Tuli Sensorineural : Gejala, Penyebab, Pengobatan, Pencegahan

√ Verified Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Proses mendengar terjadi karena adanya integrasi dari sistem pendengaran yang meliputi telinga luar, telinga tengah, dan telinga dalam.

Setiap bagian telinga tersebut memiliki fungsinya masing-masing, yaitu

  • Telinga luar

Berfungsi sebagai penangkap dan penghantar getaran suara

  • Telinga Tengah

Befungsi untuk memperbesar dan memperkuat getaran suara,

  • Telinga dalam

Berfungsi mengubah energi mekanik getaran suara menjadi impuls listrik, untuk kemudian diantarkan melalui saraf ke otak untuk diinterpretasikan sebagai bunyi atau suara yang memiliki makna.

Gangguan yang terjadi pada saat terjadinya proses mendengar dapat disebabkan oleh masalah atau terganggunya salah satu bagian pada sebelah atau kedua belah telinga; sehingga mengakibatkan seseorang tidak dapat mendengar suara atau memproses suara dengan baik, atau bahkan malah tidak dapat mendengar sama sekali alias tuli.

Gangguan fungsi pada bagian telinga dapat menyebabkan tuli konduktif dan tuli sensorineural. Tuli konduktif adalah gangguan yang terjadi pada telinga dimana suara dari luar tidak bisa masuk ke telinga bagian dalam karena terjadinya masalah pada saluran telinga, gendang telinga, maupun telinga tengah.

Sedangkan Tuli sensorineural diakibatkan oleh adanya kerusakan pada bagian saraf telinga dalam yang membawa suara dari area pendengaran ke otak, dan biasanya terjadi karena terdapat sel saraf (sel rambut) dalam rumah siput yang hilang atau rusak.

Gangguan pendengaran sensorineural disebut juga tuli saraf biasanya bersifat permanen dan dapat menyerang siapa saja di segala usia dengan etiologi yang berbeda- beda.

Tuli sensorineural memiliki tingkat kerusakan dari yang ringan, menengah, dan berat, dimana merupakan masalah bagi jutaan orang, karena dari seluruh kasus kehilangan pendengaran, 90% merupakan tuli sensorineural.

Sebelum melanjutkan, anda juga bisa membaca artikel kami lainnya seputar THT seperti jenis-jenis penyakit yang menyerang hidung, kemudian efek samping pasca operasi sinusitis, lalu ada juga artikel mengenai komplikasi Rhinitis, dan juga efek samping infeksi telinga yang berbahaya bagi manusia.

Telinga memiliki struktur yang rapuh dan dapat dirusak dengan berbagai macam hal sehingga tidak selalu ada kemungkinan untuk mencegah tuli.

Risiko terjadi kerusakan pendengaran tergantung pada seberapa keras suara dan seberapa lama seseorang terpapar oleh suara keras tersebut. Beberapa cara yang mungkin dilakukan untuk menurunkan risiko terjadinya tuli dari pengaruh suara yang keras antara lain:

  • Menjaga suara televisi, radio, atau musik agar tidak terlalu keras.
  • Menggunakan headphone yang dapat mencegah bising dari luar, agar tidak perlu menaikkan volume suara.
  • Menggunakan alat pelindung telinga, seperti ear muffs atau ear plugs, apabila bekerja di lingkungan yang bising.
  • Jangan memasukkan benda asing ke dalam telinga, seperti pembersih telinga yang keras, karena dikhawatirkan dapat merusak atau melukai dinding telinga dan bahkan syaraf. [AdSense-B]

Namun karena satu atau lain hal anda tetap merasa kesulitan dalam mendengar, sebelum memeriksakan diri lebih lanjut, ada baiknya anda mengetahui gejala yang ditimbulkan oleh tuli sensorineural.

Adapun gejala awal terjadinya tuli sensorineural adalah tidak jelas dalam mendengar suara; seperti jika seseorang berbicara, maka akan terdengar seperti menggumam, kesulitan dalam mendengar dengan jelas perkataan orang apabila ada suara latar yang bising, dan sering menaikkan volume televisi atau radio secara terus menerus karena kesulitan mendengar.

Terdapat beberapa penyebab terjadinya tuli sensorineural, antara lain:

  • Trauma Akustik atau Paparan terhadap suara keras yang terus menerus.
  • Trauma pada kepala; seperti benturan akibat jatuh, kepentok, atau kecelakaan.
  • Tumor
  • Virus
  • Penyakit autoimun telinga dalam.
  • Keturunan atau Bawaan tuli dalam keluarga.
  • Usia (presbikusis)
  • Malformasi telinga dalam.
  • Penyakit Meniere.
  • Otosklerosis (penyakit hereditas, di mana ada bentuk pertumbuhan tulang di dalam telinga tengah, yang menghalangi getaran saat distimulasi oleh suara). [AdSense-A]

Baca juga beberapa tulisan kami terkait THT seperti ciri radang tenggorokan pada anak dan juga dampak radang tenggorokan yang tidak bisa dianggap remeh, kemudian cara membersihkan kotoran telinga dengan bawang putih serta mengenai 10 pengobatan alternatif gangguan pendengaran yang ampuh.

Jika anda merasa kesulitan mendengar, ada baiknya anda segera memeriksakan diri ke dokter spesialis THT; dimana dokter akan memeriksa kondisi telinga anda dengan melakukan:

  • Pemeriksaan fisik : Untuk mengetahui penyebab gangguan pada pendengaran.
  • Uji garpu tala : Untuk menentukan telinga bagian mana yang rusak.
  • Uji audiometri : Dilakukan dengan menggunakan mesin yang menghasilkan suara dengan beragam rangkaian volume dan frekuensi yang akan diperdengarkan dengan menggunakan headphone.

Jika setelah melakukan pemeriksaan anda dinyatakan positif menderita tuli sensorineural, maka pengobatan yang dapat dilakukan akan disesuaikan dengan penyebab terjadinya tuli sensorineural itu sendiri. Jika tuli sensorineural terjadi akibat:

  • Trauma Akustik, maka pengobatan yang bisa dilakukan adalah dengan melakukan terapi medis dengan kortikosteroid untuk mengurangi pembengkakan sel koklea, guna memperbaiki penyembuhan struktur telinga dalam yang terluka.
  • Trauma pada Kepala, maka pengobatan yang bisa dilakukan adalah dengan melakukan operasi darurat.
  • Virus, maka pengobatan yang bisa dilakukan adalah dengan melakukan penanganan secara medis dengan kortikosteroid.
  • Autoimun Telinga Bagian Dalam, maka pengobatan yang bisa dilakukan adalah dengan melakukan terapi obat; mengkonsumsi kortikosteroid jangka panjang.
  • Penyakit Meniere, maka pengobatan yang bisa dilakukan adalah dengan melakukan diet rendah sodium, diuretik, dan kortikosteroid.
  • Tumor, maka pengobatan yang bisa dilakukan adalah dengan melakukan operasi tumor, dengan syarat tumor masih sangat kecil, dan kemungkinan berhasil hanya sekitar 50%.
  • Sistem Saraf Pusat, maka pengobatan yang bisa dilakukan adalah dengan melakukan pengobatan multipel sklerosis.
  • Gangguan Sensorineural Deafness, maka pengobatan yang bisa dilakukan adalah dengan melakukan implan koklea, atau menggunakan alat bantu dengar.

Demikianlah segala hal terkait tuli Sensorineural untuk Anda ketahui yang semoga dapat menambah wawasan anda terkait penyakit tersebut, dan dapat segera melakukan tindakan pencegahan apabila menemukan gejala-gejalanya.

fbWhatsappTwitterLinkedIn