Agung Hercules Derita Glioblastoma, Kenali Jenis Kanker Otak Ini

√ Verified Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Kabar mengejutkan datang dari Agung Hercules melalui foto terbaru yang kini menyebar di media sosial yang berasal dari unggahan istrinya sendiri, Mira, pada akun pribadi Instagramnya. Agung Hercules yang semula kita kenal sebagai sesosok kekar dengan rambut gondrongnya, saat ini begitu terlihat kurus dan bahkan botak.

Menurut kabar dari unggahan sang istri jugalah baru diketahui bahwa suaminya ini mengidap kanker otak atau glioblastoma yang sudah pada tahap akhir, yakni stadium 4. Kanker ini mungkin jarang terdengar oleh kita istilahnya, namun glioblastoma atau glioblastoma multiforme (GBM) masih masuk golongan kanker otak dan bahkan bersifat ganas.

Penyakit ini lebih berisiko terjadi pada orang dewasa khususnya pria ketimbang wanita dan sifatnya sungguh agresif. Pertumbuhan tumor ganas ini sangat pesat dan penyebarannya seperti instan lewat serat saraf penyambung pada sisi otak lain. Gejala paling umum yang terjadi menandakan bahwa seseorang tengah mengalami glioblastoma antara lain adalah:

  • Sakit kepala berulang dan terus-menerus
  • Selera makan turun
  • Penglihatan menurun atau menjadi buram
  • Muntah-muntah
  • Perubahan pada kemampuan belajar
  • Perubahan pada kemampuan berpikir
  • Perubahan suasana hati
  • Perubahan kepribadian
  • Kesulitan berbicara
  • Kejang-kejang

Ketika gejala yang tak wajar sudah mulai timbul, penting untuk segera memeriksakan diri ke dokter. Untuk mendeteksi apakah positif mengidap glioblastoma, maka pemeriksaan MRI serta CT scan diperlukan. Jika memang dibutuhkan, biasanya dokter juga akan merekomendasikan PET scan agar pertumbuhan kembali sel kanker/tumor bisa terdeteksi.

Selain dari keluhan gejala dan cara mendeteksi kanker otak ini, penting juga untuk mengetahui apa saja yang dapat menjadi faktor risikonya. Diketahui bahwa riwayat keluarga bisa menjadi salah satu faktor; kanker ini bisa diturunkan pada keluarga meski hal ini cukup langka.

Paparan radiasi adalah faktor risiko berikutnya, contohnya saja radiasi ion yang ada pada proses tindakan radioterapi. Masih ada lagi, beberapa studi pun menghubungkan adanya kaitan antara risiko kanker glioblastoma ini dengan radiasi ponsel. Hanya saja untuk faktor radiasi ponsel ini masih perlu mengadakan riset jangka panjang agar seberapa besar potensinya bisa dibuktikan.

Faktor usia pun berpengaruh karena umumnya kita akan menjumpai orang dewasa yang usianya 45-65 lah yang terkena kanker ini. Namun meski lebih banyak dialami orang dewasa dengan usia tersebut, bukan berarti anak-anak tak bisa menderita penyakit ini.

Seperti pada umumnya pengobatan kanker, kemoterapi dan radiasi adalah cara untuk menangani glioblastoma, begitu juga dengan langkah operasi bila memang dokter menganjurkan demikian. Pada kebanyakan kasus kanker ini, kraniotomi adalah jenis operasi atau pembedahan yang dilakukan pada pasien; membuka tengkorak supaya lokasi tumor berada bisa ditemukan dan tumor dapat diambil.

fbWhatsappTwitterLinkedIn