Organ Intim Bengkak, Melepuh dan Nyeri, Wanita Ini Punya Kelainan Autoimun

√ Verified Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Setiap wanita pastinya menjaga betul kebersihan dan kesehatan organ intim, namun bagaimana kalau suatu kondisi gangguan kesehatan tak dapat dihindari? Seorang wanita berusia 46 tahun yang tak disebutkan namanya mengalami hal tak menyenangkan pada area organ intimnya tersebut.

Wanita ini mengalami lepuhan, pembengkakan dan kemerahan di bagian vulva menurut laporan BMJ Case Reports. Tak hanya ketiga keluhan tersebut, menurut laporan pun kondisi wanita ini meliputi keluarnya cairan kuning dari organ intimnya disertai rasa nyeri atau menyakitkan. Sudah pernah memeriksakan diri ke dokter, namun justru mengalami salah diagnosis sampai dua kali.

Pertama kali hasil diagnosis yang didapat olehnya adalah infeksi jamur, lalu berikutnya dirinya diduga mengalami folikulitis (yakni folikel kulit yang terkena radang). Usai dua kali diagnosis dan lewat dari enam bulan rupanya kondisinya tak kunjung membaik walau sudah memperoleh perawatan dari dokter yang menangani dan memeriksanya.

Bahkan setelahnya pun dirinya memutuskan untuk menempuh tes IMS atau infeksi menular seksual di mana hasil pemeriksaannya negatif, begitu juga dengan tes infeksi bakteri maupun virus. Dari hasil pemeriksaan selanjutnyalah baru hasil diagnosis menyatakan kalau wanita ini terkena kelainan autoimun langka sehingga mampu menyebabkan lepuhan di bagian organ intimnya. Sebutan untuk kelainan autoimun ini adalah pemfigus vulgaris.

Ada beberapa tanda atau keluhan gejala terkait dengan pemfigus vulgaris ini menurut GARD (Genetic and Rare Diseases Information Center), antara lain adalah:

  • Organ intim mengeluarkan lendir
  • Organ intim melepuh yang disertai rasa sakit tapi tak terasa gatal
  • Ada cairan bening di dalam lepuhan tersebut
  • Saat lepuhan pecah, rasanya akan lebih sakit dan bahkan berisiko bahaya cukup tinggi
  • Memicu tubuh kehilangan protein sekaligus cairan

Kabar buruknya, kondisi kelainan autoimun langka ini berisiko tinggi sebabkan komplikasi akibat infeksi di mana penyebabnya sendiri belumlah diketahui. Faktor usia dan genetik menjadi hal yang dapat meningkatkan risiko seseorang menderita penyakit langka ini. Meski tampaknya buruk, pemfigus vulgaris dapat disembuhkan ketika penyakit ini terdeteksi dari awal dan memperoleh perawatan yang tepat.

Dokter kulit di Cleveland Clinic, Anthony Fernandez, MD dilansir dari Health mengatakan bahwa tim medis pada dasarnya dapat mengendalikan penyakit kelainan autoimun langka tersebut sampai pada kondisi di mana memudarkan gejala pada kulit di area organ intim. Ia juga menambahkan bahwa tim medis dapat membantu agar pasien bisa menjalani aktivitas sehari-hari dengan lebih baik.

fbWhatsappTwitterLinkedIn