Kolestasis – Gejala, Penyebab, Pengobatan, dan Pencegahan

√ Verified Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Berbicara soal penyakit memang tidak pernah ada habisnya. Kita dapat membahas berbagai penyakit mulai dari ringan hingga berat. Salah satu penyakit yang dapat menyerang tubuh manusia bernama Kolestasis. Dimana penyakit ini banyak terjadi di masyarakat Indonesia khususnya ibu hamil.

Pengertian Kolestasis

Bagi anda yang penasaran, penyakit ini berasal dari bahasa Yunani dengan nama KOLE yang memiliki arti empedu. Sedangkan Stasis memiliki arti di tempat, secara defisini kolestasis dapat diartikan sebagai kondisi dimana kolestasis diartikan sebagai kondisi di mana aliran empedu menjadi terhambat.

Kolestasis juga merupakan sebuah kondisi dimana pasien akan mengalami hambatan ataupun gangguan pada saluran empedu sehingga aliran menjadi keluar cairan empedu ini tidak lancar atau mengalami hambatan. Jika sudah seperti ini maka pasien akan mengalami masalah dan kendala dalam pencernaannya.

Gejala Kolestasis

Berbicara soal penyakit maka tidak akan terlepas dari Gejala yang dialami oleh pasien tersebut. Gejala yang dihadapi cukup banyak, diantaranya adalah :

  • Kulit memiliki warna yang kuning terutama di bagian putih atau selaput mata
  • Kencing berwarna gelap seperti warna teh, bahkan sesudah anda mengkonsumsi air putih secara rutin
  • Feses memiliki warna yang terang atau bahkan putih, hal ini menandakan ketidaknormalan pada pencernaan anda.
  • Nyeri pada perut yang tidak berkesudahan atau terus menerus
  • Mual dan diikuti dengan muntah meskipun anda sudah makan tepat waktu
  • gatal kulit
  • rasa lemas dan lelah ; dan lainnya.

Penyebab Kolestasis

Adapun penyebab yang sampai sekarang dideteksi sebagai penyebab kolestasis adalah terjadinya gangguan pada organ hati seperti halnya sirosis hati, hepatitis dan lain sebagainya. Penyebab Hemokromatosis, Penyebab Abses HatiPenyebab Penyakit Radang Hati dan lainnya hampir serupa dengan penyebab Koleostasis.

Dalam beberapa kondisi sebenarnya bisa diatasi asal penanganannya cepat dan juga tepat. Sayangnya sebagian orang menyepelekan atau membiarkan hal tersebut terjadi, sehingga kondisi kolestasis dan beberapa penyebabnya sengaja dibiarkan hingga menimbulkan bahaya.

Penumpukan empedu di hati sebagai salah satu akibat dari gangguan aliran empedu nyatanya dapat menimbulkan kerusakan organ hati sebagai salah satu organ vital dalam tubuh manusia. Anda tentu tahu bahwa fungsi organ hati yang rusak tidak dapat diperbaiki, kecuali digantikan dengan yang baru.

Namun hal tersebut bukanlah sesuatu yang mudah atau sesuatu yang bisa dikategorikan pengobatan ringan dan murah. Selain itu jika kadar bilirubin terus menerus tinggi dalam waktu yang lama maka kadar tersebut bisa membahayakan dan mempengaruhi fungsi otak, bahkan dalam hal terburuknya dapat merusak otak dalam jangka permanen. [AdSense-B]

Pengobatan Kolestasis

Setelah memahami mengenai pengertian Kolestasis dan juga penyebabnya, hal selanjutnya yang tidak kalah penting adalah mengetahui pengobatan. Untuk mengobati kolestasis, bisa dilakukan dengan cara pemberian Kolestiramin yakni obat yang dapat membantu menghilangkan rasa gatal.

Selain itu juga anda bisa mengkonsumsi suplemen tambahan yakni vitamin D, K, atau kalsium. Semua nutrisi dan vitamin tersebut membantu menghilangkan lemak di dalam usus, penderita tidak boleh mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung lemak.

Pencegahan Kolestasis

Pencegahan yang bisa dilakukan khususnya bagi anda pasien yang menderita kolestasis memang tidak banyak. Mengingat kolestasis dapat muncul karena berbagai alasan maka anda hanya bisa mencegah pusat atau sumber dari penyebabnya saja.

Beberapa faktor yang mendasari timbulnya penyakit ini, adalah batu empedu, maka batu tersebut harus diberishkan dulu melalui operasi.

Cara Mencegah Penyakit Kolestasi Dan Jaundice yang bisa dilakukan selain beberapa pilihan diatas adalah melakukan operasi pencangkokan hati. Keberhasilan pengobatan tergantung pada sulit tidaknya penyebab kolestasis diobati atau diatasi, namun cukup jarang dilakukan operasi pencangkokan hati karena sulit mendapatkan donatur yang tepat. 

fbWhatsappTwitterLinkedIn