4 Macam Bahaya Anemia Kronis Paling Mengerikan

√ Verified Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Jika Anda adalah penderita anemia, tentunya anda sudah cukup paham dengan kondisi dan gejala anemia. Anemia adalah merupakan suatu kondisi dimana tubuh memiliki jumlah sel darah merah yang lebih rendah dari normal, dimana hal tersebut menyebabkan jumlah hemoglobin dalam sel darah merah juga turun di bawah normal.

Rendahnya jumlah hemoglobin dalam sel darah merah berdampak pada berkurangnya distribusi oksigen yang optimal di dalam sel-sel dan organ-organ dalam tubuh manusia.

Terdapat tiga penyebab utama anemia yaitu kehilangan darah karena luka fisik (seperti kecelakaan) dan biologis (menstruasi), kurangnya produksi sel darah merah akibat kurang asupan zat besi atau rusaknya sumsum tulang, dan tingginya tingkat penghancuran sel darah merah (umumnya terjadi jika menderita anemia sel sabit)

Anemia sebenarnya bukanlah penyakit yang dapat membahayakan nyawa dalam kondisi ringan, namun penderita anemia sudah pasti akan terkena dampak yang mengganggu kehidupan sehari-hari seperti kelelahan yang tiada akhir, mudah mengantuk, dan lain sebagainya. Walaupun tidak membahayakan, jika anemia dibiarkan begitu saja dan diderita dalam jangka panjang, ada kemungkinan anemia ringan dapat berubah menjadi anemia kronis.

Anemia terbagi menjadi dua berdasarkan waktu, yaitu: anemia akut dan kronis. Anemia akut terjadi secara cepat atau tiba-tiba misalnya karena perdarahan akibat kecelakaan internal atau eksternal, atau hemolitik. Sedangkan anemia kronis terjadi dalam periode waktu yang lama; gejala anemia kronis muncul secara perlahan dan akan semakin parah jika tidak segera diatasi.

Berikut ini adalah gejala serta ciri-ciri anemia kronis:

  • Tubuh terasa lemah dan mudah lelah
  • Tinnitus (teling berdenging)
  • Kulit wajah dan tubuh terlihat pucat
  • Sesak napas
  • Sakit kepala, vertigo – sulit konsentrasi
  • Libido menurun
  • Mudah pingsan

Anemia kronis adalah jenis anemia yang biasanya terjadi karena disebabkan oleh peradangan, infeksi, penyakit kronis, dan kanker. Pengobatan penyakit-penyakit tersebut biasanya tidak disertai dengan pengobatan anemia kronis itu sendiri.

Anemia kronis dapat mempengaruhi kondisi kesehatan jangka panjang lainnya yang mempengaruhi kemampuan tubuh Anda untuk membuat sel darah merah baru. Penyakit yang dapat timbul dan termasuk ke dalam bahaya anemia kronis adalah sebagai berikut:

  • Kanker

(limfoma non-Hodgkin dan kanker payudara) Bahaya anemia kronis yang juga merupakan dampak anemia yang paling mematikan adalah risiko terjadinya kanker. Dalam pengobatan kanker melalui kemoterapi yang digunakan untuk mengobati kanker tertentu dapat menyebabkan kerusakan pada kemampuan tubuh Anda untuk membuat sel-sel darah baru. Jika diteruskan tentunya tubuh akan kekurangan sel darah merah dikarenakan tidak adanya produksi sel darah baru. [AdSense-B]

  • Penyakit Ginjal

Ginjal yang sehat menghasilkan hormon yang disebut EPO. Tugas dari hormon EPO adalah memerintahkan sumsum tulang untuk membuat sel darah merah. Sel darah merah yang dihasilkan terdiri dari dari suatu sel bernama hemoglobin yang bertugas untuk membawa oksigen dan mendistribusikannya ke seluruh tubuh.

Ketika ginjal sakit atau rusak, ditambah kurangnya nutrisi seperti Tubuh yang kekurangan Zat besi, asam folat, dan vitamin B12 pada makanan yang dikonsumsi, maka mereka tidak membuat cukup EPO. Akibatnya, sumsum tulang hanya dapat memproduksi sel-sel darah merah lebih sedikit. Sel darah merah yang sedikit juga berpengaruh pada jumlah hemoglobin, sehingga tubuh yang kekurangan sel darah merah akan mengalamin kondisi anemia.

  • Gangguan Autoimun

(rheumatoid arthritis, diabetes, penyakit Crohn, lupus, dan penyakit radang usus (IBD)) Sistem imun adalah suatu sitem yang bertugas untuk mendeteksi, melawan, dan membunuh penyusup asing yang masuk ke dalam tubuh seperti bakteri, kuman, virus, dsb yang dapat menyebabkan penyakit, termasuk penyakit menular. [AdSense-A]

Pasien dengan gangguan autoimun seringkali memiliki antibodi dengan kondisi abnormal yang beredar di dalam jaringan pembuluh darah. Kondisi abnormal disini adalah kondisi dimana sistem imun tidak dapat membedakan antara sel tubuh dan sel asing, sehingga mereka akan menargetkan jaringan sel tubuhnya sendiri, termasuk sel darah merah.

Sel darah merah yang mati akibat diserang oleh sistem imun lama kelamaan akan berkurang kapasitasnya sehingga dapat menyebabkan anemia yang apabila dibiarkan akan berkembang menjadi anemia kronis sehingga hal ini juga menjadi salah satu bahaya anemia kronis yang patut diwaspadai.

  • Inflamasi dan Infeksi jangka panjang

(HIV, endokarditis, tuberkulosis, osteomielitis, abses paru, dan hepatitis B atau hepatitis C)

Adanya inflamasi maupun infeksi pada tubuh dapat menyebabkan sistem imun tubuh menghasilkan protein sitokin. Protein sitokin adalah protein yang digunakan sebagai mekanisme pertahanan tubuh untuk melawan infeksi dan peradangan, dan menghambatnya untuk bergerak lebih jauh lagi.

Namun, protein sitokin juga memiliki pengaruh yang buruk pada respon tubuh terhadap EPO; yaitu protein sitokin dapat menghambat penyerapan zat besi dalam darah sehingga tubuh akan kekurangan zat besi yang penting sebegai komponen pembuatan sel darah merah.

Tubuh yang  kekurangan atau tidak dapat memproduksi sel darah merah lama kelamaan akan menyebabkan kondisi anemia sehingga merupakan salah satu dari bahaya anemia kronis yang dapat menyerang anda.

Konsultasikan dengan dokter anda jika Anda memiliki kondisi yang mungkin terkait dengan anemia kronis dan berpikir bahwa Anda mungkin menderita anemia.

Anda dapat mengajukan untuk melakukan tes darah lengkap untuk mengetahui kebenarannya. Untuk mendapatkan diagnosis yang pasti dan agar dapat membedakan penyebab terjadinya anemia kronis, maka diperlukan beberapa pemeriksaan yaitu pemeriksaan fisik secara langsung oleh dokter dan pemeriksaan laboratorium berupa:

  • Pemeriksaan jumlah eritrosit dan kadar hemoglobin pada eritrosit itu sendiri.
  • Pemeriksaan darah secara keseluruhan
  • Biopsi sumsum tulang belakang
  • Pemeriksaan laboratorium tambahan jika dibutuhkan: kadar zat besi dalam darah dan total iron binding capacity (TIBC), kadar asam folat dan vitamin B12 dalam darah, dsb.

Penanganan anemia tergantung dari penyebabnya. Transfusi darah mungkin akan dibutuhkan pada anemia berat dengan kadar hemoglobin (Hb) kurang dari 7 g/dL. Jika hasil lab menunjukkan bahwa anda menderita anemia kronis, silahkan tinjau opsi perawatan dengan dokter Anda serta lakukan beberapa cara mencegah anemia yang sekiranya dapat membantu menguranginya.

Baca juga artikel kami terkait cara menyembuhkan anemia guna membantu anda dalam mengatasi atau minimal dapat mengurangi terjadinya komplikasi yang dapat berujung pada anemia kronis.

Semoga penjelasan kami terkait bahaya anemia kronis ini dapat membantu anda dalam mendeteksi penyakit anemia lebih dini sehingga anda dapat terhindar dari komplikasi lebih lanjut.

fbWhatsappTwitterLinkedIn