50 Efek Ganja : Psikologis, Kesehatan, dan Sosial

√ Verified Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

ganjaGanja atau cannabis, dan biasa disebut juga dengan marijuana (mariyuana) merupakan salah satu jenis dedaunan yang tumbuh subur pada iklim tropis, seperti Indonesia. Ganja sendiri merupakan suatu zat psikotropika yang bersifat aditif. Di Indonesia, penggunaan ganja sangat dilarang, walaupun di beberapa Negara maju, ganja sudah dilegalkan, dan dapat dibuat sebagai pengobatan.

Ganja sendiri memiliki bentuk daun yang mirip dengan daun singkong, yang berbentuk seperti jari. Ganja biasa dikonsumsi sebagai ‘ bahan ‘ untuk menghisap. Sebelum dapat dihisap, ganja harus dikeringkan terlebih dahulu, lalu diolah, dengan pemrosesan yang mirip seperti membuat rokok.

Ganja sendiri memiliki banyak efek bagi penggunanya. Jenis narkoba satu ini memiliki efek yang dapat muncul dari berbagai dimensi, dari dimensi psikologis dan neurologis, dimensi kesehatan fisik dan organ tubuh, serta dimensi sosial.

A. Dimensi Psikologis dan Neurologis

Efek ganja sama dengan bahaya narkoba jenis lainnya yaitu berdampak pada efek psikologis dan neurologis. Dimensi psikologis dan neurologis memiliki kaitan yang sangat erat. Banyak efek psikologis yang dialami oleh pecandu ganja berasal dari efek neurologis yang disebabkan oleh ganja, terutama kandungan THC ( tetrahydrocannabinol ). Berikut ini efek – efeknya :

  1. Merasa terbang dan ‘ fly ‘. Dengan konsumsi ganja, para pecandu biasanya akan merasa ringan dan fly, seolah – olah segala beban hidupnya hilang dan lenyap begitu saja. Kondisi ini yang membahayakan, karena akan menimbulkan efek ‘ nagih ‘
  2. Mengalami delusi dan halusinasi. Delusi dan halusinasi merupakan suatu kondisi dimana seseorang mengalami suatu penglihatan akan suatu objek yang seharusnya tidak ada atau tidak muncul. Hal ini merupakan salah satu gejala dari pasien skizofrenia, yang ternyata juga merupakan efek dari konsumsi ganja.
  3. Depresi. Fase depresi yang berlebihan akan muncul ketika pecandu ganja sudah nge – fly. Ketika kondisi fly tersebut hilang, maka akan muncul fase depresi yang berlebihan, sehingga pada akhirnya pecandu akan berusaha mencari barang haram tersebut untuk menghilangkan depresi. Hal ini akan terjadi secara terus menerus dengan siklus yang sama, yang membuat pecandu akan terus mencari ganja.
  4. Gangguan kecemasan. Gangguan kecemasan atau anxiety disorder juga dapat muncul karena pengaruh dari konsumsi ganja. Dengan efek menyerang bagian neuron dan saraf, maka gangguan seperti ini akan mudah terjadi.
  5. Berpengaruh ke pemrosesan informasi dan berpikir. Konsumsi ganja pada masa pertumbuhan akan menghambat perkembangan proses berpikir dan proses mengingat pada seseorang.
  6. Mengigau. Salah satu efek dari ganja adalah mengigau. Hal ini mirip dengan efek dari mengkonsumsi alcohol, yaitu mabuk, yang membuat si pecandu sering meracau dan mengigau tidak jelas bahkan ketika sedang tidak tidur.
  7. Disfungsi Kognitif. Merupakan suatu kerusakan pada fungsi kognitif seseorang yang disebabkan oleh penggunaan ganja. Hal ini biasa dikenal dengan istilah amotivational syndrome, yang memiliki gejala penurunan dalam kemampuan berpikir.

B. Dimensi Kesehatan Fisik dan Organ Tubuh

Tentunya mengkonsumsi benda – benda yang masuk ke dalam tubuh akan berpengaruh terhadap kondisi fisik tubuh. Tak terkecuali dengan konsumsi ganja. Konsumsi ganja akan berpengaruh pada kesehatan fisik dan kesehatan organ tubuh, antara lain :

  1. Gangguan pernapasan. Mengkonsumsi 3 – 4 linting rokok ganja memiliki efek yang hampir sama dengan merokok 20 linting rokok tembakau. Hal ini tentu saja akan sangat berpengaruh bagi pernapasan, seperti :
    • Gejala asma
    • Rusaknya paru – paru
    • Nafas pendek
    • Sering batuk dan sesak nafas
    • Radang paru – paru
    • Kanker paru – paru
  2. Gangguan reproduksi. Sama seperti konsumsi rokok tembakau, ganja juga memiliki efek buruk terhadap sistem reproduksi manusia. paling tidak, ganja dapat meningkatkan faktor resiko :
    • Kanker rahim
    • Kanker serviks
    • Kanker prostat
    • Kanker ovarium
    • Siklus menstruasi tidak normal
    • Impotensi
    • Gangguan kehamilan
  3. Gangguan pencernaan. Sama halnya dengan bahaya minuman keras, ganja dapat memberikan efek yang sangat buruk bagi organ – organ pencernaan tubuh, seperti hati , usus, ginjal, dan lambung. Dapat menyebabkan :
    • Radang usus, lambung, hati dan ginjal
    • Gagal ginjal
    • Batu ginjal
    • Hepatitis
  4. Kanker. Ganja memiliki sifat karsinogenik, yang berarti dapat meningkatkan faktor resiko terjadinya kanker pada organ tubuh manusia. Beberapa jenis kanker yang dapat muncul, antara lain :
    • Kanker kulit
    • Kanker lambung
    • Kanker hati
    • Kanker kelenjar getah bening
    • Kanker otak
    • Kanker paru – paru
  5. Naiknya detak jantung. Konsumsi ganja akan berpengaruh pada peredaran darah dalam tubuh. Hal ini dapat menyebabkan naiknya detak jantung secara drastic, sehingga akan menimbulkan efek seperti :
    • Ledakan semangat ( meledak – ledak )
    • Serangan jantung
    • Degup jantung bertambah cepat.
  6. Mata memerah. Sama seperti efek sabu sabu, Mata memerah merupakan efek dari naiknya arus peredaran darah akibat ganja. Hal ini dapat menimbulkan pecahnya pembuluh darah di sekitar mata, sehingga mata akan terlihat sangat merah.
  7. Penurunan imunitas tubuh. Biasanya, menurunnya imunitas tubuh disebabkan oleh kurangnya atau hilangnya nafsu makan pada pecandu ganja. Hal ini akan menyebabkan pecandu ganja sangat rentan terserang berbagai penyakit yang menyerang imunitas tubuh.

C. Dimensi Sosial

Tidak hanya dilihat dari segi kesehatan dan psikologis saja, konsumsi ganja akan memiliki efek yang sangat besar terhadap kehidupan sosial dari pelaku. Berikut ini beberapa efek ganja dari segi sosial :

  1. Meningkatnya kriminalitas. Kriminalitas dapat disebabkan oleh dua hal :
    • Efek psikologis dari ganja, seperti halusinasi, depresi, fly, dan lainnya
    • Hal yang dilakukan untuk mendapatkan uang dengan mudah untuk membeli paket ganja.
  2. Dijauhi dari lingkungan sosial. Seorang pecandu ganja yang sudah ketahuan, maka akan dijauhi oleh lingkungan sosialnya. Banyak orang menganggap pecandu ganja akan memberikan efek buruk bagi mereka yang tbukan pecandu ganja, sehingga akan menjauhi pecandu ganja.
  3. Fungsi sosial yang menurun. Selain itu, fungsi sosial dari pecandu narkoba akan menurun. Mereka sudah lupa cara untuk berinteraksi sosial dengan baik, dan malahan akan menjadi penggangu bagi lingkungan sosialnya.

Ganja merupakan salah satu kategori zat aditif pada makanan, Efek ganja bagi kesehatan, psikologis dan sosial memang cukup mengkhawatirkan oleh karenanya penggunaannya dilarang di Indonesia.

fbWhatsappTwitterLinkedIn