Beberapa anak terlahir tidak sempurna dan memiliki penyakit bawaan. Salah satunya yaitu penyakit epilepsi. Tentu ini mengundang pertanyaan bagi banyak pihak, apa sebenarnya yang menjadi mekanisme terjadinya epilepsy. Oleh sebab itu sebaiknya pahami tentang epilepsi lebih jelas. Dengan memahami mekanisme terjadinya epilepsi berikut ini , maka dapat dilakukan pencegahan dan pengobatan yang sesuai.
1. Diawali demam panas
Awal terjadinya penyakit umumnya ditandai dengan gejala demam panas yang tinggi. Dimana suhu badan anak meningkat tajam dan tidak kunjung reda. Serangan demam ini seringkali terpikir bukan merupakan penyakit yang serius. Namun ternyata bisa jadi mekanisme awal penyakit.
2. Mulai terjadi serangan singkat
Selanjutnya terjadi serangan singkat berupa kejang parsial atau hanya mengalami kejang di sebagian tubuh. Dalam hal ini penderita hanya merasakan kejang di bagian tubuh tertentu. Selain itu penderita masih belum kehilangan kesadaran dan hanya mulai terguncang kecil. Pada saat ini badan anak mulai merasa tidak nyaman dan tidak terkontrol.
3. Terjadi kejang demam
Ketika penyakit menjadi semakin parah, maka terjadi macam-macam kejang demam pada penderita yang berakibat berat. Pada saat ini perlahan tubuh mengalami kejang menyeluruh serta tingkat kesadaran anak mulai hilang seperti gejala amnesia. Oleh sebab itu segera perhatikan anak yang terserang epilepsi di tahap ini.
4. Perubahan sel ion otak
Selanjutnya mekanisme terjadinya epilepsi berupa serangan pada otak. Di tahap ini terjadi perubahan sel ion otak dimana terjadi macam-macam penyakit saraf pada bagian otak anak. Disini tingkat kesadaran anak mulai menghilang sehingga tidak lagi memahami keadaan di sekitarnya dan mulai merasa kebingungan.
5. Kegagalan darah masuk ke otak
Selanjutnya yaitu peredaran darah pada tubuh anak menjadi tidak lancar. Akibatnya suplai darah terganggu dan bahkan terjadi gejala pembuluh balik darah pada otak. Hal ini menyebabkan kegagalan darah untuk menuju otak dan membuat fungsi serta respon otak tidak lagi baik. Seperti halnya yang terjadi jika anak mengalami trauma kepala ataupuan gejala gegar otak ringan. Hal ini sangat berbahaya pada kondisi medis anak. Oleh sebab itu sebaiknya segera bawa ke rumah sakit jika kondisi kesehatan anak tidak mengalami perubahan yang signifikan.
6. Tidak terkontrol
Pada tahap selanjutnya, karena otak gagal mengatur tingkah laku dan perilaku anak, maka penyebab gegar otak pada saraf otak semakin tidak terkontrol. Di tahap inilah umumnya serangan epilepsi membuat tubuh anak mengalami kejang hebat dan bergerak di luar kesadaran anak. Tentunya hal tersebut membuat orang yang melihat merasa takut. Karena batas kesadaran anak ketika terjadi serangan besar sangat tipis. Bisa jadi anak sepenuhnya tidak sadar saat penyakit telah memasuki tahapan ini.
7. Mulut berbusa
Yang terakhir yaitu mekanisme sekresi anak termasuk pengeluaran air lir menjadi tidak terkontrol. Karena saraf anak yang sudah tidak dapat dikendalikan seperti pada orang normal biasanya. Akhirnya mulut anak akan mengeluarkan busa dalam keadaan sakit serta tidak sadar. Di tahap ini sebaiknya segera berikan pengobatan yang tepat untuk segera mengembalikan kesadaran anak. Karena jika tidak maka lambat laun dapat berakibat fatal.
Demikian penjelasan singkat tentang mekanisme terjadinya epilepsi. Jika menemukan gejala tersebut sebaiknya segera periksakan ke dokter. Karena hal tersebut penting untuk menegakkan diagnose penyakit dan menemukan terapi pengobatan yang sesuai. Sehingga kemungkinan terjadinya serangan epilepsi yang berulang dapat dicegah sejak awal.