5 Pemeriksaan Sebelum Donor Darah Wajib Kamu Jalani

√ Verified Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Saat akan melakukan donor darah, maka sesudah anda menjawab beberapa pertanyaan mengenai kesehatan secara umum dan mengisi formulir riwayat medis yang bersifat rahasia, ada hal wajib yang juga harus anda lakukan yakni pemeriksaan sebelum donor darah untuk mencegah terjadinya bahaya donor darah yang tidak diinginkan pada penerima transfusi darah tersebut. Untuk jenis pertanyaan yang akan diajukan tergantung dari lokasi tempat anda mendonorkan darah.

Namun, beberapa jawaban yang juga perlu anda persiapkan adalah nama obat yang sedang di konsumsi dan sudah bepergian kemana saja selama 3 tahun ke belakang. Berikut ini, kami akan berikan ulasan secara lengkap mengenai jenis pemeriksaan sebelum donor darah apa saja yang harus anda jalani.

  1. Blood Screening

Blood screening atau pemeriksaan uji saring darah adalah salah satu tahap pemeriksaan sebelum donor darah untuk memastikan jika darah yang didapatkan dari pendonor benar benar aman untuk digunakan bagi orang sakit yang membutuhkan transfusi darah. Selain itu, blood screening juga bertujuan untuk deteksi dini terhadap sebuah penyakit atau kelainan klinis lainnya seperti anemia, gejala darah tinggi atau masalah lainnya yang belum jelas dengan cara melakukan tes, pemeriksaan atau prosedur tertentu untuk membedakan antara orang yang terlihat sehat namun sebenarnya menderita kelainan.

Tes screening ini dilakukan dengan cara memberi pertanyaan atau anamnesa, pemeriksaan fisik dan juga pemeriksaan laboratorium. Screening ini bertujuan untuk melihat apakah pendonor memiliki beberapa jenis penyakit tertentu seperti kanker, diabetes mellitus, HIV, hepatitis dan sebagainya.

  1. Pemeriksaan Hemoglobin

Pemeriksaan hemoglobin atau Hb sebelum mendonorkan darah menjadi salah satu syarat melakukan donor darah dan keharusan sebab hasil dari pemeriksaan hemoglobin tersebut sangat berkaitan dengan kesehatan dari pendonor darah dan juga kualitas darah yang akan ditransfusikan pada pasien yang membutuhkan. Kebutuhan transfusi umumnya terjadi karena kadar hb pada pasien sangat rendah sehingga membutuhkan transfusi darah tersebut.

Inilah yang menyebabkan salah satu pemeriksaan sebelum donor darah yakni pemeriksaan hemoglobin sangat wajib untuk memastikan jika kadar hb pendonor tidak rendah atau tidak ada masalah atau penyakit pada sistem peredaran darah sehingga bisa dimanfaatkan untuk pasien yang membutuhkan darah tersebut.

Selain itu, pemeriksaan hemoglobin juga berguna untuk mengetahui normal atau tidaknya kadar hemoglobin pada saat tersebut. Saat Hb pendonor darah rendah yakni kurang dari 12,5 gr/dl maka ini adalah batas minimal dari syarat donor darah sehingga pendonor darah akan diminta untuk menunda melakukan donor darah tersebut.

  1. Konseling Donor Darah

Untuk konseling darah dilakukan dalam pre dan post konseling untuk hasil pemeriksaan darah yang positif terjangkit hepatitis A, B dan C serta sifilis yang merupakan beberapa orang yang tidak boleh donor darah sampai penyakit tersebut bisa disembuhkan.

[AdSense-B]

Dalam tahap pre konseling, sebelum pemeriksaan para pendonor darah akan diberitahu lengkap dengan penjelasan yang tepat sekaligus mendapatkan persetujuan dari pendonor lewat lembaran inform consent dimana jika darahnya terbukti reaktif atau positif, maka darah tersebut tidak bisa dipakai untuk transfusi.

Sementara untuk tahap post konseling yakni sesudah hasil pemeriksaan darah dan donor dinyatakan positif, maka pihak yang bersangkutan akan dipanggil lewat pos. Akan tetapi untuk kasus HIV akan dipanggil secara langsung lalu diberitahukan pada yang bersangkutan mengapa tidak bisa menjadi seorang pendonor darah.

  1. Pemeriksaan Golongan Darah

Pemeriksaan sebelum donor darah berikutnya adalah pemeriksaan golongan darah. Bagian ujung jari tengah pendonor akan ditusuk dengan alat medis steril untuk melihat golongan darah dari pendonor darah. Pemeriksaan golongan darah juga menjadi hal yang tidak kalah penting agar tidak terjadi kesalahan atau efek samping setelah transfusi darah dengan golongan darah yang tidak cocok dan bisa berakibat fatal apabila terjadi.

  1. Pemeriksaan Fisik

Dalam pemeriksaan fisik, calon pendonor akan melewati pemeriksaan fisik kecil yang umumnya adalah pengecekan tekanan darah, pemeriksaan detak jantung dan juga pengukuran suhu tubuh. Petugas juga akan menusuk ujung jari untuk memeriksa zat besi dan kadar hemoglobin.

fbWhatsappTwitterLinkedIn