Perut buncit merupakan salah satu kondisi yang kerap dihubungkan dengan kegemukan alias obesitas. Buncitnya perut bisa saja menjadi faktor yang mengganggu penampilan seseorang dan menurunkan rasa percaya dirinya. Yang menjadi masalah di sini adalah sulitnya untuk mengecilkan perut walau sudah ada berbagai cara menurunkan berat badan dan memperkecil ukuran perut.
Banyak orang mulai merasa tertekan saat perut mulai membuncit dan ini bukan hanya memengaruhi penampilan saja, ada berbagai akibat perut buncit yang menjadi ancaman. Perut buncit yang disebabkan oleh obesitas bisa membuat seseorang mengalami berbagai gangguan kesehatan. Lemak yang menumpuk dan membuat perut bunci bisa berakibat negatif, mulai dari yang ringan hingga penyakit serius dan di bawah ini informasi yang bisa Anda simak.
(Baca juga: cara mengecilkan perut buncit dengan bahan tradisional)
Seseorang yang obesitas dan berperut buncit akan lebih cenderung berisiko mengalami tekanan darah tinggi. Tekanan darah yang meningkat biasanya dikarenakan oleh konsumsi makanan yang mengandung lemak jenuh tinggi dan hal ini yang juga menjadi penyebab dari obesitas. Jadi tak heran kalau kemudian darah tinggi ini menjadi akibat dari perut buncit obesitas juga.
Menurut studi populasi pun, ada kaitan erat antara prevalensi hipertensi dengan obesitas dan hal ini biasanya berawal dari kebiasaan mengonsumsi makanan-makanan yang mengandung kolesterol tinggi juga. Maka dari itu, sangat perlu untuk mulai memerhatikan apa yang Anda makan karena segala penyakit tentu dipengaruhi oleh apa yang masuk ke dalam tubuh kita.
Penyakit kronis satu ini jelas bukan hal yang asing lagi karena masyarakat Indonesia sendiri banyak yang mengalami penyakit ini dikarenakan gaya hidup yang kurang sehat. Obesitas mampu menjadikan seseorang memiliki perut buncit dan meningkatkan risiko stroke. Ini karena setiap orang dengan perut buncit punya potensi pembuluh darah yang tersumbat.
Ketika pembuluh darah mengalami penyumbatan, otomatis ini akan memicu kasus stroke. Biasanya pembuluh darah yang menyempit terjadi akibat dari tekanan darah tinggi, kurang olahraga dan juga kolesterol tinggi. Ketiga hal tersebut jugalah yang memiliki kaitan erat dengan obesitas alias kegemukan.
(Baca juga: cara mengecilkan perut buncit dalam waktu 7 hari)
Perut buncit karena obesitas bisa juga menjadikan seseorang terkena penyakit diabetes tipe 2 di mana penyakit gula juga sangat berbahaya. Penyakit diabetes ini juga dianggap sebagai penyakit kronis karena pada banyak kasus, diabetes bisa membuat seseorang harus diamputasi salah satu bagian tubuhnya.
Tak hanya amputasi, diabetes pun juga bisa menyebabkan seseorang meninggal, terutama kalau gaya hidup buruk masih menjadi kebiasaan. Sebuah data studi menunjukkan bahwa ada 80 persen lebih penderita diabetes yang memang memiliki masalah obesitas. Risiko diabetes tipe 2 bakal meningkat 2 kali lipat ketika terjadi pertambahan berat badan 5-10 kg dari bobot tubuh yang seharusnya/bobot tubuh ideal.
Tak hanya masalah pembuluh darah dan juga kadar gula darah saja yang perlu diperhatikan. Ketika seseorang memiliki perut buncit akibat kegemukan, bukan tidak mungkin arthritis atau nyeri sendi menjadi akibatnya. Para penderita obesitas rata-rata pasti akan mengalami hal ini, apalagi kalau perut buncit tersebut dibiarkan saja.
Gangguan sendi tentunya bukanlah hal yang mengenakkan karena justru ini merupakan salah satu gangguan kesehatan yang menghambat aktivitas sehari-hari. Risiko ini paling besar terjadi pada orang-orang yang memang sudah terdiagnosa mengalami obesitas tahap kronis. Tentunya untuk bisa menghindari risiko ini, tips diet sehat bisa menjadi acuan untuk mendapatkan kembali berat ideal.
(Baca juga: perut terasa penuh)
Obesitas adalah suatu kondisi yang tak bisa dianggap enteng, khususnya jika tubuh makin besar dan perut makin membuncit. Selain menurunkan rasa percaya diri, Anda juga perlu hati-hati karena penyakit asma pun bisa menjadi akibatnya. Bukankah penyakit asma berhubungan dengan saluran pernapasan?
Ya, memang benar bahwa asma sangat berkaitan dengan saluran pernapasan manusia, namun sejumlah studi telah menunjukkan bahwa remaja dan anak-anak dengan masalah obesitas dapat berisiko terkena asma 2 kali lipat ketimbang remaja dan anak-anak yang tak mengalami obesitas. Sementara itu, orang dewasa justru bisa 5 kali lipat lebih berisiko terserang asma jika obesitas ketimbang orang dewasa yang berat badannya normal.
Seorang profesor bernama Beth A. Miller dari University of Kentucky College of Medicine pernah menyatakan bahwa obesitas mampu menjadi penyebab asma secara fisiologis. Ini karena paru-paru pada penderita obesitas bakal sulit mengembang, jadi ketika mengambil nafas memang saluran pernapasannya menyempit karena lemak.
Pada kasus obesitas dan perut buncit, selalu ada kemungkinan juga untuk berakibat pada OSA atau Obstructive Sleep Apnea. Apnea tidur obstruktif ini merupakan sebuah kondisi di mana saluran pernapasan mengalami hambatan selama tidur sehingga ada jeda napas. Saat penderitanya mencoba bernapas, maka akan ada sumbatan yang tertekan karena udara yang masuk.
Dari situlah kemudian muncul dengkuran yang keras dan hal ini memang cukup sering terjadi pada orang-orang yang mengalami obesitas serta perut buncit. Meski demikian, memang pada beberapa kasus lain, apnea tidur dapat terjadi akibat adanya pembesaran jaringan amandel di bagian leher.
(Baca juga: cara mengecilkan perut buncit dalam 1 minggu)
Ketika perut buncit akibat obesitas, varises juga bisa menjadi akibatnya. Timbulnya varises adalah dari pelebaran pembuluh darah di mana ini bisa terjadi sebagai efek dari melemahnya dinding pembuluh darah. Kemunculan varises pun bisa seperti pembuluh darah ungu atau biru yang berkumpul dan di sekelilingnya ada kapiler merah tipis.
Kapiler merah tipis tersebut disebut dengan istilah spider veins. Perut buncit akibat obesitas mampu menjadikan seorang wanita, terutama yang usianya 40-70 tahun mempunyai vena pada permukaan kakinya. Meski begitu, obesitas memang bukanlah satu-satunya faktor pemicu, tapi juga kurang olahraga, kehamilan, jenis kelamin dan faktor usia serta keturunan.
Perut buncit yang dikarenakan oleh obesitas bisa berakibat sakit punggung pada penderitanya. Seseorang yang bermasalah dengan obesitas dan perut buncit pasti memiliki risiko tinggi spondylolysis atau gangguan pada tulang belakang lainnya, seperti saluran tulang belakang yang menyempit, stenosis tulang belakang dan juga patah tulang belakang.
Sakit punggung bisa sangat beragam, seperti yang sudah disebutkan dan hal tersebut tak hanya terjadi dikarenakan kekurangan cairan di bagian cakram tulang belakang saja. Obesitas dan perut buncit mampu meningkatkan potensi tersebut sehingga memang penderita obesitas perlu mulai memikirkan mengubah gaya hidup. Supaya punggung terhindar dari sakit, menurunkan berat badan tentu menjadi solusinya.
(Baca juga: penyebab perut buncit)
Ketika seseorang memiliki perut buncit akibat obesitas, maka sebagai dampaknya seseorang tersebut bisa saja mengalami sakit lutut. Saat perut membuncit dan berat badan berlebih, maka lutut pun akan menjadi mudah sakit karena ada tekanan ekstra yang diberi oleh berat badan. Pergelangan kaki dan lutut memang adalah yang paling kerap terserang.
Postur tubuh pun bisa saja terpengaruh karena lutut yang sering terbeban, tertekan dan terasa sakit. Dalam jangka waktu panjang, perut buncit yang menjadi tanda obesitas mampu memberatkan lutut dan akhirnya malah bisa membuat seseorang makin bungkuk. Maka dari itu, tak ada salahnya untuk mencoba memulai hidup sehat dan seimbang.
Seseorang yang mengalami perut buncit akibat obesitas pasti akan merasakan yang namanya kesulitan untuk bergerak. Hal ini juga bisa menjadi penyebab sesak nafas pada pemilik perut buncit dan pastinya sudah bisa ditebak penyebabnya apa. Di sekitar dada dan leher akan ada timbunan lemak sehingga napas pun menjadi lebih pendek-pendek.
Anda pasti sering menemukan seseorang yang berperut buncit dan memang obesitas di mana ia berjalan saja pasti akan tersengal-sengal seperti sehabis berlari. Orang yang gemuk menjadi kesulitan bernapas disebabkan oleh adanya ekstra lemak sehingga udara pun akan susah untuk proses keluar dan masuk paru-paru.
(Baca juga: bahaya lemak di perut)
Perut buncit jangan dikira hanya bisa menurunkan rasa percaya diri saja, tapi hal ini juga mampu mengganggu kondisi mental seseorang. Dalam jangka panjang, ada pula beberapa kasus di mana seseorang berperut buncit dan obesitas mengalami yang namanya depresi. Seringkali depresi berasal dari rasa minder atau rendah diri.
Bagi orang lain mungkin perut buncit Anda bukanlah masalah, namun diri sendiri terus berpikiran bahwa nantinya orang-orang bisa saja mengejek. Perasaan takut dan malu muncul dalam diri kebanyakan orang yang mengalami obesitas dan perut buncit. Nantinya, hal ini berdampak pada isolasi diri dan tak mau bergaul di mana ini menjadi gejala depresi.
Berat badan berlebih dan perut buncit mampu menjadi penyebab dari perut yang mulas dikarenakan adanya kelebihan lemak di dalam perut. Tentu saja kelebihan lemak ini tak dapat dibiarkan begitu saja karena mampu mengakibatkan gangguan pencernaan lebih lanjut. Ada tekanan yang diberikan oleh lemak berlebih kepada sistem pencernaan.
Dengan demikian, isi perut pun akhirnya makin terdorong untuk menuju kerongkongan. Untuk menghindari hal ini, tentunya Anda perlu menghindari diet tinggi kalori dan lemak. Pilihlah makanan-makanan yang mengandung serat tinggi, rendah lemak dan rendah kalori. Pastikan bahwa Anda menjaga pola makan supaya tidak terjadi juga refluks alias asam lambung.
(Baca juga: cara mengecilkan perut buncit orang kurus)
Perut buncit sangat berkaitan dengan kanker di mana kanker ini bisa menjadi akibat dari kegemukan alias kelebihan berat badan. Sejumlah kanker yang berpotensi besar terjadi pada orang-orang yang perutnya buncit karena obesitas antara lain adalah:
Seorang wanita yang dari usia 18 tahun hingga paruh baya mengalami peningkatan bobot tubuh di atas 10 kg maka berisiko cukup besar untuk mengalami kanker payudara. Maka dari itu, penting untuk senantiasa menjaga berat badan agar tetap stabil dan tak naik berlebih.
Ada jenis-jenis penyakit jantung yang mungkin rata-rata sebagian besar dari kita sudah mengetahuinya dan pada umumnya, sakit jantung adalah berawal dari obesitas. Perut buncit selalu menandakan bahwa ada penumpukan lemak di sana dan risikonya cukup besar untuk kemudian memicu penyakit jantung. Ini karena perut buncit akibat obesitas ada kaitannya dengan kenaikan kadar trigliserida maupun tekanan darah tinggi. Contoh penyakit jantung yang bisa terjadi antara lain adalah:
(Baca juga: kebiasaan penyebab perut buncit)
Sudah tak perlu dipertanyakan lagi, apabila perut buncit saja bisa berakibat stroke dan penyakit jantung, maka kolesterol tinggi dalam darah juga berpotensi besar. Lemak yang menimbun di dalam perut bisa langsung dihubungkan dengan naiknya LDL alias kolesterol jahat, dan HDL rendah. Itulah bahaya perut buncit yang sangat wajib diwaspadai.
Rusaknya organ hati juga bisa terjadi pada orang-orang yang perutnya buncit akibat kegemukan. Perlemakan hati nonalkoholik merupakan kondisi tepatnya di mana ini adalah efek dari terjadinya resistensi insulin. Dari situ, sistem metabolisme salah satunya menjadi tak begitu sensitif dan kurang respon terhadap insulin dan ini ada hubungannya dengan kerusakan hati.
Pada orang-orang yang memiliki perut buncit, risiko penyakit sangat besar dan bahkan potensi kematian dini juga tentu meningkat. Obesitas mampu menyebabkan kematian pada 300.000 orang di Amerika Serikat per tahunnya menurut CDC atau Centers for Disease Control. Dibandingkan dengan orang yang berat badannya stabil dan ideal, orang yang gemuk berlebih memiliki potensi 50-100 persen akan kematian dini.
(Baca juga: cara mengecilkan perut buncit)
Itulah akibat perut buncit karena obesitas yang perlu untuk diwaspadai dan untuk mencegah akibatnya, perlu ada perubahan pola hidup. Olahraga 30 menit setiap hari atau 4-5 kali dalam seminggu amat disarankan. Pola makan juga sebaiknya yang seimbang dan penuh nutrisi serta menghindari makanan-makanan yang berefek jahat pada tubuh.