Hiperkolesterolemia merupakan sebuah keadaan di mana tubuh manusia mengalami peningkatan konsentrasi akan adar kolesterol dalam darah. Kolesterol dapat dijumpai pada lemak dalam darah manusia dan kolesterol ini berupa zat lunak yang dibutuhkan oleh setiap tubuh manusia. Kolesterol pada dasarnya tidaklah berbahaya karena kolesterol inilah yang berfungsi sebagai penghasil sel-sel sehat dalam tubuh.
Namun yang menjadikan kolesterol mampu membahayakan tubuh adalah saat kadarnya lebih dari seharusnya. Saat peningkatan kadar kolesterol dalam darah terjadi lebih dari normal, maka risiko jenis-jenis penyakit jantung ikut menjadi lebih besar. Hal tersebut disebabkan oleh lemak yang menimbun di bagian pembuluh darah dan menghambat aliran darah arteri. Berikut adalah penjelasan tentang hiperkolesterolemia.
Faktor genetik dan faktor lingkungan menjadi 2 faktor penting yang sebenarnya paling umum menjadi penyebab hiperkolesterolemia. Kelainan genetik biasanya merupakan faktor yang memicu terjadinya hiperkolesterolemia murni atau familial. Fungsi hati terhambat ketika mengatur kadar kolesterol karena adanya mutasi genetik pada kromosom 19.
Ada 2 jenis hiperkolesterolemia familial yang perlu juga untuk kita semua ketahui bersama, yakni:
Ada penyebab hiperkolesterolemia lainnya yang patut untuk diwaspadai, seperti diet tinggi lemak. Makanan-makanan yang mengandung lemak jenuh mampu menyebabkan hiperkolesterolemia di mana ini rata-rata terjadi pada orang-orang yang gemar mengonsumsi makanan sumber hewani seperti daging dan produk susu. Ketika asupan lemak jenuh melebihi idealnya, maka hiperkolesterolemia dapat menjadi bahaya yang perlu dicegah dari awal.
Penting untuk diingat bahwa konsumsi lemak jenuh yang benar setiap harinya seperti yang direkomendasikan oleh American Heart Association adalah tak lebih dari 13 gram bagi orang-orang dengan kebutuhan 2000 kalori secara harian. Berikut ini juga adalah sejumlah faktor peningkat risiko seseorang untuk menderita hiperkolesterolemia.
Pada beberapa kasus, hiperkolesterolemia tak begitu mencolok karena pada umumnya tak ada gejala yang timbul. Itulah yang menjadikan para penderita hiperkolesterolemia tak menyadari hingga akhirnya mereka terdiagnosa dengan kolesterol yang berhubungan dengan aterosklerosis. Aterosklerosis ini merupakan kondisi plak yang terbentuk di dalam dinding pembuluh darah dan menjadikan aliran darah tak lancar di arteri.
Inilah kondisi di mana mampu menjadi peningkat risiko penderita mengalami stroke dan penyakit arteri koroner yang dikarenakan pasokan darah ke otak dan jantung mengalami penurunan. Kalaupun ada sejumlah gejala terjadi, maka berikut ini adalah contoh keluhan yang dialami.
Hiperkolesterolemia dapat terjadi ketika kadar kolesterol meningkat hingga lebih dari 240 mg/dL di mana kadar tersebut adalah di atas normal. Kadar kolesterol seperti itu disebut juga dengan hiperkolesterolemia atau juga dislipidemia di mana adanya kelainan profil lemak darah. Setelah gejala-gejala yang mengganggu terjadi, penting untuk memeriksakan diri dan menempuh beberapa langkah diagnosa.
Dokter perlu mengidentifikasi penyakit yang terjadi berdasarkan dari gejala atau keluhan yang diceritakan oleh pasien. Untuk mengidentifikasinya, maka perlu untuk mendiagnosa dengan cara melakukan tes darah. Tujuan tes darah ini adalah untuk mengecek tingkat kolesterol di dalam darah, bukan hanya LDL, melainkan juga trigliserida dan HDL. Untuk tes ini, dianjurkan supaya pasien berpuasa lebih dulu 12 jam minimal.
Dalam langkah penanganan hiperkolesterolemia, mengubah pola makan adalah hal paling utama untuk dijalani pasien. Meningkatkan frekuensi olahraga dan juga memperbaiki pola makan dengan mengikuti tips diet sehat adalah solusi yang jauh lebih baik dalam hal ini. Namun ada kalanya memang bahwa kedua cara ini pun kurang efektif.
Apabila dengan perubahan pola makan berikut berolahraga rutin kurang membantu, maka kemungkinan besar memang Anda perlu untuk mengatasinya dengan memeriksakan diri ke dokter. Dokter pun pada umumnya akan memberikan serangkaian solusi dengan obat-obatan yang sesuai dengan kondisi gejala.
Demi mencegah supaya kadar kolesterol tidak sampai berlebih di dalam darah dan menimbulkan kondisi hiperkolesterolemia, maka kebiasaan-kebiasaan buruk tertentu perlu untuk dihentikan dan diubah dengan yang lebih sehat. Tak hanya mengubah pola makan dan memperbanyak aktivitas fisik, berhenti merokok pun merupakan cara pencegahan yang baik. Bila mempunyai kelebihan berat badan atau obesitas, maka sangat perlu untuk menyadarinya di awal dan mengupayakan untuk mengurangi berat badan.
Jika tak dicegah dan diatasi sedari awal, maka ada beberapa komplikasi yang berisiko besar terjadi, seperti misalnya stroke, nyeri pada dada, hingga serangan jantung. Supaya dapat terhindar dari berbagai komplikasi seperti yang sudah disebutkan, maka kiranya Anda juga dapat menjaga kesehatan dengan baik supaya hiperkolesterolemia pun tak Anda alami.
Proses Perjalanan Lemak ( Kolesterol ) Didalam Tubuh Kita.