11 Pengobatan Autisme Yang Sering Diberikan Dokter

√ Verified Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Pengobatan autisme bisa dilakukan dengan berbagai macam cara. Namun pengobatan sebaiknya dilakukan dengan berkonsultasi pada dokter. Sebab pengobatan tiap penderita autisme tentunya berbeda-beda. Berikut ini beberapa cara yang dapat dilakukan untuk pengobatan autisme.

1. Terapi Analisis Perilaku Terapan

Terapi jenis ini sering kali disebut pula dengan istilah Applied Behaviour Analysis atau yang disingkat ABA. Terapi Analisis perilaku terapan tentu saja berguna bagi penderita autisme. Sebab dalam terapi ini penderita autisme akan dibantu untuk menjadi terlatih dan terbiasa dalam berperilaku positif dimanapun dan kapanpun.

Terapi ini akan mengajarkan penderita autisme untuk memberikan sikap yang baik dan dinilai sopan dalam segala bentuk situasi. Terapi ini juga akan membantu penderita gegar otak ringan dalam mengembangkan kemampuannya untuk meninggalkan perilaku negatif sehingga dapat berbaur di lingkungan sosialnya dengan baik dan lancar.

2. Terapi Floortime

Terapi Floortime juga mempunyai istilah lain yaitu Developmental, Individual Differences, Relationship-based Approach atau yang biasa disebut dengan istilah DIR. Terapi ini pada dasarnya berfokus pada pengembangan hubungan emosional yang terjalin antara anak penderita autisme dengan keluarganya.

Pada terapi ini akan dilakukan beberapa pendekatan yang tentunya cukup hangat dan akrab untuk membangun hubungan dengan anak penderita autisme sebagai individu. Pendekatan tersebut tentu saja akan bersifat bersahabat bagi anak.

Pada pendekatan ini akan ada banyak permainan yang akan dilakukan untuk membantu memperbaiki proses perkembangan anak melalui bahasa tubuh dan kata-kata.

3. Terapi Okupasi

Terapi okupasi sangat dianjurkan bagi penderita autisme. Melalui terapi jenis ini maka penderita autisme akan dilatih untuk mengembangkan kemandiriannya. Sebaiknya terapi ini diikuti oleh penderita autisme sejak berusia anak-anak sehingga kemandiriannya pun dapat semakin meningkat.

Banyak hal yang akan diajarkan pada penderita dalam terapi ini. Misalnya saja seperti makan, mandi, dan melakukan aktivitas sehari-hari. Dengan meningkatkan kemampuan dalam melakukan sesuatu secara mandiri maka diharapkan agar penderita autisme mengurangi ketergantungannya pada orang lain. Dengan demikian ia akan dapat berdiri sendiri dan menjalani hidupnya dengan lebih mandiri.

4. Terapi Wicara

Terapi wicara akan melatih anak untuk dapat berbicara dengan bahasa yang jelas. Selain itu anak akan dilatih pula untuk menyusun kosa kata dengan baik sehingga dapat berkomunikasi secara lancar. Sering kali penderita macam-macam penyakit saraf semakin mengasingkan dirinya dan tidak mau berbaur dengan lingkup sosial.

Hal ini bisa saja terjadi karena penderita tidak mempunyai kemampuan untuk berbahasa dengan jelas dan lancar. Tentu saja hal ini akan membuat orang lain menjadi tidak nyaman sehingga tidak ingin menjalin komunikasi dengan penderita autisme tersebut.

Oleh karena itu ajaklah penderita autisme untuk mengikuti terapi wicara agar kemampuan berbahasa dan berkomunikasinya semakin lancar. [AdSense-B]

5. Terapi TEACCH

Terapi TEACCH sebenarnya merupakan kepanjangan dari Treatment and Education of Autistic and Related Communication-handicapped Children. Terapi ini umumnya menggunakan petunjuk visual. Media yang digunakan misalnya saja seperti gambar yang menunjukkan tahapan dalam melakukan sesuatu.

Melalui media dan alat bantu gambar tersebut maka penderita autisme akan melihat bagaimana caranya untuk melakukan aktivitas sehari-harinya dengan baik. Contohnya adalah dalam hal berpakaian dengan benar.

Dengan demikian maka penderita autisme akan semakin terbiasa untuk melakukan aktivitas sehari-harinya karena telah mendapatkan pengetahuan sebelumnya.

6. Terapi PECS

Terapi PECS merupakan singkatan dari The Picture Exchange Communication System. Pada terapi ini penderita autisme juga akan dibantu untuk dapat menjadi lebih mandiri dalam melakukan aktivitas sehari-harinya.

Sama halnya dengan TEACCH maka dalam terapi PECS ini akan digunakan pula beberapa petunjuk visual kepada para penderita autisme. Namun perbedaan utama PECH dari TEACCH adalah dalam PECS digunakan media visual berupa simbol-simbol.

Berbagai macam simbol ini akan ditunjukkan pada penderita autisme agar penderita dapat melakukan komunikasi dengan lebih baik lagi serta belajar dan berlatih untuk mengajukan pertanyaan.

7. Terapi Keluarga

Terapi keluarga juga perlu diberikan terutama pada keluarga dari penderita akibat kerusakan saraf tepi ini. Terapi keluarga ini berfokus untuk membantu orang tua dan keluarga dari penderita autisme. [AdSense-A]

Melalui terapi jenis ini maka setiap keluarga dari penderita autisme akan dilatih dan diberi pengetahuan mengenai berbagai cara yang dapat dilakukan untuk berinteraksi dengan penderita autisme. Selain itu dalam terapi ini penderita autisme juga akan diajarkan untuk berlatih bicara dan berkomunikasi dengan baik dan lancar.

Penderita autisme juga akan dilatih untuk berperilaku secara normal sehingga dapat berbaur dengan masyarakat di sekitarnya.

8. Obat Antipsikotik

Obat antipsikotik pada dasarnya merupakan golongan obat yang dapat digunakan untuk mengatasi masalah perilaku. Jadi obat ini sangat tepat untuk diberikan pada penderita autisme yang biasanya berperilaku secara tidak normal.

Misalnya saja melakukan gerakan repetitif atau gerakan berulang-ulang. Di samping itu kebanyakan penderita autisme seringkali melakukan perbuatan yang cenderung mengarah pada sifat hiperaktif.

Oleh karena itu beberapa dokter akan memberikan resep obat berupa antipsikotik. Obat jenis ini memang tidak dapat menyembuhkan penyakit gangguan mental ataupun penyebab gegar otak sehingga sesuai untuk penderita autisme.

9. Obat Anti Konvulsan

Obat anti konsulvan merupakan jenis obat yang dapat diberikan pada penderita autisme. Namun tentunya pemberian obat jenis ini harus sesuai dengan anjuran atau resep dari dokter.

Obat jenis anti konsulvan umumnya dapat diberikan pada pasien yang sedang mengalami kejang. Kejang bisa saja terjadi karena adanya gangguan dari saraf yang terkoneksi pada sel saraf otak. Oleh karena itu untuk mengatasi gangguan jenis ini maka dapat diberikan obat anti konsulvan yang dapat digunakan untuk meredakan kejang atau gangguan saraf.

Dengan mengonsumsi obat sesuai dosis maka diharapkan agar saraf-saraf yang saling terkoneksi itu dapat berfungsi dengan lancar terutama pada penderita autisme.

10. Obat Antidepresan

Obat antidepresan adalah golongan obat yang dapat digunakan untuk mengatasi gejala epilepsi. Selain itu obat jenis ini juga dapat digunakan untuk mengobati beberapa gangguan kejiwaan seperti misalnya rasa cemas dan fobia.

Obat jenis ini bekerja dengan cara memberikan keseimbangan pada kandungan senyawa kimia alami yang ada di dalam otak yang dapat berpengaruh pada suasana hati. Penderita autis mememang sering kali mengalami gangguan mental atau kejiwaan.

Oleh karena itu pemberian obat jenis ini tentu saja akan diberikan oleh dokter agar dapat membantu meringankan gejala yang dialami oleh penderita autisme.

11. Obat Melatonin

Obat melatonin berfungsi untuk mengatasi adanya gangguan tidur terutama pada penderita autisme. Dokter hanya akan memberikan obat ini untuk menenangkan penderita autisme sehingga ia bisa memiliki kualitas tidur yang baik.

Jadi penderita autisme tersebut bisa mengistirahatkan tubuh dan otaknya dengan baik agar terjaga selalu kesehatannya.

Pengobatan autisme tersebut sebaiknya dilakukan secara rutin. Hal ini agar tidak sampai melebihi dosis yang dianjurkan. Sehingga tidak sampai menimbulkan efek negatif bagi penderita autisme.

fbWhatsappTwitterLinkedIn