Beberapa orang mungkin pernah mendengar atau bahkan paham dengan yang namanya milia. Namun mungkin saja ada diantara Anda yang sama sekali asing dengan milia. Apa sih Milia ? Apa saja penyebabnya ? Bisa disembuhkan gak ? Tenang, artikel berikut akan membantu Anda untuk sedikit banyak tahu tentang Milia.
Apa Sih Milia ?
Milia adalah tonjolan kecil yang tersusun atas keratin dan terjebak di bawah kulit. Jika berbentuk tunggal maka disebut milium. Milia dapat muncul di bagian tubuh manapun namun seringnya terlihat di area sekitar atau bawah mata.
Dilansir dari Medical News Today, milia seringkali dialami bayi yang baru lahir. Meski begitu anak – anak dan orang dewasa pun dapat mengalaminya. Kadang kita salah mengira milia sebagai jerawat atau sekedar tanda di kulit.
Pada beberapa orang termasuk bayi yang baru lahir milia akan hilang dengan sendirinya. Tetapi kadang kala diperlukan perlakuan tersendiri untuk menghilangkannya. Jika milia terlalu dekat dengan mata mungkin diperlukan perlakuan khusus agar tidak mengganggu penglihatan.
Ada yang menyebut milia dengan sebutan “milk spots”. Mungkin dikarenakan penampakannya yang biasanya putih, agak kekuningan atau sama dengan warna kulit si penderita.
Milia pada dasarnya bukan jerawat walaupun masih banyak yang menganggap milia seperti bekas jerawat. Milia dapat tumbuh di bagian tubuh manapun tapi untuk orang dewasa milia lebih sering berada di bagian sekitar mata, pipi, dahi dan area kelamin.
Seperti telah disebutkan sebelumnya, milia tersusun atas sejumlah keratin. Keratin seringnya kita ketahui berada di sel kulit, kuku dan rambut. Fungsinya untuk memperkuat bagian tersebut.
Saat sel kulit mati dan menyatu dengan pori – pori, keratin akan terkumpul dan terjebak dalam pori – pori yang akhirnya membentuk milium. Saat terbentuk di area yang terlalu dekat dengan mata, diperlukan keahlian dokter mata untuk menyingkirkannya.
Penyebab dan Faktor Risiko
Penyebab utama milia bervariasi. Pada beberapa individu milia dapat terjadi karena trauma atau telah menjalani prosedur kosmetik. Meskipun begitu belum ada alasan yang pasti mengapa seseorang memiliki milia dan seseorang lainnya tidak.
Milia sendiri sangat umum terjadi pada anak – anak dan bayi. Faktanya sekitar 40 – 50 persen terjadi pada bayi yang baru lahir. Studi di tahun 2016 juga menyatakan jika milia umum terjadi pada wanita yang lebih tua.
Pada beberapa kasus yang jarang terjadi milia dapat muncul pada seseorang yang menggunakan obat topikal seperti kortikosteroid.
Diagnosa
Saat seseorang yang memiliki milia mendatangi dokter, maka Ia akan direkomendasikan menghubungi dokter kulit. Seorang dokter kulit dapat mendiagnosis milia melalui pemeriksaan visual.
Perawatan
Beberapa kasus milia akan hilang dengan sendirinya dalam hitungan bulan. Tidak ada standar tertentu untuk pengobatannya. Meskipun milia tidak berbahaya namun beberapa orang cukup terganggu dengan keberadaannya di sekitar mata lebih karena alasan estetika.
Sebaiknya jangan memencet milia seperti yang kerap dilakukan pada jerawat. Hal ini akan membuat kulit iritasi dan merusak kulit sensitif disekitarnya.
Perawatan rumahan untuk milia biasanya menggunakan eksfoliasi yang lembut atau chemical peels. Namun sangat penting untuk berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu sebelum melakukan perawatan rumahan sendiri.
Pencegahan
Tidak semua kasus milia dapat dicegah dikarenakan seseorang mungkin lebih rentan dibandingkan yang lainnya. Namun tips umum berikut mungkin akan berguna, pertama pertahankan rutinitas perawatan kulit yang baik dengan pembersihan yang lembut, kedua hindari trauma pada kulit, dan terakhir penggunaan topikal atau retinoid yang diresepkan dokter.