3 Penanganan Abses Hati Paling Tepat

√ Verified Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Organ hati merupakan organ yang paling besar yang ada di dalam tubuh manusia di mana ukuran hati pada manusia dewasa dapat mencapai berat 1,5 kilogram. Dibalik ukurannya yang besar, organ hati berperan penting dalam tubuh manusia karena diketahui memiliki sekitar 500 fungsi metabolisme untuk menunjang keberlangsungan metabolisme manusia.

Menerima lebih dari 90% nutrisi yang diperlukan tubuh setiap harinya melalui pencernaan, fungsi organ hati manusia bertugas untuk mengorganisasi pemberian sel darah dalam protein, menyimpan energi cadangan, mengatur kandungan glukosa dalam tubuh, hingga menawar racun dalam tubuh.

Karena Fungsinya yang begitu penting, munculnya gangguan kesehatan dalam organ hati dapat mengganggu hampir seluruh fungsi dalam tubuh. Apabila fungsi hati sebagai alat eksresi terganggu maka organ yang bertugas sebagai pemegang fungsi kardiovaskular, endokrin atau pembentukan kelenjar, hingga sistem imunitas.

Gangguan pada hati dapat bersumber dari faktor genetik, faktor invasif seperti terkena paparan virus atau bakteri, gangguann sistem imunitas, alergi terhadap obat, dan gaya hidup yang tidak sehat. Salah satu penyakit pada organ hati yang muncul akibat paparan virus atau bakteri adalah penyakit abses hati. Abses hati atau dikenal juga dengan penyakit hati bernanah dapat didefinisikan sebagai gangguan berupa munculnya nanah yang menyebabkan munculnya necrosis atau munculnya sel-sel mati pada organ hati.

Nanah ini muncul akibat adanya infeksi oleh mikroorganisme berupa bakteri atau amuba yang masuk ke dalam pembuluh darah hati. Nanah atau abses ini sendiri mengandung sel-sel darah putih yang mati ketika melawan mikroorganisme beserta kumpulan set-set yang mati. Pembentukan nanah yang menghalangi pembuluh darah pada hati akan mengganggu kinerja hati dan mempengaruhi fungsi tubuh lainnya.

Pembentukan penyebab abses hati banyak didorong oleh gangguan kesehatan lainnya. Salah satu penyakit yang mendorong terjadinya kondisi abses pada hati adalah penyakit appendictis atau usus buntu. Appendictis merupakan infeksi pada pada usus buntu yang disebabkan oleh bakteri yang berpotensi masuk ke dalam pembuluh darah organ hati.

Bakteri yang memiliki kecenderungan untuk menyebabkan infeksi pada organ hati berupa Eschericia Coli dan Klebsiella Pneumonae. Selain usus buntu, gangguan saluran empedu juga membuka jalan bagi masuknya bakteri ke dalam organ hati.

Berbeda dengan  abses hati bakteri atau piogenik, abses hati amuba disebabkan oleh masuknya amuba ke dalam mukosa usus akibat mengonsumsi makanan yang tidak higienis. Selain itu menggunakan air dari sumber lingkungan yang tercemar juga dapat memperbesar peluang terkena infeksi dari abses hati amuba.

Gejala-gejala yang umum diderita oleh penderita abses hati tidak berbeda jauh dengan gejala penyakit hepatitis. Gejala yang muncul berupa demam, nyeri pada abdomen sebelah kanan atas, anoreksia, dan rasa tidak nyaman. Pada abses hati amuba gejala nyeri pada perut sebelah kanan atas dapat menjalar hingga bagian bahu dan tulang belikat.

Abses hati tercatat memiliki prognosis atau prediksi perkembangan penyakit yang cukup fatal. Diketahui penyakit abses hati piogenik saja memiliki tingkat mortalitas yang mencapai angka 5% hingga 30% dari seluruh kasus. Hal ini disebabkan oleh komplikasi yang diakibatkan oleh abses hati tergolong merupakan gangguan kesehatan berat. Komplikasi yang dapat muncul dari penyakit ini antara lain dapat berupa sepsis hingga penyebaran abses ke organ penting lainnya seperti paru-paru. [AdSense-B]

Untuk menanggulangi dampak abses hati agar tidak menjadi serius diperlukan pendekatan yang holistik berupa pembacaan prakondisi yang akurat. Abses hati yang tidak tertangani dengan baik dapat mendorong risiko terjadinya komplikasi seperti yang sudah disebutkan di atas.

Penanganan dan penyembuhan abses hati dapat berupa penggunaan obat-obatan antibiotik, penggunaan drainase untuk mengeluarkan nanah hingga tindakan operasi. Berikut merupakan penjelasan mengenai metode-metode penanganan abses hati tersebut :

1. Penggunaan Antibiotik

Penggunaan antibiotik merupakan langkah pertama untuk menangani abses hati. Antibiotik dimaksudkan untuk mengeliminasi atau setidaknya mengurangi aktivitas mikroorganisme dalam organ. Antibiotik digunakan untuk menangani mikroorganisme gram positif dan negatif yang bersifat aerob atau pengguna oksigen dan anaerob. [AdSense-A]

Jenis antibiotik yang biasa diresepkan antara lain Cephalosporins, Piperacilin, dan Metronidazole. Untuk menjamin keberhasilan dari terapi antibiotik, pemberian obat biasanya dilakukan selama 3 minggu melalui infus dan 1-2 bulan untuk penggunaan oral. Sedangkan untuk abses hati amubik biasanya menggunakan Nitromidazoles dan hanya bisa dilakukan apabila abses belum merembes

2. Penggunaan Percutaneous Drainage

Percutaneous Drainage adalah metode yang menggunakan jarum atau alat lainnya untuk melakukan aspirasi atau pembersihan terhadap nanah dari organ secara langsung. Penggunaan alat ini biasanya dipandu oleh alat deteksi seperti Ultrasonografi dan CT Scan. Apabila metode jarum tidak mampu mengeluarkan nanah secara optimal dari organ maka dokter akan beralih menggunakan kateter dengan ukuran lebih besar .

Hal yang perlu diperhatikan oleh pasien adalah penggunaan obat-obatan tertentu seperti aspirin tidak diperbolehkan dalam periode tertentu sebelum menjalani prosedur. Pasien juga harus berkonsultasi dengan dokter anestesi lokal terlebih dahulu.

  3. Tindakan operasi

Tindakan operasi biasanya diambil apabila kedua metode sebelumnya tidak mampu menangani abses hati dengan baik, dimana operasi abses hati dapat dilakukan dengan pendekatan bedah terbuka atau bedah laparoskopi. Bedah terbuka dapat dilakukan dengan dua pendekatan yaitu

  •  pendekatan transperitonial yang memiliki kelebihan untuk dapat memeriksa keseluruhan letak abses secara total dan dapat mengeksplorasi sumber asal infeksi.
  •  pendekatan posterior tingkat atas yang memiliki kelebihan untuk menjangkau letak asal abses namun tidak mampu memperlihatkan kondisi lesi atau abses secara keseluruhan.

Selain bedah terbuka, operasi juga dapat dilakukan dengan metode laparoskopi. Berbeda dengan bedah terbuka operasi laparoskopi atau lubang kunci dilakukan untuk meminimalkan luka bedah atau resiko kehilangan darah pada operasi dan membutuhkan upaya pemulihan yang lebih sedikit dibandingkan dengan operasi bedah terbuka.

Prosedur operasi abses hati tidak berbeda jauh dengan penggunaan drainase hanya saja dengan ukuran yang lebih besar serta memiliki resiko morbiditas yang lebih besar. Pasien juga harus melakukan serangkaian uji evaluasi kesehatan dan konsultasi dengan beberapa dokter sebelum menjalani operasi serta melakukan pantangan makanan sakit abses hati.

Penyakit abses hati memang tidak berdampak terlalu besar bagi manusia namun komplikasi abses hati dapat berakibat fatal. Semakin cepat pasien mengambil tindakan, maka semakin besar kemungkinan untuk terhindar dari komplikasi dan gangguan kesehatan lanjutan yang tidak diinginkan.

fbWhatsappTwitterLinkedIn