Keong sawah tergolong dalam jenis siput air yang banyak ditemukan di perairan tawar Asia tropis. Keong sawah banyak hidup pada musim penghujan lebih tepatnya saat masa tanam padi. Keong sawah tergolong binatang hama pada tanaman padi sehingga oleh beberapa orang dibasmi dengan cara dijadikan makanan. Masakan yang berbahan keong sawah ini banyak diminati masyarakat karena rasanya yang lezat dan gurih.
Baca Juga:
Keong sawah termasuk jenis hewan yang memiliki kandungan gizi yang baik. Kandungan gizi pada keong sawah antara lain protein 12% , kalsium 217 mg, rendah kolesterol, 81 gram air dalam 100 gram keong sawah, dan sisanya mengandung niacin dan folat, energi, protein, karbohidrat, kalsium, phosfor, dominasi vitamin A, vitamin E, serta zat gizi makronutrien yaitu zat protein dalam kadar yang tinggi dan zat mikronutrien yang berupa mineral, dalam bentuk kalsium. Keong sawah adalah salah satu sumber protein hewani bagi manusia.
Disamping rasanya yang lezat dengan kandungan gizi tinggi, dalam mengkonsumsi keong sawah juga harus sangat berhati-hati. Hal ini dikarenakan keong sawah merupakan jenis siput yang suka tinggal pada daerah yang berlumpur yang didalamya mengandung banyak bakteri. Mengkonsumsi keong sawah dengan cara yang tidak tepat dapat menyebabkan penyebaran penyakit pada manusia, terutama yang disebabkan oleh cacing. Adapun jenis-jenis penyakit yang dapat disebabkan karena mengkonsumsi keong sawah adalah sebagai berikut.
Baca Juga:
Bahaya Makan Keong Sawah
Keong sawah yang diolah dengan cara yang kurang benar, dapat menjadi penyebar cacing pada manusia. Keong menjadi salah satu inang perantara cacing Trematoda. Cacing ini dapat berkembang pada tubuh manusia, berbentuk seperti daun dan berkembang dalam usus manusia. Untuk menghindari penularan cacing pada manusia sebaiknya keong sawah dimasak sempurna. Hal ini disebabkan karena ada beberapa budaya masyarakat yang mengkonsumsi keong sawah dalam keadaan mentah sebagai bahan campuran wine/anggur maupun sate. Daging keong sawah tidak diajurkan dimasak setengah matang, sama halnya dengan daging bekicot, karena terdapat bahaya makan daging bekicot. (Baca Juga: Tanda-tanda Cacingan , Gejala Cacingan )
Schistosomiasis merupakan infeksi yang disebabkan oleh cacing Schistosoma. Schistososmiasis urogenital menyebabkan kerusakan pada sistem kemih, ureter, kerusakan ginjal dan gagal ginjal. Cacing schistosoma masuk melalui pori-pori kulit. Sedangkan schistosomiasis usus menyerang sistem pencernaan dengan gejala sakit perut, diare, dan tinja berdarah. Jika infeksi usus terus terjadi dapat menyebabkan hati membesar dan akumulasi cairan dalam rongga peritoneal bisa terjadi. Penyakit schistosomiasis termasuk dalam penyakit yang berbahaya karena dapat menyebabkan kematian pada penderitanya. Penyebarannya selain melalui konsumsi keong sawah juga melalui penggunaan air yang telah tercemar cacing yang berkembangbiak pada kerbau dan manusia.(Baca Juga: Ciri-ciri Cacingan , Cara Mencegah Cacingan)
Penyakit meningitis diderita seseorang salah satunya disebabkan oleh cacing Angiostrongylus Cantonensis. Cacing jenis ini dapat masuk pada tubuh manusia apabila keong sawah tidak dimasak dengan benar sampai matang sempurna atau bahkan dikonsumsi dalam keadaan mentah. Selain itu cacing juga dapat menular melalui kontak langsung dengan mata, hidung dan mulut.(Baca Juga: Kebiasaan Penyebab Meningitis , Gejala Meningitis Pada Anak)
Untuk dapat menghindari penyakit diatas yang disebabkan karena mengkonsumsi keong sawah, ada beberapa hal yang perlu anda perhatikan ketika akan mengolahnya menjadi bentuk makanan. Caranya yaitu:
itulah beberapa bahaya mengkonsumsi banyak keong sawah. Dalam mengkonsumsi sesuatu harus tau porsinya, meskipun banyak protein namun jika tidak hati-hati juga akan membahayakan kesehatan tubuh.