Telinga merupakan salah satu panca indra yang dimiliki oleh manusia, yang memiliki fungsi ganda dan kompleks, yaitu sebagai alat untuk mendengar dan menjaga keseimbangan dan postur tubuh manusia.
Telinga sebagai indra pendengar memiliki peran yang sangat penting bagi manusia dalam perkembangan kehidupannya dari mulai waktu lahir. Dengan mendengar, seseorang akan mulai proses belajar untuk mulai berbicara dan mendapatkan pengetahuan, dimana proses ini sangat penting untuk kehidupan sosial dan menjaga komunikasi antara sesama manusia.
Walaupun bentuknya yang terlihat kecil, namun telinga memiliki anatomi yang cukup rumit dimana secara umum telinga terbagi atas 3 bagian yaitu: telinga luar, telinga tengah dan telinga dalam.
Telinga luar sendiri terbagi atas daun telinga, liang telinga dan bagian lateral dari membran timpani; yang memiliki fungsi untuk menangkap getaran suara dan bunyi eksternal.
Telinga tengah atau rongga timpani adalah ruang dalam tulang temporal. Hal ini diisi dengan udara, yang berasal dari bagian hidung dari faring melalui tuba eustachi, yang dimana setiap unsur unsur yang ada pada tulang tengah berfungsi untuk menghantarkan dan memperkuat gelombang atau getaran suara hingga 10 kali lebih kuat dari udara ke perilymph telinga dalam.
Telinga dalam juga biasa disebut dengan rongga labirin yang terbentuk dari labirin osseus, yaitu rangkaian tulang temporal dan labirin membran yang memiliki komponen koklea, vestibular, dan semisirkular, dimana fungsi telinga dalam ini adalah untuk membantu keseimbangan dan menyalurkan getaran suara ke sistem saraf pusat atau otak untuk diolah menjadi suatu bentuk kata yang memiliki makna.
Seperti halnya organ tubuh manusia yang lain, telinga pun tidak lepas dari yang namanya faktor resiko yang berupa penyakit atau gangguan, dimana jika hal tersebut terjadi maka akan timbul yang namanya gangguan pendengaran atau tuli.
Terdapat empat jenis gangguan pendengaran atau tuli yaitu: gangguan pendengaran atau tuli konduktif, tuli sensorineural, tuli campuran yang merupakan gabungan antara tuli konduktif dan tuli sensorineural, dan tuli saraf.
Disini kita akan membahas mengenai gangguan pendengaran yang mungkin memiliki tingkat keparahan yang paling ringan, yaitu tuli konduktif yang dimana gangguan ini terjadi akibat suara dari luar tidak bisa masuk ke telinga bagian dalam karena terjadinya masalah pada saluran telinga tengah sampai ke gendang telinga.
Gejala utama yang muncul dari tuli konduktif terjadinya penurunan kemampuan dalam mendengar suara samar dan nada rendah, dimana hal itu terjadi akibat suara tidak dikonduksikan dengan baik dari saluran telinga bagian luar ke gendang telinga dan tulang kecil (ossicles) telinga tengah.
Penyebab umum dari tuli konduktif biasanya berada pada bagian telinga tengah dan asal mula penyebabnya hanyalah faktor kebiasaan yang harusnya dilakukan tapi tidak dilakukan seperti penumpukan kotoran telinga dan cairan di dalam telinga (lendir akibat sinusitis atau air akibat berendam atau berenang yang tidak dapat keluar), dimana seharusnya tidak terjadi kalau Anda rajin membersihkan telinga.
Untuk jenis tuli lainnya, anda bisa membaca artikel kami mengenai 4 cara merawat tuli sensorineural yang paling efektif dan ampuh, kemudian 8 cara mengobati tuli sensorineural, kemudian artikel THT lainnya seperti 15 cara menyembuhkan sinusitis, cara cepat meredakan sakit tenggorokan, dan juga cara mengobati sinusitis secara alami dan mudah.
Dalam proses penyembuhan suatu penyakit, terdapat 2 hal yang harus dilakukan secara berkesinambungan yaitu pengobatan dan perawatan, jika keduanya tidak sejalan bersama, maka akan mustahil untuk sembuh atau waktu penyembuhannya akan panjang, begitupun yang terjadi pada gangguan pendengaran seperti Tuli konduktif yang mana perawatannya cukup mudah dan dapat dilakukan sendiri di rumah, ataupun check-up rutin ke dokter spesialis THT, diantaranya adalah sebagai berikut: [AdSense-B]
- Membersihkan Telinga dengan Menggunakan Kain atau Tissue
Cara merawat tuli konduktif yang pertama adalah dengan membersihkan bagian luar telinga dengan tissue atau kain bersih yang sudah dibasahi dengan air hangat.
Penggunaan cotton bud tidak disarankan untuk digunakan karena bentuknya yang bulat dan hampir memenuhi dinding liang telinga justru dapat mendorong serumen yang mengandung bakteri dapat masuk lebih dalam lagi. Selain itu cotton bud juga dapat menyebabkan cedera pada gendang telinga, dimana hal tersebut dapat semakin memperparah gangguan pendengaran tuli konduktif.
- Menggunakan Alat Untuk Mengeluarkan Kotoran
Berhati-hatilah saat membersihkan bagian dalam telinga dan mengeluarkan objek asing dari telinga karena dikhawatirkan kotoran tersebut justru akan semakin terdorong masuk ke bagian dalam telinga. Akibatnya, kotoran tidak bisa keluar dan malah mengendap di dalam telinga.
Anda dapat mengeluarkan kotoran telinga dengan lembut menggunakan jarum telinga yang banyak tersedia di apotek dan air hangat. Jika kotoran tersebut susah dikeluarkan, janganlah dipaksa. [AdSense-C]
Anda dapat menggunakan pelembut kotoran telinga untuk kotoran telinga keras dan tersangkut pada telinga sebagai salah satu cara merawat tuli konduktif. Kotoran telinga yang kering biasanya pun dapat keluar secara otomatis akibat pergerakan otot dan sendi rahang wajah.
- Menggunakan Cairan Pelunak Serumen
Untuk serumen yang keras dan padat, cara merawat tuli konduktif lainnya yang dapat dicoba adalah dengan menggunakan cairan untuk melarutkan serumen yang dimasukkan ke dalam liang telinga.
Perlu diingat bahwa penggunaan cairan pelunak serumen sangat disarankan untuk dilakukan dengan bantuan pengawasan dari dokter ahli THT, karena penggunaan secara serum pelunak ini secara sembarangan dan berlebihan dapat mengakibatkan indikasi yang lebih parah pada penderita tuli konduktif.
Silahkan membaca tulisan kami terkait penyakit THT lainnya seperti tulisan mengenai terapi sinusitis, kemudian cara mengobati polip, dan juga mengenai cara mengatasi radang tenggorokan serta cara mengobati telinga berdengung secara alami.
Itulah 3 cara merawat tuli konduktif yang dapat Anda lakukan sendiri di rumah. Walaupun sangat disarankan bagi anda yang “terlanjur” memiliki gangguan pendengaran atau tuli konduktif untuk melakukan perawatan rutin dengan ahli yang kompeten di bidangnya, seperti dokter spesialis THT.