudah pasti membutuhkan energi untuk bekerja secara optimal. Jika diumpamakan, kalori merupakan bahan bakar bagi tubuh agar tubuh dapat melakukan segala aktifitas tanpa khawatir kekurangan energi. (baca juga: daftar makanan rendah kalori dalam tabel)
Dampak Tubuh Kekurangan Kalori
Kekurangan kalori dapat mengakibatkan tubuh menjadi kekurangan energi sehingga tubuh menjadi mudah lelah dan tidak bergairah. Bahkan pada beberapa kasus, akibat kekurangan kalori dapat menyebabkan berbagai jenis penyakit, yakni:
1. Marasmus
Marasmus merupakan gangguan kesehatan yang terjadi akibat asupan karbohidrat ke dalam tubuh kurang. Seperti yang kita tahu, karbohidrat merupakan salah satu sumber kalori bagi tubuh. Penyakit kekurangan kalori jenis ini biasanya dialami oleh anak di bawah usia 5 tahun. Penyakit ini biasanya ditandai oleh beberapa gejala, seperti cepat lelah, kepala sering pusing, gejala diare kronis, penurunan berat badan, kulit kering, dan perut yang buncit. Anak yang mengalami kondisi ini biasanya akan selalu merasa lapar, sering menangis, tubuh kurus, juga mengalami gangguan pernapasan.
Ada beberapa faktor yang menyebabkan penyakit maramus, diantaranya persediaan makanan yang tidak mencukupi (kelaparan), kekurangan berbagai jenis vitamin, penyakit bawaan, terkena infeksi, diet yang tidak seimbang, dan juga kelahiran bayi secara prematur.Kondisi maramus dapat mengakibatkan berbagai dampak negatif bagi penderitanya, seperti pertumbuhan anak yang akan terhambat, kecerdasan dan psikologis anak terganggu, kerusakan organ-organ pada si anak seperti mengalami kebutaan, kerusakan pada persendian, dan lain sebagainya.
Untuk mencegah penyakit maramus ini dapat dilakukan berbagai upaya pencegahan dengan mencukupi asupan gizi bagi tubuh, makan secara teratur dan terkontrol, mengkonsumsi air yang bersih, serta melakukan diet secara terkontrol dan seimbang. Akan tetapi, jika anak sudah mengalami kondisi di mana ia sudah terkena penyakit maramus, maka harus segera diberikan pengobatan dengan cara pemeriksaan ke dokter. Pemeriksaan biasanya akan menentukan apakah si anak dapat rawat jalan ataukah harus rawat inap. Dokter biasanya akan menyarankan asupan terbaik untuk si anak agar sembuh dari maramus. (baca juga: penyakit akibat kekurangan karbohidrat)
2. Kwasiorkor
Kwasiorkor merupakan penyakit kedua yang disebabkan akibat kekurangan kalori. Kondisi ini diakibatkan karena si penderita kekurangan asupan kalori dalam jumlah besar. Kwarsiorkor biasanya merupakan kasus penyakit yang sering ditemukan di negara-negara maju dengan tingkat ekonomi menengah ke bawah. Penyakit ini dapat menjangkiti seluruh lapisan usia. Kwarsiorkor ditandai dengan berbagai ciri seperti menurunnya berat badan, wajah yang bulat dan nampak sembab, kulit keriput (tanda-tanda penuaan lain), serta rambut rontok. Penyakit ini akan disertai dengan berbagai gejala, seperti diare kronis, badan terlihat kurus, terjadi proses penuaan dini seperti keriput, kerusakan rambut, perut membuncit, mudah lelah, dan juga dapat menyebabkan koma, bahkan kematian jika kondisi sudah dalam taraf parah. Sebagai pengobatan dan juga pencegahan dari penyakit ini dapat dilakukan dengan mencukupi asupan gizi bagi tubuh.
3. Marasmus-Kwarsiorkor
Marasmus-kwarsiorkor merupakan gabungan antara kedua penyakit yang telah dijelaskan di atas. Kondisi tersebut dinyatakan untuk menggambarkan kondisi di mana penderitanya sudah mengalami gangguan asupan nutrisi yang akut dan parah. Penyakit ini ditandai dengan berbagai gejala, seperti muncul edema, penurunan berat badan, terjadi penurunan kadar protein di dalam darah, mudah lelah, dan juga apatis. Kondisi ini dapat disebabkan oleh beberapa hal, di antaranya asupan karbohidrat dan protein kurang, penyerapan protein ke dalam tubuh kurang, dan juga karena adanya gangguan pada hati. Penanganan terhadap penyakit ini dilakukan dengan memenuhi nutrisi bagi tubuh. Asupan tubuh juga perlu dilakukan penambahan dengan mengkonsumsi susu tinggi kalori.
Kalori dibutuhkan oleh tubuh sebagai sumber energi. Kekurangan kalori dapat menyebabkan tubuh mudah lelah, bahkan dalam taraf yang parah dapat menyebabkan berbagai penyakit seperti yang telah dijelaskan di atas. Jika tubuh kelebihan kalori, tubuh akan lebih cepat mengalami kenaikan berat badan, dengan kata lain mengalami kegemukan. Kondisi tersebut terjadi karena kalori yang berlebih akan mengakibatkan cadangan energi yang disimpan terlalu berlebih. Padahal cadangan tersebut tidak selalu akan digunakan. Asupan kalori perlu dikontrol dan pengontrolannya juga bergantung oleh berbagai faktor. Untuk menghitung kebutuhan kalori tubuh, Anda dapat melakukan berbagi langkah.
1. Mengetahui Berat Badan Ideal
Mengetahui berat badan ideal dapat membantu Anda mengetahui berapa kebutuhan kalori yang dapat Anda konsumsi per harinya. Jika berat tubuh kurang dari berat badan ideal, kebutuhan kalori dapat ditambah. Sebaliknya, jika berat badan melebihi berat badan ideal, maka asupan kalori dapat dikurangi. Untuk menghitung berat badan ideal dapat dilakukan dengan rumus: 0,9 x (TB-100). (baca juga: kalkulator berat badan ideal)
2. Menghitung Kebutuhan Basal (KB)
Menghitung kebutuhan basal dapat dilakukan untuk mengetahui kebutugan kalori saat kondisi tidur atau istirahat. Laki-laki dan perempuan memiliki kebutuhan basal yang berbeda. Laki-laki memiliki kebutuhan basal yang lebih besar bila dibandingkan dengan perempuan. Untuk menghitung kebutuhan basal dapat digunakan rumus berikut:
kebutuhan basal perempuan = BB ideal x 25 kkal
kebutuhan basal laki-laki = BB ideal x 30 kkal
3. Menyesuaikan Kebutuhan Kalori dengan Aktifitas Fisik (AF)
Setiap orang memiliki aktifitas fisik yang berbeda. Seseorang yang memiliki aktifitas fisik berat membutuhkan kalori lebih besar dibandingkan dengan seseorang yang beraktifitas ringan. Seseorang yang memiliki aktifitas ringan seperti menyetir mobil, mengajar, kerja kantor dan sebagainya, memerlukan tambahan kalori sebesar 10% sampai 20% dari kebutuhan basalnya. Untuk seseorang yang beraktifitas sedang seperti kerja rumah tangga, bersepeda, jalan cepat, dan sebagainya, memerlukan tambahan kalori sebesar 20% sampai 30% dari kebutuhan basalnya. Sedangkan untuk orang-orang yang beraktifitas berat seperti aerobik, panjat tebing, joging, dan sebagainya, memerlukan tambahan kalori sebesar 40% sampai 50% dari kebutuhan basalnya. (baca juga: olahraga yang membakar kalori super banyak)
4. Koreksi Usia (KU)
Perlu Anda ketahui bahwa semakin tua usia seseorang, kebutuhannya akan kalori akan semakin menurun. Untuk seseorang yang berusia 40 sampai dengan 59 tahun memiliki koreksi usia sebesar 5% dari kebutuhan basalnya. Untuk seseorang dengan usia 60 sampai dengan 69 tahun memiliki koreksi usia sebesar 10% dari kebutuhan basalnya. Sedangkan seseorang dengan usia lebih dari 70 tahun memiliki koreksi usia sebesar 20% dari kebutuhan basalnya.
5. Kebutuhan Kalori Per Hari
Total kalori per hari yang dibutuhkan oleh setiap orang berbeda dan dipengaruhi oleh faktor berat badan ideal, usia, dan juga aktifitas yang dilakukan. Untuk menghitung jumlah kalori total per hari yang dibutuhkan oleh tubuh Anda, Anda dapat menjumlahkan kalori berdasarkan kebutuhan basal (KB) dengan tambahan kalori berdasarkan aktifitas. Kemudian, setelah menjumlahkan keduanya, Anda dapat mengurangkan dengan koreksi usia berdasarkan usia Anda. Jika dituliskan dalam rumus maka kebutuhan kalori per hari adalah: TK = KB + AF – KU.
Itulah beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk menghitung jumlah kebutuhan kalori per hari bagi tubuh Anda. Mengatahui jumlah kebutuhan kalori penting dilakukan agar asupan kalori dapat terkontrol sesuai dengan kebutuhan.
artikel lainnya yang bermanfaat untuk anda: