Tidur adalah suatu kegiatan yang menyenangkan dan menjadi favorit bagi banyak orang. Terlepas dari tidur itu menyenangkan, tidur merupakan kegiatan yang manusia butuhkan supaya performa dan kinerja tubuh bisa senantiasa maksimal saat sedang terjaga. Tidur juga adalah waktu bagi jaringan sel tubuh mengalami perbaikan dan proses regenerasi serta pembentukan sel.
Selain itu, manfaat dari tidur adalah untuk mengisi tenaga yang telah hilang digunakan seharian berikut juga mendukung fungsi otak. Untuk anak-anak dan para remaja, tidur merupakan bagian dari masa pertumbuhan mereka. Namun sayangnya, ada sejumlah gangguan tidur yang dapat terjadi pada sebagian orang. Untuk bisa mengatasinya, tentu saja kita perlu mengenal jenis-jenis gangguan tidur tersebut.
(Baca juga: penyebab susah tidur)
Salah satu jenis gangguan tidur adalah mendengkur atau istilah lainnya adalah mengorok. Mendengkur memang sangat umum, namun ini rata-rata dialami oleh orang tua dan juga mereka yang obesitas atau kegemukan. Meski begitu mendengkur juga bisa terjadi pada orang-orang yang kelelahan.
Penyebab
Dengkuran terjadi ketika getaran datang berasal dari tenggorokan pada saat tidur. Saat bernapas, pada pergerakan dan lintasan udara mengalami hambatan dan ini bisa saja terjadi dikarenakan kondisi polip atau hidung yang penuh. Ketika seseorang dengan masalah kegemukan mengalami gangguan tidur ini, itu semua karena pada jaringan lehernya ada tambahan sehingga membuat pernapasan pun tertekan.
Ada pula pemicu lainnya, yakni seperti kendurnya otot tenggorokan hingga susunan jaringan belakang mulut yang membengkak (biasanya terjadi di bagian amandel kiri/kanan, anak tenggorokan, maupun bagian tenggorokan itu sendiri). Dengkuran juga dapat diakibatkan oleh ketidaksempurnaan dinding hidung maupun bengkoknya hidung penderita.
Cara Mengatasi
Cara Mencegah
(Baca juga: akibat kurang tidur malam)
Gangguan tidur satu ini pun termasuk yang paling umum di mana seseorang bakal sulit untuk terlelap walau fisik dan mental sudah begitu lelah. Insomnia juga adalah kondisi di mana seseorang tak bisa mendapatkan kualitas tidur yang ideal dan sering terbangun dan tak bisa tidur lagi. Menurut penelitian yang ada, insomnia jauh lebih banyak dialami oleh wanita ketimbang pria.
Penyebab
Insomnia dapat terjadi akibat berbagai faktor dan ketika sekalinya terjadi, ujung-ujungnya adalah kesulitan tidur dalam jangka waktu lama. Penyebab insomnia dapat dihubungkan dengan masalah kenyamanan ruang tidur Anda atau gaya hidup sehari-hari. Stres yang menjadi bagian dari gangguan psikologi juga sangat berpengaruh, serta gangguan kesehatan hingga efek dari obat yang dikonsumsi.
Cara Mengatasi
Ketika cara mengatasi tersebut tidaklah bekerja dengan baik pada diri Anda, itu artinya Anda perlu mulai mempertimbangkan untuk ke dokter. Susah tidur dan mempertahankan tidur adalah dua hal yang benar-benar bisa membuat fisik Anda semakin lama semakin menurun kualitasnya saat terjadi dalam jangka waktu panjang. Ingat juga bahwa suasana hati dapat menjadi buruk ketika kelelahan akibat insomnia terjadi. Hal ini tak menutup kemungkinan justru menjadi pemicu masalah dalam kehidupan sosial Anda, seperti dengan rekan kerja, apalagi dengan orang rumah dan terdekat.
(Baca juga: penyebab tidak bisa tidur)
Apnea tidur adalah kondisi gangguan tidur di mana dinding tenggorokan mengalami penyempitan dan menjadi rileks saat tidur sehingga akhirnya menyebabkan gangguan pernapasan. Memang pada waktu tidur otot-otot tenggorokan akan melemas dan menjadi lebih rileks, dan pada umumnya tidaklah mengganggu. Hanya saja, pada penderita apnea tidur otot kemudian malah menjadi makin rileks sehingga saluran udara tertutup karena penyempitan.
Sleep apnea atau apnea tidur ini lebih kerap terjadi pada pria meski tak menutup kemungkinan wanita pun bisa mengalaminya juga. Seseorang yang mengalami obesitas juga berisiko sama karena gangguan pernapasan terjadi akibat jaringan lunak di perut serta leher. Apnea tidur lebih berpotensi besar terjadi pada seseorang yang ukuran leher di atas 43 cm dan dengan usia 40 tahun ke atas.
Penyebab
Apnea tidur ini adalah sebuah kondisi di mana penyebabnya adalah dikarenakan timbulnya reaksi relaksasi seperti yang sebelumnya telah dijelaskan. Hal tersebut kemudian menjadi pemicu dari penyempitan berlebihan di bagian otot-otot tenggorokan maupun jaringan lunaknya yang biasanya berfungsi untuk menelan, bernapas dan berbicara.
Selain dari faktor risiko seperti jenis kelamin, leher besar, berat badan berlebih dan usia yang sudah lebih dari 40 tahun, ada pula beberapa faktor lainnya yang meningkatkan risiko apnea tidur seperti:
Cara Mengatasi
(Baca juga: bahaya tidak tidur di malam hari)
Kondisi parasomnia diketahui juga sebagai sebuah gangguan tidur di mana memiliki keterlibatan dengan kegiatan fisik yang tak diinginkan oleh penderita. Parasomnia ini lebih sering terjadi pada anak-anak dengan persentase antara 5-15% apabila dibandingkan dengan orang dewasa. Gejala utama dari parasomnia ini adalah berjalan saat tidur, mengigau dan juga sering mimpi buruk.
Penyebab
Ada sejumlah faktor peningkat risiko seorang anak bisa mengalami yang namanya parasomnia ini, yaitu:
Cara Mengatasi/Mencegah
Untuk mengobati masalah gangguan tidur ini, tentunya perlu dilihat lebih dulu ada tidaknya riwayat gangguan tidur lainnya, penyalahgunaan alkohol dan obat-obatan, kondisi kejiwaan, kondisi medis dan pemakaian obat sebelumnya.
Ketika hendak menghindari atau mengatasi parasomnia, maka ada beberapa hal yang perlu dilakukan agar tercipta lingkungan aman saat salah satu atau beberapa anggota keluarga mengalami parasomnia, seperti:
Dalam mengurangi risiko dari efek parasomnia, maka sangat penting untuk melakukan langkah-langkah berikut ini:
(Baca juga: bahaya tidur di pagi hari)
Kantuk berlebihan adalah definisi bagi hipersomnia di mana jenis gangguan tidur ini justru kebalikan dari insomnia. Hipersomnia adalah kondisi seseorang yang terlalu banyak tidur dan bahkan berlebihan. Bahkan orang-orang dengan masalah ini akan sangat sulit terjaga sekalipun di siang hari.
Orang yang mengidap hipersomnia biasanya bisa tertidur di mana saja dan kapan saja, baik itu ketika mereka sedang mengemudi atau ketika sedang berada di tempat kerja. Hal ini bisa terjadi pada pria maupun wanita di mana hipersomnia akan menjadikan mereka selalu mengantuk walau sudah tidur 8-10 jam di malam harinya.
Penyebab
Ada berbagai kemungkinan yang bisa menyebabkan seseorang mengalami kantuk berlebihan, seperti:
Cara Mengatasi
Mengetahui penyebab dari hipersomnia lebih dulu sangat penting adanya untuk dapat mengatasi gejala yang timbul. Langkah-langkah untuk mengatasinya adalah:
(Baca juga: bahaya tidur terlalu lama)
Apakah Anda pernah merasa bahwa saatnya tidur malam kaki Anda justru tak bisa berhenti bergerak dan seperti ingin terus digerakkan? Inilah yang dinamakan sindrom kaki gelisah di mana merupakan gangguan tidur yang berhubungan dengan saraf. Saat berusaha untuk diam, seperti ada dorongan kuat yang hendak menggerak-gerakkan kaki terus-menerus.
Siapapun bisa mengalami sindrom satu ini di mana gejalanya antara lain adalah sensasi kesemutan selain dari keinginan untuk menggerakkan kaki. Meski bisa terjadi pada siapa saja, pada umumnya, wanita hamil adalah yang paling sering, terutama ketika hamil tua.
Penyebab
Sindrom kaki gelisah diperkirakan dapat disebabkan oleh kurangnya asupan zat besi. Namun sindrom ini juga berkemungkinan terjadi akibat:
Cara Mengatasi
Sindrom ini sebetulnya bisa ditangani dengan cepat agar tidak menjadi makin serius. Berikut adalah cara ampuh mengatasi sindrom kaki gelisah agar tak menjadi permanen.
Ketika gejala yang dialami lebih berat dan dianggap cukup serius, biasanya dokter berkemungkinan memberikan pengobatan untuk pengaturan level dopamin, obat yang mampu membantu untuk tidur, obat pereda nyeri, atau obat levodopa sesuai dengan kebutuhan pasien.
(Baca juga: bahaya tidur dengan anjing)
Jenis gangguan tidur ini biasanya memunculkan gejala seperti rasa ngantuk yang tak bisa ditahan pada siang hari. Kemudian gejala ini kemudian bisa berlanjut hingga serangan tidur di mana penderitanya bisa tidur secara tiba-tiba dan sewaktu-waktu. Hal ini tak pandang tempat dan waktu sehingga mirip seperti pingsan.
Kondisi gangguan tidur ini diketahui merupakan gangguan otak jangka panjang dan termasuk dalam kondisi yang langka di mana narkolepsi ini dapat dialami oleh remaja serta di awal umur 20-an. Gejala-gejala lainnya yang patut diwaspadai adalah halusinasi, depresi, gangguan ingatan, sakit kepala, dan ketindihan yang merupakan bagian dari apnea tidur.
Penyebab
Pemicu dari timbulnya narkolepsi pada seseorang adalah produksi terlalu rendah akan hormon yang biasanya meregulasi tidur. Hormon tersebut disebut juga dengan oreksin atau hipokretin di mana hal ini diakibatkan oleh cedera/penyakit otak maupun gangguan autoimun. Kondisi-kondisi lain yang bisa menyebabkan seseorang bisa mengalami gangguan autoimun dan akhirnya menjadi narkolepsi adalah:
Sementara itu, ada pula sejumlah faktor yang diketahui adalah pemicu kerusakan bagian otak yang biasanya memroduksi hormon hipokretin, yakni:
Cara Mengatasi
Sebetulnya, belum ada obat yang diketahui mampu mengobati narkolepsi sampai benar-benar sembuh. Hal ini dikarenakan obat hanya tersedia untuk mengendalikan sekaligus meredakan gejala saja supaya gejala tersebut tidaklah mengganggu penderitanya.
(Baca juga: terapi menghilangkan ngorok)
Gangguan tidur lainnya yang cukup sering dialami oleh kebanyakan orang adalah kondisi kelainan ritme sirkadian. Keadaan ini menandakan adanya masalah pada ritme sirkadian atau jam internal tubuh. Jam internal tubuh sendiri merupakan jam biologis di mana siklus dalam tubuh biasanya diatur olehnya selama 24 jam. Kapan kita tertidur dan kapan kita bangun itu ditentukan oleh ritme satu ini.
Penyebab
Sejumlah faktor diduga menjadi pemicu akan kelainan ritme sirkadian pada seseorang. Tubuh dapat mengalami hal tersebut karena:
Cara Mengatasi
Dalam mengatasi masalah gangguan tidur semacam ini, ada sejumlah pilihan pengobatan yang dapat ditempuh atau dilakukan oleh penderita, seperti misalnya:
(Baca juga: bahaya menggunakan earphone saat tidur)
Sindrom satu ini juga masih termasuk di dalam penyebab gangguan tidur di mana setelah seseorang tertidur, beberapa jam pertama timbul kondisi ini. Penderita dapat terbangun sambil menjerit, berkeringat dan bahkan kelihatan begitu panik. Saat sudah sadar sepenuhnya, mereka bisa saja tak ingat apapun, tapi ada pula yang dapat mengingat gambaran menyeramkan.
Sindrom ini tak termasuk atau tak terbilang sebagai mimpi buruk. Hanya saja, kondisi atau jenis gangguan tidur ini termasuk sangat langka. Kalaupun terjadi, umumnya justru anak-anak usia antara 4-12 tahunlah yang kerap mengalaminya, khususnya ketika mereka sedang dalam masa pertumbuhan.
Penyebab
Belum diketahui secara jelas apa yang dapat menyebabkan sindrom teror malam ini, hanya saja lebih sering dikaitkan dengan stres emosional. Terkadang orang yang mengalami demam atau kelelahan ekstrem juga bakal mengalami sindrom satu ini. Gangguan tidur semacam ini pun sangat berpotensi terjadi pada beberapa orang saat minum obat baru atau saat tidak tidur di rumah sendiri. Namun, pengaruh alkohol dan juga faktor keturunan pun turut mendukung penyakit ini.
Cara Mengatasi
Hal yang dianggap bisa membantu di sini adalah dengan membangunkan anak setengah jam sebelum teror malam tersebut menyerang. Ada baiknya juga penderita dari gangguan tidur ini dibantu untuk menjadi lebih rileks dan tenang sehingga ada rasa aman di dalam diri mereka. 1 minggu pasca perawatan medis, kondisi ini bisa sembuh dengan sendirinya.
Meski kemungkinan terjadi pada anak-anak lebih besar, namun ada pula orang dewasa yang mengalami di mana terkadang adalah gejala dari shock psikologis. Untuk mengatasinya, jelas tidur yang cukup, kemudian juga gaya hidup yang sehat adalah kuncinya. Penting juga untuk menyingkirkan benda tajam di ruangan milik penderita teror malam karena ada pula penderita yang secara tak sadar malah melukai orang lain atau dirinya sendiri.
(Baca juga: cara menghilangkan ngorok saat tidur)
Sleep paralysis cukup populer di kalangan masyarakat Indonesia karena memang banyak orang yang mengalami kondisi gangguan tidur ini. Kondisi ini adalah ketika seseorang tidur dalam kondisi setengah sadar dan tubuh tak dapat digerakkan karena terasa berat.
Biasanya, tindihan ini dialami oleh anak-anak, meski memang berkemungkinan juga terjadi pada orang dewasa. Tubuh bakal terasa begitu berat dan walau mencoba untuk bergerak sekuat tenaga, tak ada hasilnya. Banyak orang meyakini bahwa tindihan ini bukanlah kondisi medis, melainkan akibat ulah makhluk gaib yang sebetulnya salah besar.
Penyebab
Ketika sudah dalam kondisi tertidur, tubuh manusia akan melewati keadaan atonia di mana otot dari gerakan yang berlebihan bakal dicegah. Tubuh kemudian akan seolah mengalami kelumpuhan karena saking rileksnya selama tidur. Hanya saja, atonia dialami terlalu awal sehingga pada kondisi belum sepenuhnya tidur alias masih setengah sadar tubuh telah masuk ke atonia dan terjadilah kondisi tindihan.
Cara Mengatasi/Mencegah
Gangguan tidur seperti tindihan ini tak berlangsung lama karena hanya beberapa menit saja dan dapat berhenti sendiri nanti. Melakukan perubahan gaya hidup menjadi lebih sehat dan seimbang adalah hal yang sudah seharusnya karena dengan asupan makanan sehat, tubuh pun menjadi ikut sehat. Ketika tubuh sehat, maka gangguan tidur seperti tindihan ini pun jelas dapat dihindari, namun mitos tentang perbuatan makhluk gaiblah yang menyebabkan tindihan itu sama sekali tak benar.
(Baca juga: penyebab meninggal saat tidur)
Itulah jenis-jenis gangguan tidur yang cukup umum terjadi di kalangan masyarakat kita, terutama insomnia, mendengkur dan tindihan. Penyebab serta cara mengatasi pun dapat disimak untuk mampu mewaspadainya.