Campak Jerman adalah penyakit yang biasanya menyerang anak-anak atau remaja. Penyakit ini dikenal dengan nama Rubella karena memang virus rubella-lah yang menyebabkannya. Penyebaran penyakit ini cukup mudah karena hanya dengan melalui titik-titik udara yang asalnya dari bersin maupun batuk penderita, maka dapat menular ke orang lain. Rubella juga dapat ditularkan ketika berbagi minuman atau makanan dengan si penderita. Bahkan saat Anda memegang benda yang ada virus rubella lalu dengan tangan yang sama menyentuh bagian wajah Anda, maka Anda dapat tertular virus ini. Baca juga cara mencegah batuk secara alami – penyebab batuk tidak kunjung sembuh dan berkepanjangan.
Di tanah air, telah dilaporkan adanya 400 kasus campak Jerman. Kasus terjadi di Indonesia sudah lama, yaitu di tahun 2011. Namun setelah adanya program vaksinasi, secara global jumlah kasus campak Jerman yang tercatat dinyatakan secara signifikan telah berkurang. Lalu, seperti apa gejala campak Jerman pada anak? Berikut ini adalah gejala campak jerman pada anak:
Terkadang anak-anak yang mengeluh kepalanya pusing mungkin tidak begitu membuat orang tua merasa khawatir karena bisa jadi mereka sakit kepala disebabkan karena gejala flu. Atau orang tua bahkan dapat mengira bahwa gejala sakit kepala dikarenakan sang anak terlalu lelah dalam kegiatan sekolahnya. Namun alangkah baiknya untuk tetap waspada apalagi ketika sang anak mulai sulit berjalan dan bagian tubuh terasa lemah bahkan sampai kehilangan kesadaran.
Baca juga sering sakit kepala : penyebab, gejala, penyakit, dan cara mencegah – cara menghilangkan flu secara alami, makanan, dan herbal.
Gejala sakit kepala ini merupakan gejala umum pada campak Jerman. Gejala ini pun termasuk gejala ringan yang tetap perlu diwaspadai. Jika para orang tua mengetahui bahwa gejala semakin serius di mana bercak merah mulai timbul dan tubuh anak mulai panas, maka jangan ragu lagi untuk membawanya ke dokter anak sesegera mungkin. Baca juga makanan untuk orang demam tinggi dan panas.
Pada dasarnya, gejala campak Jerman yang terjadi pada anak-anak termasuk lebih ringan apabila dibandingkan dengan gejala yang menyerang penderita dewasa. Demam merupakan gejala awal yang muncul bersama dengan sakit kepala dan biasanya suhu tubuh anak pun meningkat. Namun jika dibandingkan dengan penyakit campak biasa, demam campak Jerman lebih rendah karena suhunya hanya sekitar 37-38 derajat Celsius yang akan dialami oleh anak selama 1 sampai 2 hari. Baca juga demam naik turun : penyebab, penyakit dan pengobatan.
Pada anak, jika Anda melihat adanya perubahan pada bagian belakang leher atau telinganya di mana terjadi pembengkakan kelenjar getah bening, maka perlu diwaspadai sebagai gejala campak Jerman. Ditambah dengan kondisi sakit kepala dan juga demam, Anda perlu segera memeriksakannya ke dokter sebelum terlambat.
Apabila biasanya sang anak makan banyak dan tidak ada masalah dengan nafsu makannya lalu tiba-tiba menjadi malas makan, orang tua perlu waspada akan adanya gejala rubella di sini. Jika tidak nafsu makan disertai dengan kondisi pusing dan juga demam, belum lagi adanya pembengkakan kelenjar limfa, Anda perlu menemui dokter untuk mendapatkan diagnosis yang benar. Terkadang berkurangnya nafsu makan sang anak juga disertai dengan rasa mual di perutnya.
Baca juga :
Mungkin sepintas hidung beringus atau tersumbat sangat dekat kaitannya dengan sakit flu, apalagi setelah munculnya demam pada anak. Hidung berair atau tersumbat ini memang merupakan kondisi pilek. Hanya saja yang perlu diketahui di sini adalah bahwa pilek yang dialami oleh anak Anda bukanlah pilek biasa, melainkan pilek ini sebagai gejala dari penyakit campak Jerman.
Bahkan batuk ringan juga akan menyertai dari pilek ini seperti pada waktu anak mengalami yang namanya radang tenggorokan yang kemudian menjadi batuk dan pilek. Sama seperti pilek pada umumnya, anak Anda juga kemungkinan akan mengalami mata berair. Gejala seperti ini tampak ringan, namun setelah melihat beberapa gejala lainnya jangan lupa untuk segera membawanya ke dokter.
Bila anak Anda biasanya aktif dan tidak ada masalah dengan sendi-sendinya, tapi secara tiba-tiba ia mengeluh sendinya terasa nyeri, maka Anda perlu curiga bahwa ia bukan kelelahan biasa. Nyeri sendi ini biasanya dialami oleh penderita perempuan dan kemungkinan akan lebih cenderung terjadi pada anak remaja perempuan.
Baca juga nyeri sendi lutut – penyebab jari kaki kram dan nyeri.
Demam, pusing, bengkak pada bagian leher, telinga belakang dan sebagainya itu adalah gejala awal. Perhatikan juga apakah muncul bintik-bintik merah pada kulit wajah anak Anda. Biasanya ruam akan muncul di wajah lebih dulu barulah menyebar ke seluruh kulit tubuh, termasuk kaki dan tangan. Ruam yang muncul biasanya juga akan menimbulkan rasa gatal sehingga anak-anak akan otomatis tergoda untuk menggaruknya.
Jika menyatu, maka ruam tersebut akan kelihatan membesar. Sangat mudah untuk membedakan ruam pada campak Jerman dan campak biasa di mana ruam pada campak biasa akan kelihatan lebih banyak dari ruam campak Jerman. Ruam ini juga akan bertahan di kulit selama kurang lebih 3 hingga 4 hari. Sebagian anak bahkan tidak mengalami yang namanya gejala awal dan langsung timbul ruam atau bintik-bintik pada kulit yang membuat orang tua mungkin lebih mudah menyadarinya.
Baca juga makanan yang dapat menyebabkan gatal pada kulit – obat alergi gatal.
Campak Jerman Vs. Campak
Banyak orang tua yang kemudian merasa khawatir ketika anaknya terkena campak, karena rata-rata masih bingung dalam membedakan gejala campak biasa dengan campak Jerman. Penyakit campak Jerman dan campak biasa pada dasarnya berbeda, baik itu dari segi gejala maupun penyebabnya. Gejala yang sama pada keduanya adalah pada fase demam dan munculnya ruam di kulit si anak atau yang juga kita bisa sebut dengan bercak kemerahan. Jika virus rubella adalah penyebab dari campak Jerman, maka rubeola adalah penyebab dari campak biasa.
Pada campak, gejala yang umum ditemui dan dialami oleh seseorang adalah diare, bibir pecah-pecah yang kelihatan seperti sariawan, pilek dan batuk, mata berair dan kemerahan, serta adanya selaput lendir selain demamnya yang sangat tinggi. Sementara pada kondisi campak Jerman, dijumpai adanya kelenjar getah bening yang terletak di bagian telinga maupun leher belakang dimana penderita campak tidak mengalaminya.
Bicara soal ruam yang terjadi pada kondisi campak Jerman, ruam yang muncul di kulit tubuh akan dapat menghilang setelah beberapa hari ketika demam juga turun. Sementara itu, ruam pada campak biasa akan terdapat di batas rambut belakang telinga yang akan menyebar ke leher dan wajah yang kemudian dapat meluas sampai ke bagian dada dan akhirnya seluruh tubuh. Saat sudah lewat 3 atau 4 hari, perubahan warna ruam akan terjadi seiring dengan menghilangnya demam. Warna ruam menjadi cokelat agak hitam dan akan pudar sesudah lewat 2 minggu tanpa bekas.
Imunisasi adalah cara mencegah campak Jerman dan itulah alasan mengapa saat anak berusia 12 sampai dengan 15 bulan perlu mendapatkan imunisasi. Vaksin yang kedua perlu diberikan sewaktu anak telah mencapai usia antara 4 dan 6 tahun. Vaksin juga bisa diberikan kepada balita yang usianya sudah tepat 6 bulan dan hal ini disarankan ketika Anda mengajaknya dalam sebuah perjalanan seperti traveling ke tempat lain. Baca juga imunisasi campak.
Perlu diketahui bahwa vaksin pun memberikan efek samping yang bisa terjadi sesudah seminggu atau paling tidak 12 hari dari hari sesudah anak divaksinasi, yaitu demam yang memang terbilang jarang terjadi. Efek lainnya adalah nyeri sendi dan juga reaksi alergi yang juga termasuk jarang. Meski demikian, vaksinasi tetap dibutuhkan agar tidak mudah tertular campak Jerman.
Cara Menangani Gejala Campak Jerman pada Anak
Penanganan medis memang diperlukan, namun penanganan sendiri di rumah juga bisa dilakukan dengan langkah yang sama sekali tidak ribet. Tujuan dari cara-cara di bawah ini bukanlah untuk membuat penyembuhan campak Jerman menjadi lebih cepat, melainkan membuat gejala lebih ringan.
Artikel terkait: