Kolera

Penyebab Penyakit Kolera – Gejala, Diagnosis, Pengobatan dan Pencegahan

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Kolera adalah sebuah penyakit yang muncul diakibatkan oleh adanya bakteri di mana penyebarannya bisa terjadi dengan cepat melalui air yang telah terkontaminasi bakteri tersebut. Jika seseorang sampai terkena kolera, akibatnya kondisi tubuh benar-benar menderita karena harus mengalami diare serta dehidrasi pada tingkat parah. Pada hitungan jam, kolera yang tidak langsung mendapat penanganan medis akibatnya bisa fatal. (Baca juga: bahaya dehidrasi)

Penyebab penyakit kolera cukup beragam, dan diketahui bahwa infeksi kolera disebabkan oleh bakteri yang dikenal dengan nama Vibrio cholerae di mana oleh bakteri ini diproduksi CTX atau racun yang berkemungkinan sangat kuat di bagian usus kecil. CTX akan menempel pada dinding usus dan akhirnya justru membuat aliran mineral sodium dan klorida terganggu. Dari situlah akhirnya air dikeluarkan oleh tubuh dengan jumlah yang cukup besar melalui diare sehingga menyebabkan dehidrasi atau kekurangan cairan dan elektrolit. (Baca juga: fungsi asam klorida)

Pada bakteri kolera, ada 2 siklus kehidupan yang tidaklah sama antara satu dengan yang lain, yaitu di lingkungan dan juga tubuh manusia. Tinja atau feses di mana di dalamnya mengandung bakteri kolera akan sangat mudah ditularkan ke tubuh manusia dan hal ini perlu sangat diwaspadai karena perkembangbiakannya benar-benar cepat apabila makanan maupun air sudah terkontaminasi oleh tinja tadi. Parahnya, berkembangnya bakteri ini juga dapat terjadi di lingkungan tempat kita tinggal.

Karena terbagi menjadi dua jenis penyebab, yakni penyebab di lingkungan dan juga pada manusia, kita akan membahasnya satu per satu. Ingat bahwa infeksi kolera dapat bersumber dari air yang terpapar ke manusia padahal sudah terkena bakteri, atau bisa juga dikarenakan makanan yang juga sudah terkontaminasi.

(Baca juga: jenis penyakit menular)

Bakteri di Lingkungan

Mungkin banyak dari kita yang kemudian bertanya-tanya dari mana asal bakteri ini sehingga bisa mengontaminasi tubuh manusia. Tempat alami timbulnya bakteri kolera adalah di perairan pinggir pantai dengan copepoda (nama sebuah krustasea kecil di sana). Sumber makanan utama krustasea adalah alga jenis tertentu bersama dengan plankton dan penting untuk kita ketahui bahwa krustasea inilah yang menjadi inang dari bakteri kolera sehingga tak heran bakteri ini akan ikut dengannya.

Bakteri pada Manusia

Saat bakteri kolera tercerna secara tak sengaja oleh manusia, mereka tidak lantas langsung merasa sakit karena bakteri itu akan lanjut sampai ke tinja mereka. Bila sampai pasokan air dan kotoran manusia tercemar, keduanya bisa menjadi tempat perkembangbiakan sempurna bagi bakteri kolera. Penyebab kolera pada manusia yang ada di sekitar kita adalah:

  • Biji-bijian. Bahan makanan ini ada di area tempat bakteri kolera berasal, khususnya biji-bijian seperti millet dan beras yang dapat terkontaminasi apalagi sesudah kita memasaknya. Perkembangan dari bakteri kolera dapat terjadi ketika kita membiarkannya berada di suhu kamar selama beberapa jam.
  • Buah dan Sayur Mentah. Sayuran serta buah yang masih mentah dan belum dikupas kemungkinan besar justru adalah sumber infeksi kolera di daerah di mana kolera berkembang dan banyak dijumpai. Di negara berkembang, pupuk non-kompos yang asalnya dari kotoran atau air irigasi biasanya juga terdapat limbah yang dapat mengontaminasi hasil buah dan sayuran tersebut.
  • Makanan Laut. Seafood juga dapat menjadi sumber penyebab penyakit kolera karena makanan yang mentah atau dimasak secara kurang matang berpotensi mengandung bakteri kolera, khususnya kerang. Bahkan sejumlah kasus ternyata telah terjadi di Amerika Serikat dan akhirnya telah terlacak bahwa makanan laut tersebut berasal dari Teluk Meksiko.
  • Air Sumur. Kebanyakan sumur di dalam airnya terdapat bakteri kolera yang tengah tertidur pada waktu yang lama dan biasanya yang mudah terkontaminasi adalah sumur milik umum. Sumur yang digunakan bersama oleh banyak warga adalah yang paling rentan menyebarkan wabah kolera dalam skala yang lebih besar. Risiko kolera menjadi lebih tinggi ketika seseorang hidup di area yang begitu penuh sesak tanpa diimbangi dengan sisi sanitasi yang baik atau dengan kata lain, area tempat tinggalnya tidak higienis. (Baca juga: penyakit menular melalui air)

Gejala Kolera

Karena gejala dari kolera tak selalu dialami oleh penderita, maka jelas banyak juga penderita yang tak menyadari bahwa mereka sebenarnya tengah terinfeksi Vibrio cholerae dapat dikatakan bahwa gejala ditunjukkan kira-kira hanya 10 persen dari seluruh penderita yang terinfeksi bakteri ini. Meski tak ada gejala yang mencolok, tentu bakteri masih bisa ditularkan oleh penderita kolera ke orang lain lewat air yang terkontaminasi akibat bakteri kolera yang tengah melalui proses penyebaran lewat tinja kurang lebih satu sampai dua minggu.

Dehidrasi adalah yang paling harus diwaspadai karena dehidrasi serius bisa terjadi ketika cairan yang hilang dari tubuh kita mencapai 10 persen dari total bobot badan kita. Akibat dari efek kolera yang memicu gejala selama beberapa jam saja adalah dehidrasi yang artinya tubuh kekurangan cukup banyak cairan. Diare yang diakibatkan pun bisa membuat cairan tubuh hilang, yakni kurang lebih 1 liter setiap jamnya dan diare ini dapat terjadi secara tak terduga.

Mual dan muntah adalah tanda juga bahwa seseorang telah terkena bakteri kolera dan hal tersebut akan dirasakan dan dialami beberapa jam di awal-awal infeksi menyerang tubuh. Memang ini menjadi sangat sulit bagi kita untuk mengetahui apakah kita tengah diare atau terkena penyakit kolera. Bahkan kemungkinan mengidap selain dari 2 penyakit tersebut pun juga sangat besar. Pada umumnya, diare yang diakibatkan kolera akan membuat penderitanya berwajah lebih pucat. Berikut di bawah ini adalah gejala-gejala dehidrasi di mana koleralah yang mengakibatkannya:

Jangan sepelekan dehidrasi karena kebanyakan orang menganggapnya bukan hal besar, padahal kadar elektrolit yang tak seimbang itu asalnya dari dehidrasi. Dari dehidrasi, tubuh bakal berkemungkinan mengalami kehilangan jumlah besar mineral pada darah yang fungsinya adalah membuat cairan selalu seimbang. Kram otot serta tekanan darah rendah adalah kondisi yang disebabkan oleh elektrolit yang tak seimbang tadi.

Gula darah rendah atau hipoglikemia adalah kondisi yang dapat menyerang anak-anak yang terkena serangan bakteri kolera. Anak-anak tersebut akan memiliki peluang lebih besar terkena kejang, pingsan atau kehilangan kesadaran, bahkan bisa sampai koma yang tentu bakal lama baru bisa sadar kembali. Gejala diare yang tak berhenti dengan cepat harus segera ditangani oleh ahli medis, apalagi kalau ada hubungannya juga dengan dehidrasi.

(Baca juga: cara meningkatkan elektrolit tubuh)

Komplikasi Kolera

Sangat bahaya apabila dalam jumlah yang besar tubuh kita kehilangan cairan di mana ini akan sangat berakibat fatal bila tak segera diatasi. Komplikasi dari kolera adalah dehidrasi dan syok dan keduanya adalah yang berada di tingkat paling parah. Masalah kesehatan lainnya yang ditimbulkan oleh kolera adalah:

  • Hipoglikemia. Ketika seseorang bisa sampai terlalu sakit hanya untuk makan, maka ini bisa menjadi tanda adanya kadar gula darah rendah. Kondisi bisa sangat berbahaya dikarenakan glukosa yang adalah salah satu sumber energi tubuh paling besar. Kejang, pingsan dan bahkan kematian adalah beberapa risiko yang bisa dialami seseorang ketika mengalami komplikasi satu ini. Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, anak-anak adalah yang paling rentan mengalaminya.
  • Gagal ginjal atau penyakit ginjal. Fungsi ginjal yang tak mampu lagi digunakan untuk menyaring, maka otomatis menimbulkan banyaknya cairan serta elektrolit keluar dari dalam tubuh. Seseorang dengan kolera dan sekaligus mengidap gagal ginjal akan kerap mengalami syok.
  • Hipokalemia. Keadaan ini dikenal juga dengan istilah umum, yaitu kekurangan kalium. Komplikasi ini patut untuk diwaspadai dan dicegah karena sekalinya terjadi maka ada gangguan fungsi saraf dan jantung yang akan disebabkan.

(Baca juga: bahaya gagal ginjal – bahaya kekurangan kalium)

Metode Diagnosis

Tentu sebelum kita beralih ke pengobatan dan pencegahan, diagnosis adalah salah satu fase yang perlu untuk ditempuh orang yang terkena infeksi bakteri kolera. Mungkin memang sudah jelas bahwa tanda-tanda serta gejala kolera parah ada di area endemis, tapi tetap saja untuk mengonfirmasi, bakteri harus diidentifikasi melalui sampel tinja.

Selain cara atau metode tersebut, ada juga tes dipstick kolera cepat yang kini banyak dimanfaatkan di mana ini adalah penyedia layanan kesehatan yang disediakan khususnya di area yang terpencil. Konfirmasi benar tidaknya seseorang menderita kolera dapat dipastikan di sini sehingga tingkat kematian di awal wabah kolera menyebar bisa dikurangi. Cara inipun menjadi cara untuk mengendalikan wabah secara efektif.

(Baca juga: madu untuk penderita diare)

Cara Mengobati Kolera

Mengatasi kolera akan jauh lebih mudah setelah proses diagnosis karena perawatan apa yang sesuai dapat ditentukan secara tepat. Untuk solusi bagi keadaan penderita kolera yang darurat, ada beberapa langkah mudah yang bisa dicoba, yaitu:

  • Antibiotik. Obat antibiotik selalu menjadi obat yang dipercaya sangat efektif karena memang tugasnya adalah menurunkan jumlah bakteri. Bahkan diare yang terus-menerus akibat kolera dapat lebih dipersingkat oleh antibiotik. (Baca juga: bahaya antibiotik tanpa resep dokter)
  • Suplemen. Suplemen seng adalah yang dapat diberikan kepada penderita kolera karena manfaatnya adalah untuk membuat kondisi diare lebih baik dan mereda. Suplemen ini lebih sering diberikan kepada penderita yang masih anak-anak.
  • Infus. Orang yang tengah sakit dan kehilangan banyak cairan jelas tak akan terhindar dari dehidrasi parah, dan dengan memberikan infus, penderita kekurangan cairan akan mendapatkan cairan yang cukup kembali.
  • Oralit. Seperti layaknya penderita diare yang bukan akibat kolera, oralit dapat secara efektif menambah cairan ke dalam tubuh penderitanya. Cairan serta elektrolit yang hilang bisa digantikan oleh oralit ini. Cukup dengan menyediakan air mineral botol, oralit yang berbentuk bubuk dapat kita campur ke air tersebut untuk kita minum. Jangan gunakan air mentah, pastikan air yang akan dicampur adalah air matang; boleh juga memasak air sampai mendidih dan tak perlu harus membeli botol air minum.

(Baca juga: obat diare tradisional)

Cara Mencegah Kolera

Kolera adalah penyakit yang dapat dicegah dan ini ada hubungannya dengan menjaga kebersihan diri serta lingkungan di mana kita tinggal atau berada. Tingkat potensi terjangkit kolera dapat dikurangi dengan melakukan sejumlah hal seperti berikut:

  • Pastikan untuk tidak membeli makanan atau jajanan yang ada di pinggir jalan maupun yang dijajakan oleh penjual keliling. Makanan serta minuman yang asalnya dari pedagang kaki lima maupun keliling biasanya tak begitu higienis. Konsumsilah makanan yang sudah pasti bersih, aman dan sehat serta hangat dan matang.
  • Ingat selalu bahwa tak semua produk olahan susu itu baik untuk tubuh. Es krim di luar sana banyak yang dibuat dari air mentah, termasuk juga susu, sehingga efek terkontaminasi bakteri berpotensi tinggi.
  • Senantiasa meminum air yang matang, baik itu memasak sendiri sampai mendidih atau membeli air mineral botolan. Bahkan menggosok gigi dan berkumur pun harus menggunakan air yang bersih. Minuman hangat, minuman kaleng serta minuman botol dianggap lebih aman, tapi juga pastikan bahwa kita sudah mengelap bagian luar dari minuman kemasan lebih dulu.
  • Jauhi buah yang belum dikupas maupun menu salad. Selalu pilih buah dan sayur yang kita bisa mengupasnya sendiri, termasuk apel, pepaya, dan pisang.
  • Rajin mencuci tangan juga menjadi rahasia untuk mencegah kolera, apalagi kalau ini dijadikan kebiasaan tepat setelah penggunaan toilet maupun sebelum kita makan. Lebih baiknya lagi, mencuci tangan tak sekadar dengan air, namun juga dengan sabun, plus masih ditambah menggunakan hand sanitizer.
  • Tidak mengonsumsi makanan laut yang tidak diolah secara matang alias yang masih mentah, seperti sushi.

(Baca juga: cara mengatasi diare secara cepat – penyakit paling mematikan di dunia) Itulah ulasan mengenai penyebab kolera berikut juga informasi lainnya untuk membuat kita lebih paham akan kondisi penyakit serius ini. Segera hubungi dokter kalau saja gejala dehidrasi menyerang.