Penyakit menular merupakan salah satu jenis penyakit yang dapat menyebar dari satu orang pada orang yang lain. Proses penularan penyakit tersebut umumnya disebabkan karena adanya kontak langsung dengan penderita atau bisa pula dengan perantara. Hingga sekarang sudah ditemukan banyak sekali jenis penyakit menular yang bisa ditularkan melalui udara, sentuhan langsung dari penderita, darah, bahkan melalui polusi air.
Polusi menjadi sebuah masalah yang akhir-akhir ini banyak dibahas dan membuat dunia panik. Terutama polusi pada air, maka keberadaannya cukup berbahaya mengingat air menjadi salah satu jenis kebutuhan dasar manusia untuk dapat bertahan hidup. Ada banyak sekali polusi yang bisa mengontaminasi air sehingga tidak lagi layak dikonsumsi mulai dari: limbah industri, Merkuri (Hg), Timbal (Pb), limbah industri, insektisida, Kobalt (CO) dan lain-lain. Salah satu cara mendeteksi air yang berbahaya adalah dari warnanya. Jika warna air berubah maka bisa jadi air tersebut tidak lagi sehat dikonsumsi karena telah tercemar oleh zat-zat yang berbahaya. ( Baca : Bahaya polusi udara – Bahaya keracunan timbal – Bahaya merkuri pada kosmetik )
Polusi air dapat menyebabkan timbulnya penyakit bagi manusia. Dalam hal ini polusi air dapat menyebabkan terjadinya penyakit menular ataupun yang tidak menular. Penyakit menular melalui air bisa disebabkan oleh beberapa hal seperti bakteri, metazoa, protozoa, dan lain-lain. Jika kondisi badan anda telah lemah dan kekebalan tubuh juga buruk maka penyakit entah yang berasal dari polusi air ataupun jenis penyakit yang lain dapat menjangkiti seseorang dengan mudah.
Tifus merupakan salah satu penyakit infeksi akut yang dapat menjangkit seseorang akibat bakteri salmonella typhi. Tifus dapat terjadi karena kurangnya pemeliharaan kebersihan lingkungan. Selain itu makanan tidak higienis yang dikonsumsi juga menjadi salah satu faktor penyebab tifus. Bukan hanya menular melalui air namun penyakit tifus juga dapat menular melalui makanan yang telah tercemar oleh air seni ataupun tinja dari penderita. Dalam hal ini lalat serta kecoa dapat menjadi perantara melalui kotoran yang mereka bawa. Penularan kuman melalui mulut, pada akhirnya akan masuk ke lambung lalu menuju kelenjar limfoid usus kecil dan masuk pada sistem peredaran darah manusia. ( Baca : Bahaya tifus – Penyebab tifus – Manfaat madu bagi penderita tifus )
Gejala Tifus Abdominalis
Perawatan Tyfus Abdominalis
Pencegahan
Untuk mencegah terjangkitnya penyakit tifus, anda bisa melakukan hal berikut ini:
Penyakit ini merupakan salah satu jenis penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri vibrio cholera. Bakteri yang satu ini dapat masuk melalui air minum yang tidak disanitasi dengan baik ke dalam tubuh. Di dalam tubuh, Vibrio cholerae dapat mengeluarkan racun yang dapat menyebabkan usus halus melepaskan cairan garam dalam jumlah yang besar di dalam tubuh. Bakteri ini tergolong bakteri yang sensitif pada asam lambung sehingga tidak heran jika seseorang yang menderita kekurangan asam lambung bisa dengan mudah terjangkit penyakit ini.
Hingga sekarang ada banyak orang yang meninggal akibat penyakit kolera. Bahkan di propinsi Papua pada bulan Juni tahun 2006 yang lalu, tercatat 5.108 orang yang terjangkit kolera dimana 170 orang meninggal dunia. Untuk mengurangi kasus kematian akibat kolera, sebaiknya segera diberikan pertolongan pada penderita dengan mengantarkannya ke rumah sakit dan segera diberi cairan infus. Infus merupakan obat yang semakin cepat akan semakin baik bagi kesehatan penderita. Tidak hanya itu namun sebagai pertolongan pertama, anda bisa memberikan penderita air minum dalam jumlah yang banyak. Kematian akibat penyakit kolera nyatanya banyak disebabkan oleh kekurangan cairan dibandingkan dengan keganasan dari bakteri kolera.
Gejala Kolera
Perawatan Bagi Penderita Kolera
Untuk merawat mereka yang menderita kolera, anda bisa melakukan perawatan simtomatik, penggantian cairan, dietetik sehingga casual.
Untuk menurunkan panas akibat kekurangan cairan atau akibat infeksi dapat dilakukan dengan pemberian antipiretik dengan preparat salisilat. Selain itu pemberian antiemetik seperti halnya chlorpromazine dapat digunakan untuk mencegah muntah serta untuk mengurangi sekresi serta mencegah kehilangan cairan. Dosis yang dianjurkan adalah 1 mg/kgBB/hari.
Pengobatan utama dan pertama bagi penderita kolera adalah pemberian cairan dalam jumlah yang banyak. Pemberian cairan tegantung pada kondisi penderita mulai dari dehidrasi ringan, sedang hingga dehidrasi yang berat. ( Baca : Akibat kelebihan caairan otak – Jenis jenis cairan infus )
Terapi ini dapat dilakukan dengan cara memberikan antibiotik untuk membunuh kuman vibrio serta untuk memperpendek masa serta volume diare. Pemberian tetrasiklin selama 3 hari dengan dosis 50mg/kgBB atau bisa pula diberikan doksisiklin 4mg/kgBB selama kurun waktu 3 hari.
Dalam melakukan terapi ini, anda bisa memberi penderita dengan makanan sehat seperti makanan yang kaya akan kandungan energi serta kalori. Selain itu pilih pula makanan yang tinggi akan kalium.
Dengan pengobatan yang kuat, hampir semua pasien yang mengidap kolera dapat disembuhkan sehingga dapat menghindari kematian.
Pencegahan
Agar bisa terhindar dari penyakit kolera, anda bisa membiasakan pola hidup sehat seperti lebih mengutamakan penggunaan sendok daripada makan menggunakan tangan serta biasakan mencuci tangan terutama setelah bersentuhan dengan benda-benda yang kotor dan menjadi sumber penyakit. Untuk menjaga kebersihan kamar mandi, anda bisa menggunakan larutan antiseptik untuk menghalau bakteri yang ada.
Disentri merupakan penyakit peradangan pada usus besar yang ditandai dengan rasa sakit perut dengan gejala BAB yang encer dan terkadang disertai dengan lendir bahkan darah. Disentri disebabkan oleh bakteri amuba serta basiler. Bakteri tersebut dapat tersebar melalui bakteri yang dibawa oleh lalat yang hinggap pada air atau makanan yang sebelumnya telah terkontaminasi dengan kotoran.
Bakteri yang masuk ke dalam pencernaan selanjutnya akan mengakibatkan pembengkakan serta menimbulkan luka dan peradangan pada bagian dinding usus besar. ( Baca : Cara mencegah disentri – Gejala disentri )
Gejala Disentri
Gejala yang biasa dialami oleh para penderita adalah gangguan pencernaan yaitu:
Pencegahan
Untuk mencegah terjangkitnya penyakit disentri, maka anda bisa melakukan pola hidup sehat dengan menjaga lingkungan tetap bersih terhindar dari bakteri dan gangguan serangga. Selain itu biasakan pula mencuci tangan sebelum anda makan.
Pengobatan
Sama seperti mereka yang mengalami gangguan pencernaan, maka penderita disentri harus segera diberi asupan air yang banyak untuk menghindari terjadinya dehidrasi. Untuk keadaan darurat, maka pemberian oralit akan disarankan. Kekurangan cairan yang tidak segera diganti, akan menimbulkan bahaya bagi kesehatan hingga menyebabkan kematian.
Menjaga air agar tidak terkena zat-zat berbahaya bisa anda lakukan dengan cara menjaga lingungan serta menjauhkan sumber air anda dari limbah. Perlu diketahui, ada beberapa jenis penyakit yang dapat menular melalui binatang terbang seperti halnya lalat. Hindarkan makanan serta minuman anda jauh dari hinggapan lalat dengan cara menutup makanan serta tempat minum dengan rapat.