Hypospadias: Penyebab – Gejala dan Cara Mengatasi

√ Verified Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Apa itu Hipospadia?

Hypospadias atau hipospadia adalah cacat lahir di mana lubang kencing berada di bagian bawah penis dan bukan di ujungnya. Meski merupakan kelainan bawaan sejak lahir, hypospadias bisa disembuhkan melalui jalan operasi. Dengan dilakukannya operasi pada anak, maka penis akan bisa kembali normal.

Jika hipospadia tidak segera ditangani, ketika dewasa nanti anak-anak akan mengalami masalah ketika hendak kencing di mana mereka harus melakukannya sambil duduk. Dan yang paling besar pengaruhnya adalah mereka akan kesulitan memiliki anak, karena sperma tidak bisa diarahkan ke organ intim wanita.

Fakta Tentang Hipospadia

Berikut ini fakta-fakta tentang hipospadia:

  • Pembukaan uretra ada yang terletak di dekat kepala penis, batang penis, dan skrotum.
  • Operasi (pembedahan) adalah pengobatan terbaik, terutama ketika masih bayi.
  • Hypospadias bisa menyebabkan sulit untuk mendapatkan keturunan.
  • Hypospadias juga bisa menyebabkan chordee, yaitu penis melengkung.

Penyebab Hipospadi

Hypospadias merupakan cacat bawaan dari lahir. Penyebabnya sendiri bermacam-macam, seperti keturunan misalnya. Jika dalam satu keluarga ada yang menderita hypospadias, anggota keluarga lain juga bisa mengalami kelainan yang serupa.

Selain itu masih ada penyebab lain, di antaranya adalah:

  • Menggunakan obat penyubur, yaitu seorang ibu yang mengkonsumsi obat-obatan tertentu untuk membantunya hamil.
  • Bayi yang lahir secara prematur.
  • Ibu hamil terpapar rokok dan pestisida.
  • Hamil di atas usia 35 tahun.
  • Ibu hamil menderita diabetes.

Gejala Hipospadia

Letak lubang kencing pada penderita hypospadias terletak di bagian bawah penis, dan bukan di ujungnya. Dan dalam beberapa kasus, terkadang letak lubang kencing berada di tengah atau di pangkal penis.

Berikut ini beberapa gejala hipospadia:

  • Pembukaan uretra (saluran yang mengalirkan air seni dari kandung kemih) letaknya tidak di ujung penis.
  • Penis melengkung ke bawah.
  • Penis terlihat seperti berkerudung, karena hanya bagian atas penis yang tertutup kulup.
  • Percikan air seni tidak normal saat buang air kecil.

Kapan Harus ke Dokter?

Sebagian besar bayi yang menderita hypospadias didiagnosis segera setelah mereka lahir saat masih berada di rumah sakit. Jika pembukaan uretra masih dekat diujung penis, kondisi tersebut tidak perlu penanganan, karena masih bisa bekerja cukup baik.

Namun, apabila pembukaan uretra jauh dari ujung penis, membawa anak untuk segera pergi ke dokter merupakan tindakan yang harus dilakukan, apalagi jika proses buang air kecilnya mengalami gangguan, seperti percikan yang tidak normal.

Komplikasi Hipospadia

Apabila hipospadia tidak segera ditangani, kelainan tersebut akan menyebabkan gangguan, seperti:

  • Penis tidak normal.
  • Kesulitan dalam buang air kecil.
  • Kelengkungan penis yang tidak normal ketika ereksi.
  • Mengalami masalah ejakulasi.

Diagnosis Hipospadia

Ketika gejala hipospadias nampak pada anak, maka dokter akan melakukan pemeriksaan fisik. Setelah pemeriksaan dilakukan, kemungkinan dokter akan merujuk anak ke ahli bedah urologi.

Ketika pembukaan uretra tidak normal dan testis tidak dapat diraba saat pemeriksaan, tentu alat kelamin akan sulit untuk diidentifikasi dengan jelas apakah itu laki-laki atau perempuan. Jika hal tersebut terjadi, maka pemeriksaan lanjutan akan dilakukan sampai teridentifikasi.

Pengobatan Hipospadia

Untuk hypospadias ringan (lubang uretra dekat kepala penis), pembedahan tidak perlu dilakukan. Namun apabila lubang uretra berada di batang atau skrotum, maka pembedahan harus dilakukan untuk mengembalikan posisi lubang uretra sebagaimana mestinya.

Jika perlu, pembedahan untuk meluruskan batang penis juga bisa dilakukan. Dan pembedahan sendiri biasanya dilakukan antara usia 6 dan 12 bulan.

Sebagian besar kasus hypospadias dapat diperbaiki dalam satu kali operasi saja. Dan kebanyakannya, proses operasi berjalan dengan lancar, dan penis pun kembali normal. Meski proses operasi berjalan lancar, proses rawat jalan harus tetap dilakukan.

Pencegahan Hipospadia

Berikut ini beberapa tindakan yang bisa dilakukan untuk mencegah hipospadia:

  • Jangan merokok atau mengkonsumsi alkohol.
  • Menjaga berat badan ideal.
  • Untuk ibu hamil, konsumsi asam folat sesuai anjuran dokter kandungan.
  • Hindari zat kimia berbahaya, seperti pestisida.
  • Rutin ke dokter kandungan untuk memeriksakan kondisi janin.
fbWhatsappTwitterLinkedIn